IHSG Cetak Rekor, Tembus Angka 7.200 untuk Pertama Kalinya di Tahun 2023
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 31,82 atau 0,44% dari 7.187,85 ke 7.219,67 pada perdagangan Rabu (20/12) kemarin. Ini menjadi kali pertama IHSG menyentuh angka 7.200 pada tahun 2023.
Kenaikan ini didorong oleh optimisme investor bahwa Bank Indonesia akan mempertahankan 7 Days Reverse Repo Rate (BI Rate) di 6,0%, mengikuti US Fed yang mempertahankan suku bunga di 5,25%-5,50%.
Lebih lanjut, investor juga optimis bahwa tingkat bunga di AS saat ini akan memaksa inflasi turun ke rentang 2% dalam waktu dekat, sehingga US Fed akan menurunkan suku bunga, diikuti oleh Bank Indonesia.
Penurunan suku bunga diharapkan akan mendorong turunnya suku bunga pinjaman perbankan. Apabila suku bunga pinjaman perbankan turun, permintaan kredit dari berbagai sektor, termasuk korporasi dan ritel, akan meningkat.
Sejak awal November, IHSG mencatat kenaikan sebesar 6,9%. Kenaikan ini juga dapat diartikan sebagai bagian dari praktik “window dressing”—manajer investasi berupaya meningkatkan kinerja dana yang mereka kelola. Hal ini dapat dimaklumi mengingat harga-harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih tergolong undervalued.
Harga Obligasi Rupiah Cenderung Menguat Pada Hari Rabu (20/12)
Harga Surat Utang Negara (SUN) bergerak variatif dengan kecenderungan menguat pada perdagangan hari Rabu (20/12) lalu.
Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0095) turun sebesar 3bp (basis poin) menjadi 6,48%. Sementara itu, yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0096) turun sebesar 1bp (basis poin) menjadi 6,48%.
Secara keseluruhan, level yield SUN 10-tahun saat ini mendekati batas atas estimated range kami minggu ini, yaitu berkisar antara 6,44—6,70%.
Lebih lanjut, volume transaksi Surat Berharga Negara (SBN) secara outright tercatat sebesar Rp12,4 triliun kemarin. FR0070 dan PBS036 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing-masing sebesar Rp1,6 triliun dan Rp1,5 triliun. Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp884,8 miliar.
Harga Minyak Naik ke Level Tertinggi dalam Dua Minggu
Harga minyak mentah berjangka Brent mencapai puncak tertinggi dalam dua minggu terakhir, melampaui level $79,5 per barel pada hari Rabu (20/12). Angka ini menarik perhatian investor terhadap ketegangan geopolitik di Laut Merah.
Serangan yang dilakukan oleh Houthi di Laut Merah telah mengganggu perdagangan global. Hal ini memicu respons darurat dari Amerika Serikat untuk meluncurkan satuan tugas guna melindungi jalur perdagangan. Meskipun demikian, pemberontak Houthi tetap menentang. (Sumber: Investing)
Yield Obligasi Beberapa Negara Eropa Turun ke Level Terbawah
Inflasi di European Union (EU) pada bulan November turun ke rentang 2,4%, dari 2,9% di bulan sebelumnya. Hal ini membuat yield obligasi beberapa negara Eropa turun ke level terendah.
Yield French 10 Y turun ke 2,5% (terendah sejak Juli 2021), Germany 10 Y turun ke bawah 2% (terendah selama 2023), United Kingdom turun ke 3,5%, (terendah sejak 8 bulan yang lalu), dan inflasi di Inggris turun ke 3,8%, menjadi inflasi terendah sejak Januari 2022. Selain itu, yield Canada 10 Y juga turun ke bawah 2% dan telah turun sekitar 51 basis poin selama 4 minggu terakhir (Sumber: Trading Economics).
Turunnya yield obligasi US dan negara-negara Eropa anggota G20 mengindikasikan bahwa situasi ekonomi global menunjukkan perbaikan. Kini, investor tengah menunggu bank sentral untuk menurunkan suku bunga dari tiap-tiap negara.
Penurunan suku bunga akan berdampak positif ke berbagai industri. Apabila suku bunga turun, bunga pinjaman dan bunga obligasi akan menjadi lebih murah. Oleh karena itu, produktivitas dan penjualan perusahaan akan meningkat sehingga kinerja perusahaan membaik dan harga saham serta obligasi akan naik.
Indeks Dow Jones Turun 1,3% pada Hari Rabu (20/12) Akibat Aksi Profit Taking Investor
Indeks Dow Jones ditutup lebih rendah pada hari Rabu (20/12) lalu, menghentikan kenaikan selama sembilan hari beruntun. Hal ini disebabkan oleh aksi profit taking investor. Investor tampaknya mengambil keuntungan dari reli saham selama berminggu-minggu.
Pada perdagangan di hari Rabu (20/12), Dow Jones Industrial Average ditutup turun 475 poin atau -1,3%, S&P 500 ditutup turun -1,58%, dan NASDAQ Composite ditutup turun -1,5%.
Investor mengambil keuntungan dari reli pasar yang mendorong Dow ke level tertinggi sepanjang masa dan S&P 500 mendekati level tertinggi sepanjang masa, memicu aksi jual terbesar di pasar sejak bulan Maret.
Saham-saham berada di zona hijau selama jam perdagangan, menyusul tanda-tanda kekuatan konsumen dan peningkatan aktivitas perumahan. Penjualan rumah di AS melonjak secara tak terduga pada bulan November, mencapai level tertinggi dalam enam bulan dari bulan sebelumnya hingga tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman sebesar 1,56 juta unit.
Ekonom memperkirakan akan terjadi kenaikan lebih lanjut sebesar 0,6%, menjadi 5,44 juta rumah. Langkah ini dilakukan ketika data menunjukkan tingkat suku bunga hipotek 30 tahun turun ke level terendah sejak Juni.
Komentar dan Rekomendasi:
- Data-data terakhir indikator keuangan dari negara-negara besar menunjukkan perbaikan yang signifikan, terutama inflasi dan yield. Negara emerging seperti Indonesia sangat bergantung pada indikator ekonomi negara lain, terutama Amerika Serikat. Inflasi di AS menunjukkan penurunan dan mendekati level 2% yang diinginkan oleh US Federal Reserve dan akan menjadi dasar untuk menurunkan suku bunga. Pasar, termasuk pasar obligasi dan saham Indonesia, sudah mulai bereaksi. Sebagai contoh, yield Surat Utang Negara (SUN) 10 tahun, meski masih volatil, kini telah menunjukkan penurunan ke level 6,6% dari rentang 6,8%.
- Oleh karena itu, ini saat yang baik untuk berinvestasi atau menambah alokasi investasi ke reksa dana berbasis obligasi, yaitu reksa dana pendapatan tetap.
- Bagi investor agresif yang bersedia menghadapi volatilitas harian, investasi di reksa dana saham, reksa dana indeks saham, dan reksa dana campuran dapat diandalkan untuk mengakselerasi pertumbuhan aset, terutama untuk jangka waktu 1 tahun ke atas.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), memperoleh izin dari dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana.
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy, namun PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian tulisan ini atau kelalaian dari atau kerugian apapun yang diakibatkan dari penggunaan tulisan ini. Pendapat yang diungkapkan dalam tulisan ini adalah pandangan kami saat ini dan dapat berubah setiap saat tanpa pemberitahuan. Pembaca tulisan ini diwajibkan membaca prospektus dan memahami produk yang akan dibeli atau dijual sebelum melakukan transaksi pembelian dan/atau penjualan. Kinerja masa lalu tidak menjamin kinerja yang akan datang.