Harga Emas Antam Masih Mengalami Kenaikan
Harga emas logam mulia yang diproduksi oleh PT Aneka Tambang Tbk naik Rp7.000 per gram menjadi Rp1.131.000 pada Sabtu (13/1) lalu. Harga buyback (harga yang digunakan ketika menjual emas kembali) juga naik Rp8.000 per gram menjadi Rp.1.031.000 per gram.
Kenaikan harga emas dunia membuat emas Antam mengalami apresiasi. Menurut laporan dari Refinitiv, harga emas di pasar spot pada penutupan perdagangan Jumat (12/1) naik sebesar 0,94%, mencapai angka US$2.047,17 per troy ons.
Sementara itu, harga emas mengalami apresiasi sebesar 0,16% secara mingguan. (Sumber: CNBC Indonesia)
IHSG Naik 0,29% pada Jumat (12/1) Lalu
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau pada perdagangan Jumat (12/1), menguat sebesar 0,29% atau 21,17 poin, mencapai level 7.241,14.
Sepanjang sesi perdagangan, indeks komposit berfluktuasi dalam rentang harian antara 7.205,76 hingga 7.271,87.
Pendorong utama dari penguatan IHSG adalah sektor perindustrian yang mengalami kenaikan sebesar 0,85%, diikuti oleh sektor energi yang menguat 0,78%.
Kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp11.388,28 triliun dengan volume saham yang diperdagangkan sebanyak 17,21 miliar unit. Nilai transaksi tercatat sejumlah Rp9,41 triliun.
Sebanyak tiga saham bank jumbo ikut mendorong laju IHSG. Saham PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) menguat 1,94% ke level 6.575. Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) juga naik 1,31% menuju 9.700. Kemudian, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) melonjak 1,74% menjadi 5.850. (Sumber: Data Indonesia)
Pergerakan Aliran Modal Asing: Investor Asing Melakukan Pembelian Bersih di SBN, Saham, dan SRBI Sejak Awal Tahun 2024
Premi CDS Indonesia 5 tahun per 11 Januari 2024 sebesar 72,48 bps (basis poin), turun dibandingkan per 4 Januari 2024 sebesar 74,98 bps.
Berdasarkan data transaksi pada periode 8–11 Januari 2024, nonresiden (investor asing) mencatat penjualan bersih sebesar Rp1,61 triliun di pasar keuangan domestik.
Rinciannya meliputi penjualan bersih sebesar Rp3,21 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), pembelian bersih sebesar Rp2,08 triliun di pasar saham, dan penjualan bersih sebesar Rp0,48 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Secara keseluruhan, berdasarkan data setelmen hingga 11 Januari 2024, nonresiden (investor asing) melakukan pembelian bersih sebesar Rp3,11 triliun di pasar SBN, pembelian bersih sebesar Rp5,96 triliun di pasar saham, dan pembelian bersih sebesar Rp7,22 triliun di SRBI. (Sumber: Bank Indonesia)
Harga Saham di NYSE (New York Stock Exchange) berakhir Flat Hari Jumat (12/1) Lalu
Saham-saham AS ditutup hampir tidak berubah pada hari Jumat, setelah terombang-ambing antara keuntungan dan kerugian. Hasil pendapatan bank dan berita tentang inflasi yang lebih rendah dari perkiraan menjadi faktor utama. Ini mendorong harapan akan penurunan suku bunga dari Federal Reserve.
Data yang dirilis pada Jumat (12/1) menunjukkan bahwa harga produsen (producer price) AS secara tak terduga turun pada bulan Desember.
Penurunan ini terutama disebabkan oleh turunnya harga barang seperti makanan dan bahan bakar diesel, sementara harga jasa tidak mengalami perubahan selama tiga bulan berturut-turut. Fakta ini berlawanan dengan angka inflasi konsumen yang mencapai 3,7%, melampaui perkiraan pada hari Kamis.
Ekspektasi penurunan suku bunga setidaknya 25 basis poin oleh The Fed pada bulan Maret naik menjadi 79,5%, menurut FedWatch Tool CME, dari 73,2% di sesi sebelumnya.
Data pada hari Jumat juga menimbulkan dampak pada imbal hasil Treasury, yang cenderung lebih rendah. Meskipun demikian, komentar baru-baru ini dari beberapa pejabat bank sentral telah menolak potensi penurunan suku bunga dalam waktu dekat.
Dow Jones Industrial Average turun 118,04 poin, atau 0,31%, menjadi 37,592.98. S&P 500 naik 3,59 poin, atau 0,08%, menjadi 4.783,83, dan Nasdaq Composite naik 2,58 poin, atau 0,02%, menjadi 14.972,76.
Rekomendasi:
- Meski inflasi naik pada bulan Desember 2023, sebaliknya, harga produsen mengalami penurunan. Hal ini memperkuat harapan bahwa suku bunga AS akan turun lebih cepat. Yield obligasi Amerika Serikat turun kembali di bawah 4,0% sejak hari Kamis, 11 November yang lalu.
- Untuk investasi lebih dari 1 tahun, ini saatnya menambah investasi di reksa dana berbasis saham, khususnya reksa dana indeks saham karena portofolionya terdiri dari saham-saham berkapitalisasi besar dan menjadi pilihan saham (stock picking) investor asing.
- Yield (imbal hasil) obligasi rupiah khususnya yang bertenor panjang (10 tahun ke atas) masih volatile. Kinerja reksa dana pendapatan tetap juga masih akan volatile dalam jangka pendek, sehingga tidak tepat untuk berinvestasi jangka pendek di reksa dana pendapatan tetap, kecuali yang portofolionya berdurasi pendek dan volatilitasnya sangat rendah. Berinvestasi di reksa dana pasar uang juga disarankan karena kinerjanya ditopang oleh masih tingginya yield obligasi yang ada di dalam portofolio reksa dana pasar uang.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), memperoleh izin dari dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana.
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy, namun PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian tulisan ini atau kelalaian dari atau kerugian apapun yang diakibatkan dari penggunaan tulisan ini. Pendapat yang diungkapkan dalam tulisan ini adalah pandangan kami saat ini dan dapat berubah setiap saat tanpa pemberitahuan. Pembaca tulisan ini diwajibkan membaca prospektus dan memahami produk yang akan dibeli atau dijual sebelum melakukan transaksi pembelian dan/atau penjualan. Kinerja masa lalu tidak menjamin kinerja yang akan datang.