Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per 22 Februari 2024:
IHSG Sedikit Menurun Pada Kamis (22/2) Kemarin
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sedikit menurun pada perdagangan Kamis (22/2) kemarin. IHSG ditutup di posisi 7.339,6 atau turun tipis 0,13%.
Meski terkoreksi, IHSG masih bertahan di level psikologis 7.300. Nilai transaksi IHSG pada Kamis (22/2) kemarin mencapai sekitar Rp9,26 triliun dengan melibatkan 17 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,29 juta kali. Sebanyak 297 saham naik, 218 saham turun, dan 256 saham stagnan.
Sebagian investor mengambil aksi ambil untung (take profit) atas saham-saham berkapitalisasi besar, terutama perbankan. Saham perbankan naik cukup tinggi setelah pencoblosan pemilihan presiden, wakil presiden, dan legislatif berjalan lancar.
Pasar menyambut positif hasil quick count yang menunjukkan Prabowo-Gibran sebagai presiden dan wakil presiden terpilih. (CNBC Indonesia)
Rupiah Relatif Lebih Kuat Dibanding Mata Uang Negara Tetangga
Rupiah melemah sekitar 1,30% sejak awal tahun 2024. Meski demikian, pelemahan rupiah relatif lebih kecil dibandingkan mata uang Malaysian Ringgit (melemah 4,06%) dan Thai Baht (4,54%).
Penyebab pelemahan rupiah adalah masih tingginya BI Rate (6,0%) sehingga dapat menekan keluarnya uang dari Indonesia ke luar negeri.
Faktor lainnya adalah Indonesia menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Ekonomi Indonesia tumbuh 4,94% sepanjang tahun 2023, sehingga menjadikan Indonesia sebagai negara yang relatif stabil perekonomiannya.
Saham Amerika Serikat: Dow Ditutup pada Rekor Tertinggi Baru
Indeks saham utama Wall Street ditutup menguat tajam pada hari Kamis (22/2), didukung oleh AI yang memicu optimisme menyusul laba raksasa chip Nvidia yang optimis.
S&P 500 melonjak 2,1%, mencapai rekor tertinggi baru, sementara Nasdaq membukukan kenaikan satu hari terbesar sejak Februari 2023, naik hampir 3%. Secara bersamaan, Dow Jones melonjak 456 poin (+1,18%), menembus level 39.000 untuk pertama kalinya dalam sejarah dan ditutup pada level tertinggi baru.
Lebih lanjut, saham Nvidia melonjak 16,4% menjadi $785,38, mendorong kapitalisasi pasarnya melampaui $1,9 triliun setelah melampaui ekspektasi kuartalan. Kinerja ini mencerminkan meningkatnya kepercayaan terhadap AI dan permintaan akan chip khusus Nvidia.
Saham Nvidia mengalami kenaikan bersejarah dalam satu hari, menambahkan $277 miliar pada nilai pasarnya. Akibatnya, saham produsen chip lainnya, seperti Advanced Micro Devices (10,6%), Qualcomm (1,8%), dan Micron (5,4%) juga meningkat tajam. Sementara itu, Salesforce menjadi pemain terbaik di Dow Jones, melonjak 3,5%.
Ekspektasi Terakhir Mengenai Arah Suku Bunga USD
Ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga The Fed pada Maret 2024 telah menurun menjadi 62,2 persen dibandingkan perkiraan sebelumnya sebesar 72,9 persen.
Hal ini disebabkan oleh data tenaga kerja AS yang lebih baik dari ekspektasi. Selain itu, pidato dari beberapa pejabat The Fed juga menunjukkan sikap “hawkish”, atau cenderung menaikkan suku bunga.
Namun, ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga The Fed pada Juni 2024 masih tinggi, mencapai 88,8 persen. Secara keseluruhan, proyeksi triwulanan FOMC (Federal Open Market Comittee) menunjukkan bahwa para pejabat The Fed memperkirakan adanya penurunan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bps) pada 2024, laju penurunan yang lebih tajam dari proyeksi September lalu.
Ekspektasi median untuk suku bunga The Fed pada akhir 2024 mencapai 4,6 persen. (Bisnis, Investor)
Komentar dan Rekomendasi:
1. Investor Konservatif:
Jangka Pendek: Prioritaskan keamanan dan likuiditas. Pertimbangkan untuk berinvestasi dalam instrumen seperti surat utang negara dan reksadana pasar uang. Meskipun imbal hasilnya mungkin lebih rendah, risiko kerugian juga minim.
Jangka Panjang: Pertimbangkan reksadana pendapatan tetap atau reksadana campuran konservatif. Diversifikasi portofolio dengan saham-saham blue chip (saham berkapitalisasi besar) yang stabil juga bisa menjadi pilihan. Ingat untuk memantau kondisi pasar dan melakukan rebalancing secara berkala.
2. Investor Moderat:
Jangka Pendek: Selain instrumen konservatif, pertimbangkan reksadana indeks saham yang pada umumnya berisi saham-saham blue chips atau berkapitalisasi besar.
Jangka Panjang: Pertimbangkan reksadana indeks saham yang mengikuti kinerja indeks pasar saham. Investasi dalam saham-saham sektor yang berpotensi tumbuh juga bisa menjadi strategi. Tetap konsisten dan fokus pada tujuan jangka panjang.
Investor Agresif:
Jangka Pendek: Perbesar alokasi dalam reksa dana saham dan reksa dana indeks saham dan take profit jika IHSG sudah naik 3%-4%. Perhatikan tren pasar dan berita terkini.
Jangka Panjang: Perbesar alokasi di reksadana-reksadana saham dan jangan terpengaruh oleh volatilitas jangka pendek.
Ingatlah bahwa setiap investor memiliki situasi dan tujuan yang berbeda. Konsultasikan dengan ahli keuangan untuk merancang strategi investasi yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), memperoleh izin dari dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana.
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy, namun PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian tulisan ini atau kelalaian dari atau kerugian apapun yang diakibatkan dari penggunaan tulisan ini. Pendapat yang diungkapkan dalam tulisan ini adalah pandangan kami saat ini dan dapat berubah setiap saat tanpa pemberitahuan. Pembaca tulisan ini diwajibkan membaca prospektus dan memahami produk yang akan dibeli atau dijual sebelum melakukan transaksi pembelian dan/atau penjualan. Kinerja masa lalu tidak menjamin kinerja yang akan datang.