tanamduit menawarkan investasi AMAN dengan return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito.
Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per 13 Agustus 2024:
Harga Emas Diperkirakan Masih Akan Naik Hingga Akhir Tahun
Harga emas Antam diperkirakan menyentuh harga tertinggi pada akhir tahun ketika kondisi geopolitik tidak stabil dan mata uang USD diramal melemah.
Analis dari Dupoin Indonesia mengatakan sentimen kenaikan ini disebabkan pemilihan presiden Amerika Serikat yang berlangsung di akhir tahun ini.
Selain itu, ekspetasi terhadap penurunan suku bunga oleh The Fed pada September mendatang semakin membuat investor beralih untuk berinvestasi emas, instrumen safe haven.
Emas diprediksi mencapai ATH (all time high) di akhir tahun 2024, mungkin dapat mencapai kisaran Rp2 juta karena kondisinya mendukung untuk kenaikan.
Kondisi geopolitik Timur Tengah juga menjadi sentimen pendukung harga emas akan naik. Hal ini karena pertikaian di Timur Tengah memicu kekhawatiran yang lebih besar karena juga melibatkan Rusia dan negara-negara yang memiliki nuklir.
Berdasarkan analisa ini, menurut analis tersebut bagi investor yang ingin berinvestasi di emas dapat memulainya dari sekarang ketika pasar masih terkoreksi. (KONTAN, 14 Agustus 2024)
IHSG Naik Lagi di Hari Selasa Kemarin
IHSG kembali mengalami peningkatan sebesar 59,01 poin atau 0,81% ke 7.356,64 dengan nilai transaksi sekitar Rp8,57 trilyun dan investor asing kembali melakukan net buy sekitar Rp484 milyar sehingga secara year to date net buy asing tercatat sekitar Rp2,4 trilyun.
Kenaikan IHSG dipicu oleh keyakinan bahwa inflasi konsumen di AS bulan Juli akan turun ke 2,9% dari bulan sebelumnya 3,0% yang akan dirilis hari Rabu ini dan selanjutnya akan diikuti dengan penurunan suku bunga USD di bulan September mendatang.
Kenaikan IHSG juga diikuti oleh kenaikan indeks lainnya, LQ45 +0,47%, IDX30 +0,71%, Bisnis27 +0,71%, SRI Kehati +0,66% dan ISSI +0,65%. (CNBC Indonesia)
Harga Surat Utang Negara Naik
Selasa (13/8), harga SUN mengalami penguatan. Hal ini tercermin dari yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0101) yang turun 3 basis poin ke level 6,60%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0100) yang turun sebesar 1 basis poin menjadi 6,77%.
Nilai transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp20,2 triliun kemarin, lebih tinggi dari hari sebelumnya Rp13,8 triliun. Sementara itu, nilai transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp605,1 miliar. (BNI Sekuritas)
USD Dollar Index Turun Lagi
USD Dollar Index jatuh ke angka di bawah 103 pada hari Selasa (13/8). Hal ini terjadi karena harapan baru akan inflasi yang lebih rendah dan kekhawatiran melambatnya pertumbuhan ekonomi sehingga memperkuat ekspektasi pemotongan suku bunga yang akan datang oleh Federal Reserve.
Inflasi produsen (Producer Price Index/PPI) di AS naik tipis 0,1% dari bulan sebelumnya di bulan Juli, di bawah ekspektasi kenaikan 0,2%.
Data tersebut meningkatkan harapan harga konsumen (Consumer Price Index/CPI) yang lebih rendah yang akan dirilis Rabu ini berbarengan dengan data Personal Consumption Expenditure/PCE) dan yang akan digunakan oleh the Fed sebagai dasar penentuan suku bunga USD. (Trading Economics)
Harga Emas Dunia Terkoreksi Selasa Kemarin
Emas turun di bawah USD2.470 per ons pada hari Selasa (13/8), tetapi bertahan mendekati rekor tertinggi. Meskipun demikian, daya tarik emas sebagai safe haven meningkat seiring meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah antara Israel dengan Hamas di Palestina, Hizbullah di Lebanon dan Iran, serta ketegangan antara Ukraina dan Rusia.
Selain itu, investor juga memonitor angka inflasi konsumen AS pada hari Rabu (14/8) yang akan memberikan arah suku bunga USD. Suku bunga yang lebih rendah meningkatkan daya tarik logam mulia yang tidak berbunga seperti emas. (Trading Economics)
Ulasan
- Data pengangguran AS yang dirilis hari Kamis (8/8) di bawah ekspektasi pasar telah menurunkan kekhawatiran investor akan terjadinya resesi di AS.
- Pasar optimis bahwa suku bunga USD akan diturunkan pada bulan September mendatang. Namun, volatilitas pasar saham masih akan tetap berlanjut karena penurunan kinerja emiten, tetapi yield obligasi terus menurun atau harga obligasi terus meningkat.
- Pasar saham Indonesia masih akan volatile di Q3-2024 tetapi tidak setinggi volatilitas bursa efek utama dunia. Hal ini karena kinerja emiten yang masih baik, perbankan akan semakin membaik di tengah harapan suku bunga BI akan ikut turun setelah turunnya suku bunga USD.
- Harga obligasi Surat Utang Negara dan korporasi menunjukkan kenaikan, ini tercermin di indeks obligasi Indobex (ICBI) yang terus sejak 3 minggu terakhir.
- Penurunan suku bunga USD akan diikuti oleh penurunan suku bunga Rupiah BI Rate oleh Bank Indonesia karena inflasi yang sesuai dengan ekspektasi, 2,50%.
- Laporan Keuangan emiten-emiten Indonesia di Q2-2024 menunjukkan hasil yang baik, termasuk perbankan yang sempat turun cukup dalam di bulan Juni yang lalu.
- Harga emas diperkirakan masih akan naik karena selain akan turunnya suku bunga USD juga karena ketidakpastian global dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang meningkat.
Rekomendasi
- Untuk jangka pendek, investor disarankan untuk tetap berinvestasi di reksa dana pasar uang karena masih memberikan return lebih tinggi dari bunga deposito.
- Untuk jangka menengah dan panjang, pertimbangkan untuk mengakumulasi reksa dana saham dan indeks saham. Hal ini karena menguatnya kemungkinan turunnya suku bunga US di bulan September mendatang dan mendorong investor global untuk mengalokasikan investasinya ke emerging countries, termasuk ke Indonesia, dan ini akan mendorong naiknya harga-harga saham di Bursa Efek Indonesia.
- Harga emas masih volatile. Dalam jangka menengah dan jangka panjang, harga emas diperkirakan masih akan naik karena beberapa bank sentral masih melakukan pembelian emas untuk diversifikasi risiko karena ketidakpastian global, baik dalam hal perekonomian maupun geopolitik yang masih memanas.
- Emas dapat dipertimbangkan untuk menjadi portfolio investasi untuk jangka menengah dan panjang.
- Tetaplah berinvestasi secara rutin untuk mencapai tujuan keuangan. Pilih produk reksa dana yang sesuai dengan profil risiko masing-masing.
- Emas dapat dipertimbangkan untuk investasi jangka panjang karena nilai emas selalu mengalahkan inflasi.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), anak perusahaan PT Mercato Digital Asia, yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018.
PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam).
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. Meskipun demikian, PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian, kelalaian, atau kerugian apapun dari penggunaan tulisan ini.