tanamduit menawarkan investasi AMAN dengan return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Masa penawaran SBN Syariah seri Sukuk Ritel SR021 dibuka tanggal 23 Agustus – 18 September 2024 dengan kupon 6,35% (SR021-T3) dan 6,45% (SR021-T5) per tahun.
Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per 27 Agustus 2024:
IHSG Terkoreksi Hari Selasa Kemarin
Setelah mencatat rekor tertinggi baru hari Senin yang lalu IHSG mengalami sedikit koreksi hari Selasa kemarin, turun 8,31 poin atau -0,11% ke 7.597,88. Nilai transaksi tercatat Rp10,77 trilyun dan investor asing melakukan net sell Rp544 milyar.
Koreksi terjadi karena investor mencermati dimulainya pendaftaran calon gubernur dan bupati serta walikota yang membuat investor lebih berhati-hati karena sejumlah daerah strategis seperti Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan berpotensi mempengaruhi arus investasi ke daerah-daerah tersebut.
Saham-saham perbankan menjadi penggerak penurunan IHSG, BBRI -2,36%, BBNI -2,26%, BBCA -1,21%, sedangkan yang menahan penurunan IHSG adalah AMMN +3,27%, UNTR +1,11%, JPFA +4,10%.
Harga Surat Utang Negara Melemah Selasa Kemarin
Harga SUN mengalami pelemahan yang ditandai dengan naiknya yield SUN Benchmark 5-tahun sebesar 5 basis poin ke level 6,52%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun naik sebesar 5 basis poin ke level 6,63%.
Nilai transaksi SUN (SBN) secara outright tercatat sebesar Rp16,6 triliun kemarin, lebih tinggi dari hari sebelumnya Rp15,1 triliun. Sementara itu, nilai transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp1,7 triliun. (BNI Sekuritas)
Harga Emas Menguat Tipis Selasa Kemarin
Harga emas naik tipis pada penutupan perdagangan Selasa kemarin didorong oleh melemahnya dolar, dan investor menunggu data inflasi yang memberikan gambaran mengenai skala perkiraan penurunan suku bunga oleh Federal Reserve bulan September mendatang.
Mengutip Reuters, harga emas di pasar spot naik 0,3% menjadi USD2,524.94 per ounce, tidak jauh dari rekor tertinggi USD2,531.60 yang dicapai minggu lalu. (Bisnis)
Pasar Menanti Penurunan Suku Bunga USD Bulan September Mendatang
Minggu yang akan datang, tepatnya hari Kamis 5 September 2024, akan dirilis data revisi kedua pertumbuhan ekonomi AS kuartal II-2024.
Konsensus Trading Economics memproyeksikan pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal tersebut tumbuh 2,4%, sedikit di bawah estimasi awal 2,8%. Revisi ini krusial untuk mengevaluasi ketangguhan ekonomi AS menghadapi potensi penurunan suku bunga.
Sementara itu, probabilitas pemotongan suku bunga 25 basis poin ke 5,00%-5,25% pada rapat 18 September 2024 mencapai 71,5%. Namun, pasar masih melihat kemungkinan The Fed melakukan pemangkasan hingga 50 basis poin. (CNBC Indonesia)
Ulasan
- US Fed menegaskan kembali sinyal-sinyal suku bunga USD akan turun dalam waktu dekat dan pasar semakin yakin bahwa suku bunga USD akan segera turun di bulan September mendatang, bahkan sebagian pelaku pasar yakin bahwa suku bunga akan turun 50 bps.
- Penurunan suku bunga USD akan diikuti oleh penurunan suku bunga Rupiah BI Rate oleh Bank Indonesia karena inflasi yang sesuai dengan ekspektasi, 2,50%.
- Derasnya dana investasi asing ke SUN, saham dan SRBI adalah gambaran tingkat kepercayaan yang tinggi investor asing akan potensi return yang akan mereka peroleh.
Rekomendasi
- Untuk jangka pendek, investor disarankan untuk tetap berinvestasi di reksa dana pasar uang karena masih memberikan return lebih tinggi dari bunga deposito.
- Untuk jangka menengah dan panjang, pertimbangkan untuk mengakumulasi reksa dana saham dan indeks saham. Hal ini karena menguatnya kemungkinan turunnya suku bunga US di bulan September mendatang dan mendorong investor global untuk mengalokasikan investasinya ke emerging countries, termasuk ke Indonesia, dan ini akan mendorong naiknya harga-harga saham di Bursa Efek Indonesia.
- Harga emas masih volatile. Dalam jangka menengah dan jangka panjang, harga emas diperkirakan masih akan naik karena beberapa bank sentral masih melakukan pembelian emas untuk diversifikasi risiko karena ketidakpastian global, baik dalam hal perekonomian maupun geopolitik yang masih memanas.
- Emas dapat dipertimbangkan untuk menjadi portfolio investasi untuk jangka menengah dan panjang.
- Tetaplah berinvestasi secara rutin untuk mencapai tujuan keuangan. Pilih produk reksa dana yang sesuai dengan profil risiko masing-masing.
- Emas dapat dipertimbangkan untuk investasi jangka panjang karena nilai emas selalu mengalahkan inflasi.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), anak perusahaan PT Mercato Digital Asia, yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018.
PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam).
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. Meskipun demikian, PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian, kelalaian, atau kerugian apapun dari penggunaan tulisan ini.