fb-logo
Beranda » belajar » Tanamduit Outlook » tanamduit Breakfast News: 13 November 2024

tanamduit Breakfast News: 13 November 2024

oleh | Nov 13, 2024

tanamduit menawarkan investasi AMAN dengan return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market dan strategi investasinya melalui penjelasan berikut.

Ringkasan Market Update:

  • IHSG bangkit naik 0,76%, ditopang oleh kenaikan harga saham-saham big caps setelah mengalami penurunan di 2 minggu terakhir.
  • Rupiah semakin melemah dan harga Surat Utang Negara tertekan.
  • Harga emas dunia masih trend turun karena US Dollar Index menguat tajam.
SBN ST013, Sumber Passive Income Syariah Terbaik!
  •  Surat Berharga Negara (SBN) Syariah seri ST013 sudah bisa dibeli di tanamduit. Imbal hasil 6,40%/tahun untuk tenor 2 tahun (ST013-T2) dan 6,50%/tahun untuk tenor 4 tahun (ST013-T4).
  • Kupon ST013 dibayar setiap bulan di tanggal 10, modal dikembalikan saat jatuh tempo.
  • Telah dinyatakan sesuai syariah oleh DSN-MUI, bebas riba.
  • Masa penawaran ST013: 8 November–4 Desember 2024. Investasi ST013 di tanamduit, bonus total jutaan reksadana!

    Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per 12 November 2024:

     

    market update 13 november

     

    IHSG Bangkit Naik, ditopang oleh Saham-Saham Big Caps Setelah Turun Tajam  2 Minggu Terakhir

    IHSG bangkit naik 55,53 poin atau 0,76% ke 7.321,99 Selasa kemarin walaupun investor asing masih melakukan net sell sebesar Rp1,1 triliun. Hal ini menjadikan nilai net sell investor asing selama seminggu terakhir sekitar Rp7,6 triliun.

    Kenaikan IHSG terjadi karena beberapa saham big caps mengalami kenaikan yang cukup besar.

    Beberapa contohnya adalah AMMN (+2,97%),  BREN (+1,69%), BBCA (+1,0%), BBRI (+0,90%) dan BRIS (+2,13%), yang  dinilai sudah mencapai titik rendah setelah mengalami penurunan signifikan dalam 2 minggu terakhir. (CNBC Indonesia)

    Rupiah Semakin Melemah dan Harga Surat Utang Negara Turun (Yield Naik)

    Rupiah terperosok melemah semakin dalam pada perdagangan Selasa kemarin. Penyebabnya adalah tekanan jual melanda pasar obligasi negara di pasar sekunder dan cukup besarnya net sell oleh investor asing di pasar saham.

    Rupiah spot tergulung sentimen buruk pasar global dan regional yang kembali tertekan ‘Trump Trade‘, juga kehati-hatian para pemodal menjelang rilis data inflasi Amerika Serikat pada Rabu esok.

    Rupiah melemah sekitar 0,7%, ke kisaran Rp 15.780 per US Dollar. Alhasil, rupiah menjadi valuta terlemah kedua setelah baht yang anjlok sekitar 0,9%.

    Semua mata uang Asia ambruk tertekan dolar AS hari ini. Indeks yang mengukur kekuatan the greenback ditutup menguat di 105,76 ketika sesi perdagangan Asia berakhir.

    Sentimen ‘Trump Trade‘, yaitu kebijakan tarif impor yang tinggi yang akan diterapkan oleh Trump, serta makin pesimisnya prospek penurunan bunga acuan global pada tahun depan, telah membuat tingkat imbal hasil atau yield US Treasury, surat utang AS, kembali naik.

    Hal ini selanjutnya memicu arus jual di pasar obligasi domestik.

    Yield Surat Berharga Negara (SBN) di mayoritas tenor terpantau melesat hari ini, mengindikasikan ada tekanan jual yang menurunkan harga obligasi negara. (Bloomberg Technoz)

    Harga Emas Masih Trend Turun

    Harga emas bergerak turun dalam perdagangan Eropa pada hari Selasa kemarin. Penurunan ini disebabkan oleh US Dollar yang menguat tajam di tengah spekulasi atas kebijakan pemerintahan Donald Trump yang akan menurunkan tarif pajak dalam negeri dan menaikkan tarif impor.

    Alhasil, harga barang akan naik dan memicu inflasi sehingga akan menghambat penurunan suku bunga USD.

    Kemenangan Trump juga telah membuat nilai mata uang USD semakin menguat.Hal ini tercermin dari nilai US Dollar Index yang naik ke kisaran 105,8. Dengan kata lain, telah  terjadi kenaikan sekitar 2,4% dalam seminggu terakhir. (Investing, tanamduit)

    Ulasan

    • Kemenangan Trump sebagai Presiden AS periode 2025-2029 yang mengkampanyekan penurunan pajak dalam negeri dan kenaikan tarif impor yang akan membuat utang negara semakin naik dan inflasi juga tetap tinggi, membuat pelaku pasar melakukan antisipasi pengelolaan portofolio mereka. Kebijakan Trump menjadi hal negatif bagi negara berkembang, termasuk Indonesia, karena Rupiah menjadi tertekan, yield obligasi SUN menjadi volatile dan sulit turun, serta harga saham menjadi tertekan dalam jangka pendek.
    • Sekarang pasar bersikap wait and see, menanti pelantikan Donald Trump di bulan Januari 2025, kabinet yang akan dibentuk, serta program yang akan diterapkan selama masa kepemimpinannya.
    • Harga saham di BEI akan tetap volatile. Butuh waktu agar harga saham kembali ke level tertinggi di atas 7.700. Demikian halnya dengan yield Surat Utang Negara.
    • Kenaikan harga emas akan tertahan dalam jangka pendek, karena penguatan US Dollar masih akan berlanjut hingga Donald Trump dilantik dan adanya kejelasan tentang program yang akan diterapkan. Namun, belum redanya ketegangan di Timur Tengah akan membuat emas tetap menjadi aset safe haven. 

    Rekomendasi

    • Untuk jangka pendek, investor disarankan untuk tetap berinvestasi di reksa dana pasar uang karena masih memberikan return lebih tinggi dari bunga deposito.
    • Untuk jangka panjang, tetaplah berinvestasi di reksa dana berbasis saham secara rutin. Harga-harga saham dalam jangka panjang memberikan return yang lebih tinggi dibanding bunga deposito.
    • Walaupun sudah berada pada harga tertinggi yang baru, harga emas dalam jangka menengah–panjang diperkirakan masih akan naik. Pasalnya, beberapa bank sentral masih melakukan pembelian emas untuk diversifikasi risiko akibat ketidakpastian global, baik dalam hal perekonomian maupun geopolitik. Emas dapat dipertimbangkan untuk menjadi aset safe haven jangka menengah–panjang.
    • Tetaplah berinvestasi secara rutin untuk mencapai tujuan. Pilih produk reksa dana yang sesuai dengan profil risiko masing-masing.

    Yuk, investasi sekarang di tanamduit!

    DISCLAIMER:

    Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), anak perusahaan PT Mercato Digital Asia, yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018.

    PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam).

    Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. Meskipun demikian, PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian, kelalaian, atau kerugian apapun dari penggunaan tulisan ini.

    tanamduit Team

    tanamduit adalah aplikasi investasi reksa dana, emas, Surat Berharga Negara (SBN), dan asuransi yang telah berizin dan diawasi oleh OJK.

    banner-download-mobile