tanamduit menawarkan investasi AMAN dengan return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market dan strategi investasinya melalui penjelasan berikut.
Ringkasan Market Update:
- Neraca pembayaran Indonesia Q3-2024 surplus sebesar USD5,9 miliar.
- IHSG rebound, naik 0,77% pada Jumat (22/11), setelah sebelumnya turun 2 hari beruntun.
- Rupiah menguat karena semakin dalamnya instrumen yang digunakan Bank Indonesia untuk menstabilkan Rupiah.
- Harga Surat Utang Negara turun pada Jumat (22/11) lalu.
- Harga emas naik 5% selama pekan lalu.
- Surat Berharga Negara (SBN) Syariah seri ST013 sudah bisa dibeli di aplikasi tanamduit. Imbal hasil 6,40%/tahun untuk tenor 2 tahun (ST013-T2) dan 6,50%/tahun untuk tenor 4 tahun (ST013-T4).
- Kupon ST013 dibayar setiap bulan di tanggal 10, modal dikembalikan saat jatuh tempo.
- Telah dinyatakan sesuai syariah oleh DSN-MUI, bebas riba.
- Masa penawaran ST013: 8 November–4 Desember 2024. Investasi ST013 di tanamduit, bonus total jutaan reksadana!
Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per 22 November 2024.
Neraca Pembayaran Indonesia Q3-2024 Surplus USD5,9 Miliar
Neraca pembayaran Indonesia mengalami surplus USD5,9 miliar di Q3-2024, setelah sebelumnya defisit sebesar USD0,6 miliar di Q2-2024. Surplus neraca pembayaran ditopang oleh surplus neraca transaksi modal dan finansial yang meningkat, serta defisit neraca transaksi berjalan yang lebih rendah.
Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa meningkat dari sebesar 140,2 miliar dolar AS pada akhir Juni 2024 (akhir Q2-2024), menjadi sebesar 149,9 miliar dolar AS pada akhir September 2024 (akhir Q3-2024).
Cadangan devisa kini setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. (Bank Indonesia)
*Catatan: Neraca Pembayaran Indonesia adalah catatan sistematis mengenai semua transaksi ekonomi antara penduduk Indonesia dan penduduk negara lain selama periode tertentu. Neraca pembayaran mencakup:
- Transaksi Berjalan: Termasuk perdagangan barang dan jasa, pendapatan, dan transfer berjalan.
- Transaksi Modal dan Finansial: Meliputi aliran modal berupa investasi langsung, investasi portofolio, dan investasi lainnya.
IHSG Rebound, Naik 0,77% Setelah Sebelumnya Turun 2 Hari Beruntun
Hari Jumat (22/11) lalu, IHSG rebound atau naik 54,65 poin (+0,77%) ke 7.195,57, setelah sebelumnya turun 2 hari beruntun.
Nilai transaksi tercatat Rp10,04 triliun. Investor asing masih melakukan net sell atau lebih jual sebesar Rp353 miliar.
IHSG dan indeks saham lainnya di BEI mengalami kenaikan, merespons positif rilis Neraca Pembayaran Indonesia yang surplus USD5,9 miliar.
Saham-saham perbankan mengalami tekanan pada hari-hari sebelumnya, memimpin kenaikan indeks saham pada Jumat (22/11) lalu. Saham BBRI +3,53%, BBNI +2,54%, BRIS +9,67% dan BMRI +1,63%. Selain itu, GOTO juga mengalami kenaikan signifikan, +8,33%. (IDX, CNBC Indonesia)
Rupiah Menguat Karena Semakin Dalamnya Instrumen untuk Menjaga Kestabilan Rupiah
Hari Jumat (22/11) lalu, Rupiah ditutup menguat 0,31% ke Rp15.870 per USD.
Menurut Kepala Ekonom Bank BCA, David Sumual, pergerakan rupiah yang menguat dan masih berada di bawah Rp16.000 per USD disebabkan oleh semakin dalamnya (likuiditas) pasar keuangan di Indonesia.
Hal ini ditopang oleh makin maraknya instrumen penyerap dolar yang disediakan oleh Bank Indonesia, seperti Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang diminati banyak investor.
Selain itu, pemerintah juga disiplin dalam menjalankan kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE). (CNBC Indonesia)
Indobex Government Turun 9 bps Jumat (22/11) Lalu
Harga SUN bergerak sideways dalam rentang yang terbatas pada sesi perdagangan hari ini. Harga SUN seri acuan bergerak mixed hingga 30 basis poin dari level penutupan kemarin, sementara yield SUN bertenor 10 tahun (FR0100) naik sebesar 1 basis poin ke level 6,90%.
Indeks obligasi pemerintah, Indobex Government, turun sekitar 0,09% dibanding hari sebelumnya. Nilai transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp9,39 triliun, lebih rendah dari hari sebelumnya Rp15,71 triliun. (BNI Sekuritas)
Harga Emas Masih Tren Naik
Pada Jumat (22/11), harga emas naik ke USD2.700 per ons. Harga emas telah mengalami kenaikan selama 5 hari beruntun, dan naik hampir 5% pekan lalu.
Kenaikan harga emas ini terjadi karena investor beralih ke aset safe haven di tengah meningkatnya risiko geopolitik di Eropa Timur dan Timur Tengah.
Awal minggu lalu, Ukraina meluncurkan rudal kedua yang dipasok Barat ke Rusia, sementara angkatan udara Kyiv melaporkan bahwa Rusia menembakkan rudal balistik antarbenua pertamanya ke Ukraina pada hari Kamis sebagai balasan. (Trading Economics)
Ulasan
- Kuatnya ekonomi AS dan kemenangan Donald Trump sebagai Presiden AS yang sangat protektif, membuat inflasi di AS masih tetap tinggi dan suku bunga masih akan tetap tinggi. Hal ini membuat membuat nilai Rupiah tertekan dan suku bunga Rupiah sulit turun, dan selanjutnya menekan pertumbuhan IHSG.
- Kuatnya data ekonomi AS membuat instrumen investasi AS seperti saham dan obligasi menjadi lebih menarik dibanding bursa negara berkembang, termasuk Indonesia. Oleh karena itu, investor asing memindahkan investasinya dari Indonesia ke AS. Ini menekan harga saham di BEI dan menaikkan yield obligasi rupiah.
- Harga saham di BEI masih akan tetap volatile. Butuh waktu agar harga saham kembali ke level tertinggi di atas 7.700. Demikian halnya dengan yield Surat Utang Negara.
- Harga emas diperkirakan akan volatile. Nilai emas “tarik-menarik”, antara masih akan tingginya suku USD yang menahan kenaikan harga emas, dan situasi ketegangan politik yang masih tinggi di Rusia-Ukraina dan Israel-Hamas, serta Hizbullah-Iran.
Rekomendasi
- Untuk jangka pendek, investor disarankan untuk tetap berinvestasi di reksa dana pasar uang karena masih memberikan return lebih tinggi dari bunga deposito.
- Untuk jangka panjang, tetaplah berinvestasi di reksa dana berbasis saham secara rutin. Harga-harga saham dalam jangka panjang memberikan return yang lebih tinggi dibanding bunga deposito.
- Semakin meningkatnya peperangan antara Rusia vs Ukraina, Israel vs Hamas, serta Hizbullah dan Iran, membuat emas sebagai aset safe haven menjadi semakin layak untuk menjadi portofolio lindung nilai.
- Tetaplah berinvestasi secara rutin untuk mencapai tujuan. Pilih produk reksa dana yang sesuai dengan profil risiko masing-masing.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), anak perusahaan PT Mercato Digital Asia, yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018.
PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam).
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. Meskipun demikian, PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian, kelalaian, atau kerugian apapun dari penggunaan tulisan ini.