tanamduit menawarkan investasi AMAN dengan return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market dan strategi investasinya melalui penjelasan berikut.
Ringkasan Market Update:
- IHSG naik lagi hari Rabu (11/12) kemarin, bernuansa window dressing akhir tahun.
- Harga Surat Utang Negara masih tren penurunan.
- Inflasi AS bulan November sesuai perkiraan, menahan penguatan US Dollar Index dan kenaikan yield obligasi US Treasury.
- Harga emas melanjutkan kenaikan karena inflasi AS bulan November sesuai perkiraan.
Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per 11 Desember 2024.
IHSG Menguat Hari Keempat Beruntun Rabu (11/12) Kemarin, Nuansa Window Dressing
IHSG dan indeks saham lainnya ditutup menguat Rabu (11/12) kemarin.
IHSG naik tipis 0,15% ke 7.464,75, menjadi kenaikan hari ke-4 beruntun, serta mencatat pertumbuhan sekitar 4,9% sejak awal bulan Desember.
Transaksi IHSG tercatat Rp16,29 triliun. Investor asing melakukan net buy sebesar Rp495 miliar dan menjadikan net buy sejak awal bulan Desember (month to date) sekitar Rp 1,9 triliun.
Kenaikan IHSG bernuansa “window dressing”, yaitu upaya para manajer investasi untuk mempercantik kinerja investasinya di akhir tahun dengan melakukan transaksi beli yang lebih aktif, terutama saham-saham big caps yang dinilai masih undervalued.
Kenaikan IHSG ditopang oleh TLKM +3,25%, BBRI +0,46%, BBCA 0,72%, BYAN +3,50%. (IDX, Bloomberg Technoz)
Harga Surat Utang Negara Masih Tren Penurunan
Dilansir dari website PHEI, harga SUN (Surat Utang Negara) 10 tahun kembali mengalami penurunan. Hal ini ditandai dengan naiknya yield SUN tenor 10 tahun sebesar 1 bps ke 7,0202, menjadi kenaikan yield selama 7 hari beruntun sejak 3 Desember yang lalu.
Yield SUN 10 tahun turun karena tertekan oleh naiknya yield US Treasury 10 tahun sejak 5 Desember lalu.
Selain itu, penurunan harga SUN juga terjadi karena sebagian investor global menjual investasi yang sudah menguntungkan mereka di pasar emerging, seperti di Indonesia, karena masih ada kekhawatiran akan situasi ekonomi global.
Pelaku pasar cenderung mengurangi risiko jelang rilis data inflasi AS Rabu malam, yang diperkirakan akan menghambat peluang penurunan bunga The Fed. (PHEI, Bloomberg Technoz)
Laju Inflasi AS Naik Menjadi 2,7% Sesuai Perkiraan, Membuat Yield US Treasury 10 Tahun & US Dollar Index Sedikit Melemah
Laju inflasi (Consumer Price Index) tahunan di AS bulan November naik menjadi 2,7% dari 2,6% di bulan sebelumnya, sesuai perkiraan pasar.
Secara bulanan, CPI naik sebesar 0,3%, tertinggi sejak April lalu, sedikit di atas 0,2% pada Oktober, dan juga sesuai dengan perkiraan.
Kenaikan inflasi yang sesuai dengan perkiraan ini membuat US Dollar Index (DXY) sedikit menurun di sekitar 106,5 pada hari Rabu kemarin.
Investor tetap yakin bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga minggu depan. Namun, dengan inflasi yang masih tetap tinggi, penurunan suku bunga di 2025 akan melambat.
Sementara itu, imbal hasil atau yield obligasi US Treasury tenor 10 tahun AS bertahan di kisaran 4,22% pada hari Rabu, karena kurangnya kejutan positif pada laporan CPI AS dan masih tingginya tingkat keyakinan investor, sekitar 90%, bahwa suku bunga USD akan turun sebesar 25 bps di minggu yang akan datang dalam pertemuan pejabat US Federal Reserve. (Trading Economics)
Harga Emas Dunia Naik Setelah Rilis Data Inflasi AS Sesuai Perkiraan
Emas naik ke level USD2.700 per ons pada hari Rabu (11/12) kemarin.
Kenaikan emas memperpanjang reli dua hari beruntun, setelah di hari yang sama ada rilis data inflasi CPI AS November yang sesuai dengan perkiraan pasar dan membuat ekspektasi penurunan suku bunga tetap tinggi. Hal ini membuat harga emas melanjutkan kenaikan.
Kenaikan harga emas di minggu ini juga terjadi di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah, setelah pemberontak menggulingkan pemerintah Suriah.
Pasar menunggu untuk melihat apa yang akan terjadi pada kawasan tersebut, mengingat hal itu berpotensi melonggarkan cengkeraman Iran di Timur Tengah. (Trading Economics, Investing)
Ulasan
- US Fed mengisyaratkan adanya penurunan suku bunga untuk menekan bertambahnya pengangguran di AS, walaupun ekonomi AS masih kuat dan penurunan inflasi tidak seperti yang diharapkan.
- Harga saham di BEI masih akan tetap volatile. Butuh waktu agar harga saham kembali ke level tertinggi di atas 7.700. Demikian halnya dengan yield Surat Utang Negara.
- Harga emas diperkirakan akan volatile. Nilai emas “tarik-menarik”, antara masih akan tingginya suku bunga USD yang menahan kenaikan harga emas, dan situasi ketegangan politik yang masih tinggi di Rusia-Ukraina dan Israel-Hamas, serta Hizbullah-Iran.
Rekomendasi
- Untuk jangka pendek, investor disarankan untuk tetap berinvestasi di reksa dana pasar uang karena masih memberikan return lebih tinggi dari bunga deposito.
- Untuk jangka panjang, tetaplah berinvestasi di reksa dana berbasis saham secara rutin. Harga-harga saham dalam jangka panjang memberikan return yang lebih tinggi dibanding bunga deposito.
- Pengambilalihan kekuasaan di Syria & ketidakstabilan politik di Korea Selatan menambah ketidakpastian global. Ini membuat permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven menjadi semakin layak untuk menjadi portofolio lindung nilai.
- Tetaplah berinvestasi secara rutin untuk mencapai tujuan. Pilih produk reksa dana yang sesuai dengan profil risiko masing-masing.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), anak perusahaan PT Mercato Digital Asia, yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018.
PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam).
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. Meskipun demikian, PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian, kelalaian, atau kerugian apapun dari penggunaan tulisan ini.