Beranda » belajar » Tanamduit Outlook » tanamduit Breakfast News: 31 Januari 2025

tanamduit Breakfast News: 31 Januari 2025

oleh | Jan 31, 2025

tanamduit menawarkan investasi AMAN dengan return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market dan strategi investasinya melalui penjelasan berikut.

Ringkasan Market Update:

  • IHSG Anjlok 1,29%! Rupiah Terkapar dan Sentimen Pasar Bergejolak.
  • Pefindo: Kupon SBN Ritel 2025 antara 6,1%-6,8%.
  • Yield US Treasury dan US Dollar Index Menurun Setelah Fed Mempertahankan Suku Bunga USD.
  • Emas Tembus USD2.780! Kebijakan Bank Sentral Dorong Harga ke Puncak.

Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per tanggal 30 Januari 2025.

data-market-update-31-januari

IHSG Anjlok 1,29%! Rupiah Terkapar dan Sentimen Pasar Bergejolak

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tajam sebesar 1,29% pada perdagangan Kamis, 30 Januari 2025, ditutup pada level 7.073,47.

Pelemahan IHSG ini menjadi yang terburuk di Asia, dipicu oleh depresiasi signifikan rupiah yang melemah 0,54% terhadap Dolar AS, mencapai Rp16.260/USD.

Saham-saham di sektor barang baku, properti, dan infrastruktur mencatat penurunan terbesar. Sementara itu, saham teknologi dan konsumen primer justru mengalami kenaikan.

Nilai transaksi indeks tercatat sebesar Rp12,06 triliun dan investor asing kembali melakukan net sell sebesar Rp398 miliar.

Depresiasi rupiah di pasar spot dipengaruhi oleh kekhawatiran pasar terkait kebijakan bunga acuan yang cenderung “hawkish” dari Bank Sentral AS, The Fed.

Analis pasar keuangan mencatat bahwa investor di Indonesia khawatir dengan kemungkinan penurunan laba perusahaan akibat suku bunga yang tetap tinggi, sehingga meningkatkan tekanan jual di pasar saham. Tekanan juga dirasakan pada nilai tukar rupiah yang variatif terhadap mata uang Asia lainnya.

Kondisi ini diperparah oleh sentimen negatif dari pasar global, terutama setelah vonis tarif impor 25% oleh Presiden AS Donald Trump pada awal pekan ini.

Pasar keuangan dalam negeri tertekan oleh prospek pemangkasan suku bunga acuan yang sulit diwujudkan, mengingat beban utang luar negeri emiten meningkat saat rupiah melemah.

Hal ini menggerus laba perusahaan dan menurunkan kepercayaan investor, memperkuat posisi IHSG di zona merah sepanjang hari. (Bloomberg Technoz, IDX Channel)

Pefindo: Kupon SBN Ritel 2025 antara 6,1%-6,8%

PT Pemeringkatan Efek Indonesia (Pefindo) memproyeksikan bahwa kupon Surat Berharga Negara (SBN) ritel sepanjang tahun 2025 akan berkisar antara 6,1% hingga 6,8%.

Kepala Divisi Riset Ekonomi Pefindo, Suhindarto, menyatakan bahwa pemangkasan suku bunga yang berlanjut pada tahun 2025 dapat menekan kupon SBN ritel.

Selain itu, aliran modal asing ke pasar surat utang domestik yang menawarkan imbal hasil tinggi juga dapat mendorong yield turun seiring dengan kenaikan harga obligasi.

Ketidakpastian pasar pada tahun 2025 juga membuat investor cenderung mengalokasikan investasinya ke surat utang pemerintah yang dianggap lebih aman.

Suhindarto juga menyebutkan bahwa pasokan surat utang pemerintah diperkirakan akan meningkat signifikan pada tahun 2025 dibandingkan tahun sebelumnya.

Dari sisi eksternal, risiko geopolitik dan kebijakan ekonomi Trump 2.0 dapat membuat yield acuan sulit turun.

Kupon surat utang pemerintah, termasuk SBN ritel, kemungkinan masih akan tinggi sampai ada sinyal kebijakan moneter yang lebih longgar dari Amerika Serikat maupun dalam negeri. Pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia pada Januari 2025 telah menurunkan yield SUN-10 tahun dari 7,21% menjadi 7,05%.

Pemerintah saat ini membuka penawaran SBN ritel pertama pada tahun 2025, yaitu ORI027, dengan kupon 6,65% untuk tenor 3 tahun dan 6,75% untuk tenor 6 tahun.

Kupon ini lebih tinggi dibandingkan ORI026 yang menawarkan kupon 6,3% untuk tenor 3 tahun dan 6,4% untuk tenor 6 tahun.

Kenaikan kupon ini disebabkan oleh naiknya yield benchmark SBN secara umum. Kebijakan ekonomi Trump yang lebih inward-looking di AS menimbulkan kekhawatiran di pasar keuangan terkait inflasi dan pemangkasan suku bunga, yang mendorong yield US Treasury dan yield SBN naik.(Bisnis)

Yield US Treasury dan US Dollar Index Menurun Setelah Fed Mempertahankan Suku Bunga USD

Imbal hasil atau yield obligasi Treasury AS 10 tahun tetap mendekati 4,5% pada Kamis (29/1), level terendah dalam lebih dari sebulan, setelah memangkas penurunan sebelumnya.

Pasar mencerna data ekonomi terbaru dan pernyataan dari Federal Reserve untuk mencari petunjuk tentang arah kebijakan moneter tahun ini.

Estimasi awal menunjukkan ekonomi AS tumbuh sebesar 2,3% pada kuartal keempat 2024, di bawah perkiraan sebelumnya sebesar 2,6%. Meski demikian, pertumbuhan ini masih menunjukkan ketahanan ekonomi berkat belanja konsumen (PCE) yang kuat.

Selain itu, klaim pengangguran awal yang lebih rendah dari ekspektasi menegaskan pasar tenaga kerja yang solid, sehingga The Fed mengindikasikan tidak terburu-buru untuk melanjutkan pemangkasan suku bunga, dan pasar masih memperkirakan akan ada dua kali pemotongan suku bunga tahun ini.

Sementara itu, Indeks Dolar AS (DXY) berfluktuasi di sekitar level 107,8, mencerminkan reaksi pedagang terhadap data ekonomi tersebut.

Pertumbuhan ekonomi yang solid namun di bawah perkiraan, kenaikan inflasi atau harga PCE (Personal Consumption Expenditure) yang lebih rendah dari ekspektasi, dan klaim pengangguran yang rendah memperkuat keputusan The Fed untuk mempertahankan suku bunga.

The Fed menunggu kemajuan lebih lanjut dalam penurunan inflasi sambil mengakui kekuatan ekonomi saat ini.

Di sisi lain, Bank Sentral Eropa (ECB) menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin dan mengisyaratkan bahwa pemotongan lebih lanjut mungkin terjadi.

Perkembangan ini memengaruhi pasar keuangan global, termasuk nilai tukar dan imbal hasil obligasi, yang pada akhirnya berdampak pada investasi dan biaya pinjaman Anda. (Trading Economics)

Emas Tembus USD2.780! Kebijakan Bank Sentral Dorong Harga ke Puncak

Kamis (30/1/2025), harga emas melonjak ke USD2.780, tertinggi sejak rekor USD2.790 pada Oktober 2024.

Kenaikan ini didorong oleh kebijakan moneter yang lebih longgar dari bank-bank sentral utama. Walaupun US Federal Reserve mempertahankan suku bunga dan tidak memberikan sinyal pergerakan mendatang, tetapi tetap mendukung ekspektasi pasar untuk dua pemotongan suku bunga tahun 2025 ini.

Sementara itu, Bank of Canada memangkas suku bunga dan mengakhiri pengetatan kuantitatif, serta merencanakan pembelian utang pemerintah dalam waktu dekat.

Selain itu, European Central Bank (ECB) dan Swedish Riksbank juga memotong suku bunga. Tak hanya itu, bank-bank sentral dari konsumen emas utama seperti People’s Bank of China (PBoC) dan Reserve Bank of India (RBI) juga mengisyaratkan kebijakan moneter yang lebih longgar dan peningkatan likuiditas dalam waktu dekat.

Kebijakan-kebijakan ini secara keseluruhan mendorong harga emas ke level tertinggi dalam sejarah, membuatnya menjadi pilihan investasi menarik di tengah ketidakpastian ekonomi global. (Trading Economics)

Ulasan

  • Dipertahankannya suku bunga USD oleh US Fed di level 4,25%-4,50% di bulan Januari 2025 akan membuat mata uang US Dollar tetap kuat dan yield US Treasury tetap tinggi. Hal ini akan menimbulkan ketidakpastian di pasar global, termasuk Indonesia.
  • Investor global cenderung akan tetap berinvestasi di pasar yang memiliki mata uang kuat dan memberi return lebih menarik, seperti pasar saham dan obligasi AS.
  • Mata uang rupiah terancam sulit untuk menguat. Akibatnya, pasar obligasi dan pasar saham untuk sementara waktu diperkirakan masih akan tertekan.
  • Harga emas masih berpotensi naik. Walaupun suku bunga US masih bertahan di level saat ini, sebagian bank sentral selain US Fed telah menurunkan suku bunga dan membuat penurunan harga emas tertahan. Jika US Fed menurunkan suku bunga di tahun 2025, harga emas akan kembali mengalami kenaikan.

Rekomendasi

  • Untuk jangka pendek, investor disarankan untuk tetap berinvestasi di reksa dana pasar uang karena masih memberikan return lebih tinggi dari bunga deposito.
  • Untuk jangka panjang, tetaplah berinvestasi di reksa dana berbasis saham secara rutin. Harga-harga saham dalam jangka panjang memberikan return yang lebih tinggi dari bunga deposito.
  • Tetaplah berinvestasi secara rutin untuk mencapai tujuan. Pilih produk reksa dana yang sesuai dengan profil risiko masing-masing.

Yuk, investasi sekarang di tanamduit!

DISCLAIMER:

Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), anak perusahaan PT Mercato Digital Asia, yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018.

PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam).

Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. Meskipun demikian, PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian, kelalaian, atau kerugian apapun dari penggunaan tulisan ini.

tanamduit Team

tanamduit adalah aplikasi investasi reksa dana, emas, Surat Berharga Negara (SBN), dan asuransi yang telah berizin dan diawasi oleh OJK.

banner-download-mobile