tanamduit Breakfast News: 5 Februari 2025

IHSG Naik 0,62%, Saham Konglomerat Prajogo Pangestu Jadi Penopang Utama

Selasa (4/2/2025), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona hijau dengan penguatan 0,62% ke posisi 7.073,46. Penguatan ini terjadi setelah kabar penundaan tarif impor AS terhadap barang dari Kanada dan Meksiko.

Nilai transaksi mencapai Rp10 triliun. Namun, investor asing kembali melakukan net sell sebesar Rp190 miliar. Sejak awal tahun 2025, nilai total net sell investor asing mencapai Rp4,17 triliun.

Kenaikan IHSG didorong oleh saham-saham konglomerasi Prajogo Pangestu, seperti PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) +14% dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) +5,65%. Selain itu, saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) juga naik 7,40%. Ketiga saham ini masing-masing menyumbang 36,3, 18,2, dan 16,1 indeks poin pada penguatan IHSG.

Meskipun demikian, indeks SRI Kehati dan Bisnis27 mengalami penurunan. Sebab, saham big caps seperti BBCA, BMRI, dan BBNI yang menjadi konstituen kedua indeks ini mengalami penurunan, sementara saham-saham BREN, TPIA, dan GOTO yang mendorong kenaikan IHSG tidak termasuk dalam kedua indeks tersebut.

Selain penundaan tarif impor oleh Presiden AS Donald Trump, data aktivitas manufaktur Indonesia yang meningkat juga menjadi sentimen positif bagi IHSG.

Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia naik ke level 51,9 pada Januari 2025 dari 51,2 pada Desember 2024. Hal ini menunjukkan stabilitas permintaan pasar dan ekonomi dalam negeri.

Peningkatan produksi dan tenaga kerja menjadi faktor pendorong keberhasilan ini, dengan laju peningkatan tenaga kerja tertinggi dalam dua tahun terakhir. (CNBC Indonesia, Bloomberg Technoz, IDX)

Emas Dunia Mencapai Rekor Baru di Tengah Kekhawatiran Tarif Perdagangan

Selasa (4/2/2025), harga emas mencapai rekor tertinggi baru sebesar USD2.840 per ons.

Kenaikan ini didorong oleh kekhawatiran bahwa tarif perdagangan yang diberlakukan oleh Amerika Serikat akan menghambat pertumbuhan global.

Dalam hal ini, Presiden AS Donald Trump menunda tarif terhadap Meksiko dan AS, namun tetap memberlakukan tarif 10% pada semua impor dari China. Sebagai respons, Beijing mengumumkan tarif pada barang-barang energi AS yang akan dimulai minggu depan.

Suku bunga berjangka menunjukkan bahwa pasar mengharapkan dua pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve (Fed) tahun ini, berbeda dengan konsensus sebelumnya yang tidak mengharapkan pemotongan suku bunga.

Hal ini didukung oleh laporan JOLTS terbaru yang menunjukkan jumlah lowongan pekerjaan yang lebih sedikit dari ekspektasi. Selain itu, pesanan pabrik juga merosot ke level terendah dalam enam bulan.

 Kondisi ini meningkatkan permintaan untuk aset safe haven seperti emas. (Trading Economics)

Harga Surat Utang Negara Naik, Transaksi SBN Mencapai Rp54,5 Triliun

Harga Surat Utang Negara (SUN) mengalami penguatan pada sesi perdagangan Selasa (4/2/2025).

Hal ini ditandai dengan turunnya yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0104) sebesar 6 basis poin menjadi 6,79%, serta turunnya yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0103) 3 basis poin menjadi 7,02%.

Volume transaksi SBN secara outright mencapai Rp54,5 triliun, lebih tinggi dari hari sebelumnya yang hanya Rp15,9 triliun.

Lelang SUN kemarin mencatat total incoming bid sebesar Rp77,1 triliun, lebih tinggi dibandingkan lelang sebelumnya yang mencapai Rp54,5 triliun, dengan total amount awarded Rp28 triliun.

Sementara itu, indikator global menunjukkan sentimen positif dengan penurunan yield US Treasury dan stabilnya Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia di level 77 basis poin. (BNI Sekuritas)

Yield Treasury AS Sentuh Level Terendah 2025 Karena Kemungkinan Melambatnya Ekonomi AS

Selasa (4/2/2025), imbal hasil utang pemerintah AS mencapai level terendah tahun ini, setelah data menunjukkan penurunan pesanan pabrik bulan Desember yang lebih besar dari perkiraan.

Imbal hasil Treasury 10 tahun turun 3,1 basis poin menjadi 4,511%, level terendah sejak 18 Desember.

Penurunan ini dipicu oleh laporan yang menunjukkan pesanan baru untuk barang-barang manufaktur turun 0,9%, lebih dari yang diharapkan. Hal ini mengisyaratkan kemungkinan melambatnya ekonomi AS.

Selain itu, imbal hasil Treasury jangka panjang meningkat setelah China memberlakukan tarif sebesar 10% dan 15% pada beberapa barang AS, memperkuat kekhawatiran tentang perang dagang.

Namun, reaksi pasar terhadap tindakan pembalasan China relatif ringan dibandingkan volatilitas yang terlihat pada hari Senin.

Selain itu, data lain juga menunjukkan lowongan pekerjaan AS turun menjadi 7,6 juta pada bulan Desember dari 8,2 juta pada bulan sebelumnya, tanda semakin sulitnya mendapatkan pekerjaan. (Market Watch)

Rekomendasi

• Untuk jangka pendek, investor disarankan untuk tetap berinvestasi di reksa dana pasar uang karena masih memberikan return yang lebih tinggi dari bunga deposito.
• Untuk jangka panjang tetaplah berinvestasi di reksa dana berbasis saham secara rutin karena harga-harga saham dalam jangka panjang memberikan return yang lebih tinggi dibanding bunga deposito.
• Tetaplah berinvestasi secara rutin untuk mencapai tujuan. Pilih produk reksa dana yang sesuai dengan profil risiko masing-masing.