Beranda » belajar » Tanamduit Outlook » tanamduit Breakfast News: 11 Februari 2025

tanamduit Breakfast News: 11 Februari 2025

oleh | Feb 11, 2025

tanamduit menawarkan investasi AMAN dengan return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market dan strategi investasinya melalui penjelasan berikut.

Ringkasan Market Update:

  • IHSG Terjun Bebas, Tarik Ulur Perang Dagang Picu Keresahan Investor.
  • Harga SUN Menguat.
  • Tarif Impor Trump Mulai Maret: Ancaman Terus Menghantui Rupiah.
  • Rekor Baru, Emas Tembus USD2.900 Usai Pengumuman Tarif Trump.
  • Yield Obligasi US Treasury Flat, Ketegangan Tarif dan Data Ekonomi Jadi Sorotan.
SBN ORI027, Sumber Passive Income Terbaik!
  • SBN ORI027 sudah bisa dibeli di tanamduit. Imbal hasil 6,65%/tahun untuk tenor 3 tahun (ORI027-T3) dan 6,75%/tahun untuk tenor 6 tahun ( (ORI027-T6). Imbal hasil ORI027 tertinggi sejak tahun 2020!
  • Kupon ORI027 dibayar setiap bulan di tanggal 15, modal dikembalikan saat jatuh tempo.
  • Masa penawaran ORI027: 27 Januari 2025–20 Februari 2025.

Investasi ORI027 di tanamduit, bonus jutaan rupiah!

 

Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per tanggal 10 Februari 2025.

data-market-update-11-februari-2025

IHSG Terjun Bebas, Tarik Ulur Perang Dagang Picu Keresahan Investor

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali jatuh pada perdagangan Senin, 10 Februari 2025, dengan penutupan di level 6.648,14, mewakili penurunan lebih dari 1% untuk hari itu.

Sejak akhir Januari, IHSG turun hampir 10%, dipicu oleh lemahnya kinerja sejumlah emiten besar, termasuk saham-saham dari grup Prajogo Pangestu, seperti Barito Renewables Energy (BREN), serta saham lainnya, seperti Bank Mandiri (BMRI) dan Telkom Indonesia (TLKM).

BREN dan BMRI mencatat koreksi signifikan, masing-masing turun 5,34% dan 2,91%, yang berkontribusi pada tekanan keseluruhan IHSG.

Sektor infrastruktur dan energi mencatatkan penurunan terbesar. Sementara itu, arus keluar modal asing semakin membebani indeks, dengan net sell mencapai Rp 650 miliar pada akhir pekan sebelumnya.

Pasar merespon situasi global, terutama setelah pengumuman Presiden AS Donald Trump tentang tarif baru yang berpotensi memicu eskalasi perang dagang.

Sentimen ini tidak hanya memberikan dampak negatif pada IHSG, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran inflasi, yang dapat menghambat kebijakan suku bunga dari The Federal Reserve.

Dari perspektif ekonomi, ketidakpastian perdagangan antar negara akibat kebijakan tarif Trump, serta masih tingginya inflasi AS dan suku bunga,  dapat meningkatkan biaya untuk negara-negara berkembang, seperti Indonesia.

Investor kini menunggu langkah kebijakan moneter selanjutnya dari Bank Indonesia. Efek lanjut dari kebijakan tarif dan dampaknya terhadap inflasi juga menjadi perhatian utama di pasar.

Dengan capital outflow yang berpotensi meningkat, situasi ini dapat menyebabkan nilai dolar AS semakin menguat dan memperburuk kondisi ekonomi domestik. (Bloomberg Technoz, Bisnis)

Harga SUN Menguat

Senin (10/2/2025) kemarin, harga Surat Utang Negara (SUN) mengalami penguatan. Hal ini tercermin dari turunnya yield untuk SUN Benchmark 5-tahun dan 10-tahun, masing-masing menjadi 6,59% dan 6,83%.

Meskipun volume transaksi Surat Berharga Negara (SBN) sedikit menurun menjadi Rp17,5 triliun dari Rp18,8 triliun sebelumnya, dua seri SUN, yaitu FR0103 dan FR0101, tetap menjadi yang teraktif di pasar sekunder.

Di sisi lain, nilai tukar rupiah melemah 0,46% terhadap dolar AS, mengindikasikan ketidakpastian di pasar.

Sentimen global juga terlihat sedikit negatif, dengan yield curve US Treasury mengalami sedikit kenaikan.

Selain itu, pemerintah Indonesia akan mengadakan lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada 11 Februari 2025, dengan target indikatif Rp10 triliun, yang menunjukkan bahwa pemerintah terus aktif dalam mengelola utang dan mencari pembiayaan.

Data dari lelang sebelumnya menunjukkan minat yang cukup tinggi dari investor, dengan total tawaran capai Rp20,5 triliun.

Tarif Impor Trump Mulai Maret: Ancaman Terus Menghantui Rupiah

Rupiah diperkirakan akan terus melemah seiring dengan penerapan tarif impor baja dan aluminium sebesar 25% oleh Amerika Serikat yang mulai berlaku 4 Maret mendatang.

Indeks dolar AS menguat 0,26% dan pergerakan rupiah di pasar offshore menunjukkan tekanan yang belum mereda, dengan nilai rupiah NDF yang turun menjadi Rp16.374 per US$.

Beberapa mata uang Asia juga mengalami pelemahan, sementara pasar saham Asia terlihat bergerak positif.

Para pelaku pasar menantikan pernyataan penting dari Jerome Powell, Gubernur Federal Reserve, yang diharapkan dapat memberikan gambaran lebih jelas tentang kebijakan moneter mendatang.

Kebijakan tarif Trump dianggap berdampak negatif pada pasar emerging, termasuk Indonesia, dengan penurunan pada indeks mata uang emerging market.

Selain itu, arus jual di pasar surat utang menyusul kondisi pasar saham yang terkoreksi signifikan juga menunjukkan adanya tekanan.

Pasar menghadapi ketidakpastian yang dapat mempengaruhi lelang sukuk negara yang ditargetkan meraup Rp10 triliun hari ini.

Dengan kondisi yang tidak menentu, investor tetap waspada terhadap potensi dampak dari kebijakan luar negeri AS terhadap ekonomi domestik. (Bloomberg Technoz)

Rekor Baru, Emas Tembus USD2.900 Usai Pengumuman Tarif Trump

Senin (10/2/2025), harga emas melonjak melewati USD2.900 per ons, mencapai level tertinggi baru.

Lonjakan harga emas terjadi berkat meningkatnya permintaan sebagai aset aman setelah Presiden AS, Donald Trump, mengumumkan tarif global untuk impor baja dan aluminium.

Pengumuman Trump memicu kekhawatiran tentang kemungkinan perang dagang, menambah bea masuk yang sudah ada sebagai bagian dari perubahan kebijakan perdagangan yang lebih agresif dari pemerintah AS.

Ekspektasi bahwa bank sentral utama akan “melonggarkan” kebijakan moneter juga berkontribusi pada kenaikan harga emas, yang tidak memberikan imbal hasil.

Meskipun ada data tenaga kerja yang kuat, investor tetap percaya bahwa Federal Reserve akan melakukan dua pemotongan suku bunga pada tahun 2025.

Sementara itu, Bank of England baru-baru ini memangkas suku bunga dengan sikap yang lebih dovish dari yang diharapkan, dan Reserve Bank of India juga melanjutkan pemotongan suku bunga pertamanya sejak pandemi.

Dukungan dari pembelian emas oleh bank sentral, seperti People’s Bank of China yang menambah cadangannya untuk bulan ketiga berturut-turut pada bulan Januari, semakin memperkuat permintaan untuk emas batangan.

Seluruh faktor ini membuat investor semakin berfokus pada emas sebagai pilihan aman di tengah ketidakpastian ekonomi global. (Trading Economics)

Yield Obligasi US Treasury Flat, Ketegangan Tarif dan Data Ekonomi Jadi Sorotan

Senin (10/2/2025) kemarin, imbal hasil obligasi Treasury AS 10 tahun bertahan di kisaran 4,49%, sementara investor menantikan rilis data ekonomi penting yang dapat memengaruhi kebijakan moneter Federal Reserve.

Dalam beberapa hari ke depan, laporan inflasi konsumen (Consumer Price Index/CPI) akan rilis pada hari Rabu, diikuti dengan klaim pengangguran dan data inflasi produsen pada hari Kamis.

Selain itu, Ketua US Fed Jerome Powell juga dijadwalkan untuk berbicara di hadapan Kongres, yang diharapkan akan membahas isu suku bunga.

Di sisi lain, ketegangan perdagangan global meningkat ketika Presiden AS, Donald Trump, mengumumkan rencana tarif baru sebesar 25% untuk seluruh impor baja dan aluminium.

Selain itu, tarif tambahan akan diumumkan dalam waktu dekat saat tarif balasan Tiongkok terhadap ekspor AS juga akan mulai berlaku.

Kanselir Jerman, Olaf Scholz, menambahkan bahwa Uni Eropa siap merespons dengan cepat jika AS menerapkan tarif pada barang-barang Eropa. Hal ini menambah ketidakpastian di pasar global. (Trading Economics)

Ulasan

  • IHSG sangat terpukul karena faktor eksternal kebijakan Trump yang inflationary serta masih kuatnya ekonomi AS. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mencapai 5,03%, lebih rendah dari target 5,20%. Hal ini mendorong investor asing keluar dari bursa saham Indonesia menuju negara yang menawarkan return lebih stabil, terutama Amerika Serikat.
  • Investor global cenderung akan tetap berinvestasi di pasar yang mata uangnya kuat dan memberi return yang lebih menarik, seperti pasar saham dan obligasi AS.
  • Mata uang rupiah terancam sulit untuk menguat. Akibatnya, pasar obligasi dan saham diperkirakan masih akan tertekan untuk sementara waktu.
  • Harga emas masih berpotensi naik. Sebab, walaupun suku bunga US masih bertahan di level saat ini, sebagian bank sentral selain US Fed telah menurunkan suku bunga dan membuat penurunan harga emas tertahan. Jika US Fed menurunkan suku bunga di tahun 2025, harga emas akan kembali naik.

    Rekomendasi

    • Untuk jangka pendek, investor disarankan untuk tetap berinvestasi di reksa dana pasar uang karena masih memberikan return yang lebih tinggi dari bunga deposito.
    • Untuk jangka panjang, tetaplah berinvestasi di reksa dana berbasis saham secara rutin. Harga-harga saham dalam jangka panjang memberikan return lebih tinggi dibandingkan bunga deposito.
    • Tetaplah berinvestasi secara rutin untuk mencapai tujuan. Pilih produk reksa dana sesuai profil risiko masing-masing.

    Yuk, investasi sekarang di tanamduit!

    DISCLAIMER:

    Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), anak perusahaan PT Mercato Digital Asia, yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018.

    PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam).

    Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. Meskipun demikian, PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian, kelalaian, atau kerugian apapun dari penggunaan tulisan ini.

    tanamduit Team

    tanamduit adalah aplikasi investasi reksa dana, emas, Surat Berharga Negara (SBN), dan asuransi yang telah berizin dan diawasi oleh OJK.

    banner-download-mobile