fb-logo
Beranda » belajar » Tanamduit Outlook » tanamduit Breakfast News: 13 Agustus 2025

tanamduit Breakfast News: 13 Agustus 2025

oleh | Agu 13, 2025

tanamduit menawarkan investasi yang aman dengan potensi return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market dan strategi investasinya melalui berita market update berikut.

Ringkasan Market Update:

    • IHSG Naik Mendekati 7.800 Didukung Saham Big-Caps & Aliran Dana Asing
    • Lelang SUN Ramai Diserbu, Investor Asing Tambah Daya Tahan Obligasi Rupiah
    • Harga Emas Bangkit Setelah Kepastian Tarif dan Harapan Pemangkasan Bunga USD
    • Yields US Treasury Turun, Dolar Melemah — Peluang Cerah bagi Rupiah, SUN, IHSG, dan Arus Modal Asing

Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per tanggal 12 Agustus 2025.


IHSG Naik Mendekati 7.800 Didukung Saham Big-Caps & Aliran Dana Asing

Pada perdagangan Selasa, 12 Agustus 2025, IHSG ditutup menguat 2,44% ke level 7.791,69, melanjutkan reli kenaikan yang sangat kuat dan hampir menembus puncak tertinggi sejak September lalu.

Total nilai transaksi harian mencapai sekitar Rp 20,1 triliun. Frekuensi perdagangan berjumlah sekitar 2,22 juta kali dan volume sekitar 30,35 miliar saham.

Penguatan ini didorong oleh aksi beli investor asing yang sangat agresif. Secara total, asing tercatat melakukan net buy sebesar Rp 2,21 triliun (di seluruh pasar), dengan saham-saham BBRI, BBCA, BMRI, TLKM, dan RAJA menjadi yang paling banyak diborong.

Di antara saham big‑caps, yang paling menonjol adalah BBRI, yang menguat 6,29% dan mencetak nilai transaksi tertinggi sepanjang hari.

Secara sederhana, pada tanggal 12 Agustus 2025, IHSG melonjak karena kepercayaan pasar yang tinggi—didukung arus masuk dana asing besar-besaran ke saham-saham unggulan seperti perbankan dan telekomunikasi.

Volume dan nilai transaksi yang solid mencerminkan minat investor yang kuat. Saham-saham big-caps seperti BBRI, BBCA, BMRI dan TLKM menjadi pilar penggerak utama di balik reli indeks tersebut. (Liputan 6, Kontan, Bloomberg Technoz)

Lelang SUN Ramai Diserbu, Investor Asing Tambah Daya Tahan Obligasi Rupiah

Pada lelang Surat Utang Negara (SUN) tanggal 12 Agustus 2025, permintaan investor mencapai rekor Rp 162,32 triliun, jauh melampaui target indikatif Rp 27 triliun.

Dari total tersebut, pemerintah memenangkan lelang senilai Rp 32 triliun. Seri FR0109 menjadi seri “paling laris”, terjual sebesar Rp 9,90 triliun dengan yield rata-rata tertimbang 5,94%.

Tingginya permintaan ini menyebabkan sebagian besar yield untuk tenor pendek dan menengah—seperti 2, 5, dan 7 tahun—menurun, mencerminkan apresiasi harga obligasi.

Investor asing tercatat masih agresif memburu instrumen ini: hingga 8 Agustus 2025, global fund mencatat net buy sebesar US$25,2 juta secara month‑to‑date di pasar SBN (Surat Berharga Negara). (Bloomberg Technoz, Bisnis, Antara)

Harga Emas Bangkit Setelah Kepastian Tarif dan Harapan Pemangkasan Bunga USD

Pada perdagangan 12 Agustus 2025, harga emas menguat tipis. Harga spot gold (emas spot atau emas dunia) naik sekitar 0,2% menjadi sekitar USD 3.350,03 per ons.

Setelah tertekan pada sesi sebelumnya karena pernyataan Presiden Trump yang memastikan bahwa impor batangan emas tidak akan dikenai tarif, kini pasar mendapatkan kejelasan yang menenangkan, sehingga memicu rebound harga emas.

Lonjakan harga tersebut juga didorong oleh data inflasi AS, khususnya Consumer Price Index (CPI) inti Juli, yang menjadi indikator utama bagi Federal Reserve untuk kemungkinan pemangkasan suku bunga pada September mendatang. Ekspektasi pasar saat ini menunjukkan peluang sekitar 85% untuk terjadi pemangkasan suku bunga. (Reuters)

Yields US Treasury Turun, Dolar Melemah: Peluang Cerah bagi Rupiah, SUN, IHSG, dan Arus Modal Asing

Pada perdagangan terbaru, yield Treasury AS 10 tahun sempat naik tipis sekitar 2 bps menjadi sekitar 4,29%. Meski demikian, yield Treasury AS masih berada di kisaran rendah dibandingkan sebelumnya.

Sementara itu, US Dollar Index (DXY) melemah ke sekitar 98,08, seiring kuatnya ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memotong suku bunga pada September mendatang. Kombinasi yield AS yang relatif tenang dan pelemahan dolar AS memperkuat daya tarik aset negara berkembang, termasuk Indonesia.

Kondisi ini berpotensi memicu arus modal asing masuk kembali ke pasar obligasi dan saham Indonesia. Yield SUN (Surat Utang Negara) berpotensi besar akan terdorong turun, sementara rupiah bisa terapresiasi berkat peningkatan permintaan terhadap rupiah, serta pasar domestik yang lebih menarik.

Dalam jangka pendek, IHSG cenderung terdorong positif, terutama sektor-sektor sensitif suku bunga seperti perbankan, properti, dan konsumer. Peluang kembalinya investor asing ke saham Indonesia juga terbuka lebar, selama tidak ada sentimen negatif seperti gejolak geopolitik atau data makro global yang mengecewakan.

Beberapa analis pasar saham berpendapat jika muncul katalis positif tambahan, seperti penurunan suku bunga USD dan suku bunga BI Rate yang lebih agresif, stabilitas global, dan aktivitas pasar modal domestik yang aktif, IHSG bisa lebih mudah mendekati atau bahkan melampaui rentang 6.900–7.300 di akhir 2025.

Factors to Watch:

  • Outlook global dan domestik masih penuh ketidakpastian, termasuk risiko perdagangan dan melemahnya konsumsi. Adanya sinyal pemangkasan suku bunga The Fed dan ketegangan geopolitik mendukung peran emas sebagai aset safe haven.
  • Bank Indonesia (BI) terus melonggarkan kebijakan moneter dengan beberapa kali pemangkasan suku bunga; acuan BI 7‑day reverse repo rate saat ini berada di 5,25%–5,50%, dan BI terbuka terhadap penurunan lebih lanjut karena inflasi tetap stabil dan rupiah terjaga.
  • Pemerintah meluncurkan stimulus fiskal sebesar US$ 1,5 miliar untuk menjaga konsumsi domestik dan mendorong pertumbuhan di tengah perlambatan sektor riil.
  • Meski data resmi mencatat pertumbuhan ekonomi Q2 2025 mencapai 5,1% (YoY), ada kekhawatiran bahwa ini didorong oleh stimulus sementara dan bukan kekuatan fundamental ekonomi, sehingga momentum itu dinilai rapuh.

Rekomendasi Investasi

Jangka Pendek (hingga 1 tahun): 

  • Bagi investor reksa dana, porsi terbesar sebaiknya ditempatkan di reksa dana pasar uang, sekitar 60–80%, karena sifatnya likuid, risikonya rendah, dan cocok untuk kebutuhan dana cepat. Sisanya, 20–40%, dapat dialokasikan ke reksa dana pendapatan tetap dengan tenor singkat (maksimal 3 tahun) untuk memperoleh potensi imbal hasil sedikit lebih tinggi.
  • Bagi investor emas, alokasi bisa sangat kecil atau bahkan nol jika fokus utama adalah likuiditas, namun tetap dapat mempertahankan 5–10% dalam emas fisik atau emas digital untuk perlindungan dari risiko geopolitik jangka pendek.

Jangka Menengah (1–5 tahun):

  • Bagi investor reksa dana, porsi investasi dapat dibagi lebih seimbang. Sekitar 40–60% bisa diarahkan ke reksa dana campuran (balanced fund) yang menggabungkan obligasi dan saham untuk memperoleh pertumbuhan moderat dengan risiko terkendali. Kemudian 20–40% dapat ditempatkan pada reksa dana pendapatan tetap, sementara 10–20% sisanya bisa masuk ke reksa dana saham, dengan fokus pada sektor-sektor yang tangguh seperti consumer staples dan infrastruktur.
  • Bagi investor emas, alokasi yang disarankan adalah 10–20% dari portofolio, baik dalam bentuk emas fisik, emas digital, maupun ETF emas, untuk fungsi lindung nilai terhadap inflasi dan gejolak pasar.

Jangka Panjang (lebih dari 5 tahun):

  • Investor reksa dana dapat memaksimalkan potensi pertumbuhan dengan menempatkan 50–70% portofolio di reksa dana saham, terutama pada saham-saham berkualitas tinggi yang berorientasi ekspor atau terlibat dalam proyek infrastruktur besar. Sekitar 20–30% bisa ditempatkan di reksa dana campuran untuk menjaga stabilitas, dan 10–20% di reksa dana pendapatan tetap sebagai penopang saat pasar saham terkoreksi.
  • Investor emas tetap dapat mempertahankan alokasi 10–15% sebagai perlindungan jangka panjang terhadap inflasi dan krisis global.

Yuk, investasi sekarang di tanamduit!

DISCLAIMER:

Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), anak perusahaan PT Mercato Digital Asia, yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018.

PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam).

Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. Meskipun demikian, PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian, kelalaian, atau kerugian apapun dari penggunaan tulisan ini.

 

tanamduit Team

tanamduit adalah platform digital untuk berinvestasi berbagai produk reksa dana, SBN, emas, dan asuransi yang sudah berizin dan diawasi oleh OJK.

banner-download-mobile