fb-logo
Beranda » belajar » Tanamduit Outlook » tanamduit Breakfast News: 22 Agustus 2025

tanamduit Breakfast News: 22 Agustus 2025

oleh | Agu 22, 2025

tanamduit menawarkan investasi yang aman dengan potensi return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market dan strategi investasinya melalui berita market update berikut.

Ringkasan Market Update:

    • Profit Taking dan Koreksi Sektor Energi Menekan IHSG Meski Asing Masuk
    • Yield SUN Turun, Transaksi Meningkat
    • Harga Emas Tertahan Menjelang Keputusan Kebijakan The Fed
    • Kebijakan Moneter Longgar dan Stabilitas Makro Tarik Minat Asing ke Indonesia

Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per tanggal 21 Agustus 2025.

data-market-update-22-agustus-2025

Profit Taking dan Koreksi Energi Menekan IHSG Meski Asing Masuk

IHSG pada Kamis, 21 Agustus 2025, ditutup melemah 53,11 poin (-0,67%) ke level 7.890,71.

Pelemahan ini terjadi setelah reli sehari sebelumnya, dipicu oleh aksi profit taking di berbagai sektor. Tekanan terbesar datang dari energi (-1,87%) dan infrastruktur (-1,35%), yang menyeret indeks meski sentimen global relatif stabil. Nilai transaksi tetap tinggi, mencapai Rp17,01 triliun dengan volume 37,8 miliar saham, menunjukkan minat investor domestik masih terjaga.

Meski IHSG terkoreksi, investor asing justru mencatatkan net buy sebesar Rp681 miliar, dengan dominasi di pasar reguler senilai Rp533 miliar. Saham yang paling banyak diborong asing antara lain CUAN (~Rp136,8 miliar), BBCA (~Rp130,2 miliar), dan AMMN (~Rp116,6 miliar).

Sebaliknya, saham-saham seperti BRPT, ADRO, dan DEWA masuk dalam daftar net sell asing. Arah dana asing ini memperlihatkan strategi rotasi ke saham perbankan besar dan komoditas unggulan meski pasar domestik sedang terkoreksi.

Dari sisi penggerak, saham UNTR (+5,74%), JPFA (+4,78%), dan AMMN (+2,65%) menjadi penopang utama. Sementara itu, INKP, BBTN, dan BRPT menjadi pemberat indeks.

Aktivitas tinggi juga tercatat pada saham-saham likuid seperti DSSA (±Rp1,3 triliun), BMRI, AMMN, dan BBCA.

Secara keseluruhan, masuknya dana asing berhasil meredam tekanan jual. Namun, hal ini belum cukup kuat untuk menahan koreksi yang dipicu oleh sektor energi dan aksi ambil untung investor. (Kontan, Liputan 6)

Yield SUN Turun, Transaksi Meningkat

Perdagangan Kamis, 21 Agustus 2025, menunjukkan harga SUN cenderung menguat.

Hal ini tercermin dari penurunan yield SUN 10-tahun (FR0103) sebesar 7 bps ke 6,30%. Sementara itu, yield 5-tahun (FR0104) naik tipis 1 bps ke 5,81%. Yield curve 10-tahun juga melemah ke 6,33%, mendekati batas bawah estimasi mingguan.

Aktivitas pasar cukup ramai dengan volume transaksi SBN mencapai Rp42,6 triliun, lebih tinggi dari Rp35 triliun sehari sebelumnya, dengan FR0103 dan FR0104 sebagai seri teraktif.

Dari luar negeri, data klaim pengangguran AS yang naik di atas perkiraan serta kenaikan yield US Treasury menambah tekanan sentimen global.

Namun, stabilnya CDS Indonesia di level 68 bps menjaga persepsi risiko tetap rendah. Dengan kondisi ini, meski rupiah sedikit melemah ke Rp16.288/US$, permintaan terhadap SBN berdenominasi rupiah diperkirakan tetap terjaga, ditopang oleh likuiditas domestik dan kebutuhan diversifikasi investor. (BNI Sekuritas)

Harga Emas Tertahan Menjelang Keputusan Kebijakan The Fed

Pada 21 Agustus 2025, harga emas (XAU/USD) sempat turun tipis sekitar 0,2–0,3% menjadi sekitar US$ 3.338 per ons. Harga emas tertekan oleh penguatan dolar Amerika Serikat menjelang pidato Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, di Jackson Hole.

Pelaku pasar menahan gerak beli menunggu sinyal kebijakan moneter AS—meskipun pasar sudah memperhitungkan peluang pemangkasan suku bunga pada September—yang berpotensi menjadi pemicu kenaikan emas lebih lanjut.

Emas diproyeksikan terus menguat hingga akhir 2025, dengan harga berpotensi menembus rekor baru hingga US$ 3.600 per ons.

Dorongan datang dari kombinasi tekanan ekonomi global, risiko geopolitik, tingginya minat investasi pada aset safe-haven, serta dukungan kuat dari pembelian oleh bank-bank sentral dan aliran masuk besar di ETF emas.

Dengan ekspektasi penurunan suku bunga, emas menjadi pilihan menarik bagi investor mencari lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi dan depresiasi mata uang. (Reuters, Daily Forex)

Kebijakan Moneter Longgar dan Stabilitas Makro Tarik Minat Asing ke Indonesia

Investor asing kembali memasuki pasar saham dan SUN Indonesia, didorong oleh sejumlah faktor utama.

Pertama, sentimen global membaik berkat meredanya kekhawatiran pertumbuhan ekonomi dan penurunan yield AS. Korea Selatan, India, dan Indonesia menjadi penerima mayoritas dana asing di Asia, termasuk aliran masuk ke SUN sekitar US$1,7 miliar pada Mei 2025.

Kebijakan moneter domestik yang dovish—seperti penurunan suku bunga oleh Bank Indonesia—menambah daya tarik, karena memberikan yield menarik pada SUN. Dovishnya kebijakan moneter ini juga sekaligus menopang pertumbuhan indeks saham. Disertai stabilitas nilai tukar dan likuiditas yang cukup, kondisi ini menciptakan lingkungan yang kondusif untuk arus modal masuk. (Reuters)

Selain itu, faktor struktural jangka panjang turut memperkuat minat investor. Indonesia terus dikenal sebagai salah satu pasar emerging dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, dengan reformasi investasi, ekspansi sektor emas (seperti bullion bank), serta adanya sovereign wealth fund (INA) dan proyek-proyek infrastruktur besar.

Dukungan kebijakan fiskal dan upaya memperkuat iklim investasi—terutama di sektor manufaktur, digital, dan energi terbarukan—menambah daya tarik strategis Indonesia bagi investor global. (Reuters)

Rekomendasi Investasi

1. Jangka Pendek (≤ 1 tahun) –fokus likuiditas & kestabilan
Alokasi total portofolio: 30–40%

  • Reksa Dana Pasar Uang (30-35%)
    • Expected Return: 4–6% p.a.
    • Risk: Rendah (mirip deposito, fluktuasi minim).
  • Reksa Dana Pendapatan Tetap (durasi pendek) (5–10%)
    • Expected Return: 6–8% p.a.
    • Risk: Rendah–sedang (sensitif suku bunga, tapi minim).
  • SBN jangka pendek (5-10%)
    • Expected Return: 6–8% p.a.
    • Risk: Rendah–sedang (sensitif suku bunga, tapi minim).
  • Emas: – (tidak disarankan untuk horizon pendek).

2. Jangka Menengah (1–5 tahun) – seimbang, mulai tambah risiko

Alokasi total portofolio: 30–40%

  • Reksa Dana Saham: (15-20%)
    • Expected Return: 10–14% p.a.
    • Risk: Tinggi (fluktuasi besar, tapi potensi tinggi).
  • Reksa Dana Pendapatan Tetap: (10-15%)
    • Expected Return: 7–9% p.a.
    • Risk: Sedang (sensitif suku bunga & pasar obligasi).
  • SBN Tenor Menengah 3-5 tahun (5-10%)
    • Expected Return: 6–7% kupon tetap
    • Risk: Rendah–Sedang (relatif aman, likuid di pasar sekunder).
  • Emas – (opsional, tapi belum utama).

3. Jangka Panjang (> 5 tahun) – pertumbuhan & proteksi inflasi
Alokasi total portofolio: 20–30%

  • Reksa Dana Saham: (10-15%)
    • Expected Return: 10–15% p.a.
    • Risk: Tinggi (tapi jangka panjang cenderung positif).
  • Reksa Dana Pendapatan Tetap: (5-10%)
    • Expected Return: 7–9% p.a.
    • Risk: Sedang.
  • Emas (5-10%)
    • Expected Return: 5–7% p.a. (lebih sebagai lindung nilai, bukan untuk imbal hasil).
    • Risk: Sedang–Tinggi (fluktuasi harga global tinggi, tapi lindungi dari inflasi & pelemahan rupiah).

Sebelum melakukan keputusan investasi, investor sangat disarankan untuk memahami profil risiko pribadi dan mempelajari produk-produk investasi terutama mengenai potensi risiko yang mungkin akan dihadapi oleh masing-masing produk.

Yuk, investasi sekarang di tanamduit!

DISCLAIMER:

Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh tanamduit, sebuah group usaha yang terdiri dari PT Mercato Digital Asia (induk Perusahaan), PT Star Mercato Capitale yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018. PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas.

Segala informasi yang dipublikasikan pada situs dan/atau aplikasi tanamduit hanya bertujuan untuk informasi dan bukan sebagai saran, rekomendasi atau ajakan untuk membeli atau menjual suatu produk investasi tertentu yang terdapat dalam situs dan/atau aplikasi ini. Setiap analisa proyeksi, ataupun pernyataan yang merupakan prediksi suatu produk investasi di masa datang bukan merupakan indikasi kinerja masa yang akan datang. Kinerja masa lalu tidak dapat dijadikan suatu pedoman untuk kinerja masa datang.

Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. tanamduit berusaha dengan itikad baik untuk memberikan informasi yang akurat, namun tidak menjamin bahwa informasi yang diambil dari berbagai sumber adalah tanpa adanya kesalahan, kelalaian, ketidakakuratan teknis atau faktual ataupun kesalahan ketik. Informasi yang tersedia dalam situs dan/atau aplikasi ini bukan sebagai informasi yang mengikat namun semata-mata hanya sebagai informasi tambahan dan pelengkap.

 

tanamduit team

tanamduit adalah aplikasi investasi reksa dana, emas, dan Surat Berharga Negara (SBN) yang telah berizin dan diawasi oleh OJK.

banner-download-mobile