tanamduit menawarkan investasi yang aman dengan potensi return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market pada pekan 1-7 September 2025 dan strategi investasinya melalui berita market update berikut.
Ringkasan Weekly Market Recap:
- Data tenaga kerja AS melemah, peluang Fed pangkas suku bunga makin besar.
- Harga emas global tembus rekor, mendekati US3.600/oz.
- Kekhawatiran independensi The Fed meningkatkan risiko volatilitas pasar global.
- BI–Pemerintah aktif jaga stabilitas lewat skema burden sharing.
- JP Morgan dorong dana pensiun tingkatkan investasi saham di Indonesia.
Berikut adalah rangkuman kinerja indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi pada pekan 1-7 September 2025, beserta data kinerja terbaru per tanggal 4&5 September 2025.
Data Tenaga Kerja AS Lemah, Tekan Fed ke Arah Pemangkasan
Laporan ketenagakerjaan AS menunjukkan penambahan hanya 22 ribu pekerjaan di Agustus, jauh di bawah ekspektasi pasar.
Tak hanya itu, tingkat pengangguran naik menjadi 4,3%, tertinggi dalam 4 tahun terakhir. Kondisi ini memperkuat keyakinan investor bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada pertemuan 16–17 September mendatang.
Bagi pasar global, data ini menjadi sinyal pelemahan siklus ekonomi AS. Yield obligasi AS sempat turun karena investor masuk ke aset aman, sementara saham dan emas menguat.
Dengan ekspektasi pemangkasan suku bunga >90%, aset berisiko mendapat dukungan jangka pendek. (Reuters, CBS News)
Emas Global Catat Rekor: Safe-Haven Menguat
Emas dunia melanjutkan reli, sempat menyentuh US$3.599,89/oz, level tertinggi sepanjang masa.
Reli ini didorong oleh melemahnya data tenaga kerja AS dan ekspektasi penurunan suku bunga, yang menurunkan biaya peluang memegang emas. Investor institusi juga meningkatkan kepemilikan ETF emas, menandakan permintaan safe-haven yang kuat.
Meski tren jangka menengah bullish, secara teknikal emas mulai berada di area overbought. Potensi konsolidasi jangka pendek terbuka, terutama menjelang data inflasi dan keputusan Fed.
Namun, dalam horizon lebih panjang, emas tetap menjadi aset lindung nilai utama. (Reuters, Al Jazeera)
Independensi The Fed: Politik Jadi Faktor Risiko Baru
Minggu ini, pasar global juga menyoroti manuver politik terhadap Federal Reserve. Tekanan agar Fed lebih patuh ke agenda politik memicu kekhawatiran hilangnya independensi bank sentral.
Investor menilai hal ini bisa mengurangi kredibilitas Fed, menambah premi risiko di pasar obligasi, dan meningkatkan volatilitas di aset berisiko.
Gejolak terlihat di pasar obligasi tenor panjang, dengan yield 30 tahun sempat menyentuh 5%. Bagi emerging markets, risiko ini penting karena perubahan persepsi atas kebijakan Fed bisa memicu arus keluar modal.
Investor cenderung lebih berhati-hati, menambah porsi aset aman seperti emas atau obligasi jangka pendek. (WSJ, Reuters)
BI–Pemerintah Aktif Jaga Stabilitas: Skema Burden Sharing
Bank Indonesia dan pemerintah memperbarui skema burden sharing dengan menaikkan bunga simpanan pemerintah di BI.
Sebaliknya, BI juga membeli obligasi pemerintah hingga Rp200 triliun untuk mendukung pembiayaan fiskal dan menambah bantalan likuiditas. Kebijakan ini mencerminkan koordinasi fiskal–moneter yang erat untuk meredam dampak ketidakpastian global.
Bagi pasar domestik, langkah ini positif: rupiah tetap stabil di kisaran Rp16.39–16.44/USD, sementara pasar obligasi mendapat dukungan tambahan. Bagi investor reksa dana pendapatan tetap, ini menciptakan lingkungan yang lebih kondusif karena risiko likuiditas dan volatilitas berkurang. (Reuters, Tempo)
JP Morgan Dorong Dana Pensiun Masuk Bursa Saham Indonesia
JP Morgan menilai penetrasi dana pensiun di pasar modal Indonesia masih rendah dibanding negara tetangga.
Jika alokasi dana pensiun ke saham domestik ditingkatkan, hal ini akan memperkuat basis investor institusional di bursa dan mengurangi ketergantungan pada investor asing.
Bagi IHSG, langkah ini bisa menjadi katalis positif jangka panjang. Arus dana pensiun yang sifatnya stabil akan memperkuat daya tahan pasar terhadap guncangan eksternal.
Bagi investor ritel, kehadiran institusi besar akan menciptakan pasar yang lebih likuid, transparan, dan berdaya saing. (Kontan, Bisnis Indonesia)
Rekomendasi Strategi Investasi
Jangka Pendek (≤1 tahun)
Reksa Dana:
- Pasar Uang masih jadi pilihan utama untuk jaga likuiditas. Cocok untuk investor yang menunggu kepastian dari FOMC pekan depan.
- Pendapatan Tetap Durasi Pendek juga menarik karena tren yield obligasi Indonesia mulai stabil berkat intervensi BI. Potensi capital gain memang terbatas, tetapi risiko harga lebih rendah.
Emas:
- Setelah reli mendekati US$3.600/oz, emas berpotensi konsolidasi. Investor dapat akumulasi bertahap saat koreksi di bawah US$3.550/oz (global) atau Rp2.000.000/ gram (Antam).
Jangka Menengah (1 – 5 tahun)
Reksa Dana:
- Pendapatan Tetap Tenor Menengah: peluang capital gain cukup besar jika Fed benar-benar memulai siklus pemangkasan bunga. Kondisi ini akan menekan yield global dan bisa berdampak positif pada obligasi domestik.
- Campuran: cocok untuk investor moderat yang ingin tetap punya eksposur ke saham, tapi terlindungi dari gejolak. Saat volatilitas tinggi, manajer investasi bisa melakukan rebalancing otomatis.
Emas:
- Sisihkan 5–10% portofolio. Momentum bullish masih kuat, terutama jika Fed agresif memangkas suku bunga.
- Namun, karena harga sudah tinggi, disiplin buy on dip jadi kunci. Fokus pada akumulasi ketika harga emas turun 2–3% dari level puncak.
Sukuk Ritel seri SR023:
Salah satu instrumen unggulan jangka menengah.
- SR023T3 (3 tahun): Kupon 5,80% p.a.
- SR023T5 (5 tahun): Kupon 5,95% p.a.
- Setelah pajak 10%, yield bersih 5,2–5,35%.
Cocok untuk tujuan keuangan 3–5 tahun seperti dana pendidikan atau persiapan beli rumah. Dengan kondisi global yang tidak pasti, kupon fixed menjadi penyeimbang volatilitas reksa dana.
Jangka Panjang (> 5 tahun)
Reksa Dana Saham/Indeks:
- Berdasarkan konsensus, IHSG & indeks turunannya (IDX30, Bisnis27, Sri Kehati) masih undervalue (P/E forward IHSG 13–14x vs historis 15–17x).
- IDX30 unggul di stabilitas (blue-chip likuid), Bisnis27 relatif murah & berdividen tinggi, Sri Kehati berisi premium ESG yang defensif & menarik bagi investor institusi global.
- Strategi: mulai akumulasi reksa dana indeks dengan DCA. Saat ini momentum “buy on dip” terbuka karena valuasi di bawah rerata historis, sementara earnings growth konsensus tetap positif (~8–10% YoY).
Emas:
- Tetap alokasikan 5–10% sebagai aset strategis jangka panjang.
- Emas berfungsi sebagai pelindung nilai inflasi lintas generasi, terutama di fase ketidakpastian geopolitik.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
Sebelum melakukan keputusan investasi, investor sangat disarankan untuk memahami profil risiko pribadi dan mempelajari produk-produk investasi, terutama mengenai potensi risiko yang mungkin akan dihadapi oleh masing-masing produk.
Top 5 Kinerja 1 Bulan Terakhir Reksa Dana Semua Jenis
Top 5 Kinerja 1 Tahun Terakhir Reksa Dana Semua Jenis
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh tanamduit, sebuah group usaha yang terdiri dari PT Mercato Digital Asia (induk Perusahaan), PT Star Mercato Capitale yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018. PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas.
Segala informasi yang dipublikasikan pada situs dan/atau aplikasi tanamduit hanya bertujuan untuk informasi dan bukan sebagai saran, rekomendasi, atau ajakan untuk membeli atau menjual suatu produk investasi tertentu yang terdapat dalam situs dan/atau aplikasi ini. Setiap analisis, proyeksi, maupun pernyataan yang merupakan prediksi suatu produk investasi bukan merupakan indikasi kinerja di masa mendatang, karena kinerja masa lalu tidak dapat dijadikan pedoman untuk kinerja masa depan.
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. tanamduit berusaha dengan itikad baik untuk memberikan informasi yang akurat, namun tidak menjamin bahwa informasi yang diambil dari berbagai sumber adalah tanpa adanya kesalahan, kelalaian, ketidakakuratan teknis atau faktual ataupun kesalahan ketik. Informasi yang tersedia dalam situs dan/atau aplikasi ini bukan sebagai informasi yang mengikat namun semata-mata hanya sebagai informasi tambahan dan pelengkap.