tanamduit menawarkan investasi yang aman dengan potensi return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market dan strategi investasinya melalui berita market update berikut.
Ringkasan Market Update:
-
- Data inflasi September rilis hari ini, diperkirakan berada di rentang 2,5%–masih dalam target BI.
- IHSG turun tipis: 8.061 (-0,77%); net foreign sell Rp1,70T (30/9) dan YTD -Rp54,75T menandakan sikap selektif jelang CPI.
- Rupiah: USD/IDR ~16.660; BI aktif intervensi sebagai backstop stabilitas.
- Global swing factors: Risiko shutdown AS (penutupan layanan federal) dan penurunan minyak menjadi variabel utama hari ini untuk sentimen risiko & arus modal.
- Emas mendekati rekor: Harga emas dunia (spot gold) US$3,83–3,85 ribu/ons; harga domestik ikut naik (acuan Antam ~Rp2,335 juta/gram).
Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per tanggal 30 September 2025.
Inflasi September Rilis Hari Ini; Pasar Menakar Ruang BI Pasca Pemangkasan Suku Bunga
BPS menjadwalkan rilis inflasi September hari ini, Rabu, 1 Oktober 2025. Berbagai kantor BPS daerah mengumumkan livestream mulai siang, atau siang menuju sore.
Konsensus yang dihimpun media memperkirakan headline ~2,5% y/y; masih dalam target BI 1,5–3,5%.
Jika sesuai ekspektasi, ruang policy mix BI pasca pemangkasan suku bunga 25 bps ke 4,75% (17/9) tetap terbuka, namun sensitivitas rupiah membuat komunikasi kebijakan harus ekstra hati-hati. (BPS, TradingEconomics, Reuters)
IHSG Turun Tipis, Sektor Energi & Properti Menahan Pelemahan
IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) ditutup di level 8.061 (-0,77%) pada Selasa, 30 September 2025 lalu. Sementara itu, indeks LQ45 -1,05% dan indeks IDX30 -1,25%. Meski demikian, secara tahunan (YTD) IHSG masih +13,86% (LQ45 -3,95%). Ini menegaskan fase konsolidasi jelang rilis data inflasi hari ini, setelah reli YTD yang kuat.
Secara sektoral, sektor energi (+0,28%) dan properti (+0,29%) jadi penopang. Di sisi lain, sektor transportasi & logistik (-1,83%) terkoreksi. Sektor lain yang terkoreksi adalah industrials (-1,42%), financials (-1,37%), dan technology -1,34% (meski Technology YTD +162,28%).
Campuran ini konsisten dengan pola risk-trimming menjelang data inflasi. Net foreign sell, alias nilai penjualan bersih harian yang dilakukan investor asing berjumlah Rp1,703 triliun (YTD -Rp54,747 triliun) — menandakan asing masih selektif. (IDX, Kontan)
Rupiah & Eksternal: BI Aktif di Pasar; Shutdown (Penutupan Layanan Federal) AS & Minyak Turun Jadi Variabel Global Hari Ini
USD/IDR pagi ini ~16.660 (indikatif, 1/10), setelah kemarin bergerak di kisaran 16.65–16.66 seiring headline global yang two-way.
Tekanan utama tetap berasal dari sentimen dolar dan risk-appetite yang sensitif terhadap isu fiskal AS, yaitu shutdown AS, alias penutupan sementara sebagian layanan federal saat Kongres belum sepakat anggaran.
Bank Indonesia menegaskan memakai seluruh instrumen untuk jaga stabilitas rupiah: intervensi spot, DNDF/valas, serta pembelian SBN di pasar sekunder, termasuk intervensi NDF lintas waktu & lintas yurisdiksi (Asia–Eropa–AS). Pernyataan ini kembali ditegaskan pekan lalu, memperkuat policy backstop saat volatilitas meningkat. (Reuters)
Emas Mendekati Rekor; Harga Domestik Ikut Menanjak
Harga emas dunia (spot gold) saat ini mendekati rekor baru, bertahan di kisaran US$3.830–3.850 per ons. Kenaikan ini didorong oleh meningkatnya minat investor pada aset aman (safe haven) di tengah sentimen risk-off–kondisi ketika investor menghindari aset berisiko (saham, obligasi korporasi, dsb) dan beralih ke aset aman seperti emas karena meningkatnya ketidakpastian.
Penopang kenaikan ini adalah kekhawatiran terkait shutdown pemerintahan AS, yaitu penutupan sementara sebagian layanan federal saat Kongres belum sepakat anggaran, yang biasanya menambah volatilitas dan mendorong pelarian ke aset aman. Ekspektasi The Fed memangkas suku bunga ke depan juga ikut menopang harga emas.
Di dalam negeri, harga emas ritel domestik ikut naik. Referensi Pegadaian menunjukkan harga Antam berkisar di Rp2,335 juta/gram pagi ini, sejalan dengan pemberitaan market/consumer. (Reuters, Bloomberg Technoz, Logam Mulia)
Katalis Pasar yang Perlu Dicermati (Factors to Watch)
-
Hasil rinci data inflasi September: Core vs Volatile food/transport, serta implikasinya terhadap ekspektasi inflasi & forward guidance BI.
-
Nada komunikasi BI soal intervensi rupiah & pembelian SBN pasca pemotongan suku bunga; sinyal intensitas & durasi.
-
Tingkat dollar index/yield obligasi US Treasury (obligasi AS) & isu fiskal AS (shutdown/pendanaan): arah risk-on/off Asia & aliran ke EM.
-
Rotasi sektor domestik & arus asing: keberlanjutan defensif (energi/properti) vs tekanan finansial/teknologi.
-
Lintasan emas & minyak: momentum emas (safe haven) vs minyak (inflasi biaya); dampaknya ke emas ritel dan ekspektasi inflasi.
Rekomendasi Strategi Investasi
Jangka Pendek (<1 tahun)
⦁ Reksa Dana: Prioritaskan Pasar Uang & Pendapatan Tetap durasi pendek untuk redam volatilitas menjelang rilis inflasi September & dinamika USD/IDR. Jika ingin memiliki porsi ekuitas (saham), pertimbangkan untuk “cicil” di RD Indeks yang likuid (mis. IDX30) saat koreksi harian. Batasi target porsi ekuitas (mis. 10–20%) sambil pantau arus asing.
⦁ Emas: “Cicil” alias beli bertahap dalam porsi kecil namun rutin. Hindari “tebak puncak”, karena harga emas global mendekati rekor. Gunakan batas porsi taktis 5–8% portofolio jangka pendek sebagai hedge.
Jangka Menengah (1–5 tahun)
⦁ Reksa Dana: Tambahkan porsi Pendapatan Tetap tenor menengah saat imbal hasil menarik (terutama untuk investor konservatif-moderat). Jika ingin agresif, dapat kombinasikan dengan RD Indeks saham dan Reksa Dana Campuran untuk menangkap potensi arus masuk di fase pelonggaran BI/The Fed. Wacana kenaikan minimum free float OJK berpotensi meningkatkan likuiditas & memperkuat efektivitas produk indeks. Tetap disiplin “cicil” rutin dan rebalance berkala.
⦁ SBN ORI028 (fixed rate):
Masa penawaran 29 Sep–23 Okt 2025; posisikan sebagai jangkar pendapatan tetap di periode pelonggaran suku bunga. Reinvestasikan dana SBN yang segera jatuh tempo agar arus kupon tidak terputus. Pilih tenor (T3/T6) sesuai profil risiko dan rencana penggunaan dana 1–5 tahun.
⦁ Emas:Simpan porsi 5–10% dari portofolio sebagai penyeimbang siklus, tetap menggunakan metode “cicil” agar rata-rata biaya masuk terjaga.
Jangka Panjang (>5 tahun)
⦁ Reksa Dana: Untuk investor konservatif, kombinasikan RD Indeks saham (porsi terkendali) + Pendapatan Tetap sebagai penstabil. Jika ingin moderat-agresif, tingkatkan porsi RD Indeks secara bertahap, memanfaatkan potensi perbaikan likuiditas (kebijakan free float) dan peluang siklus komoditas jangka panjang. Tetap cicil rutin & rebalancing tahunan.
⦁ SBN Ritel: Susun jatuh tempo bertahap untuk investasi ulang agar arus kupon berkelanjutan.
⦁ Emas: Pertahankan porsi kecil strategis sebagai diversifikasi lintas siklus dan lindung nilai terhadap gejolak makro.
⚠️Sebelum melakukan keputusan investasi, investor wajib memahami profil risiko pribadi dan mempelajari karakteristik produk investasi, termasuk potensi risiko yang mungkin dihadapi.
Informasi ini bersifat umum dan tidak dapat dijadikan sebagai jaminan kinerja di masa depan; kinerja historis tidak mencerminkan hasil di masa depan.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
Kamus Investor
⦁ Policy mix (bauran kebijakan): Kombinasi alat kebijakan bank sentral & pemerintah (suku bunga, intervensi valas, fiskal, makro-prudensial) untuk jaga inflasi, nilai tukar, dan pertumbuhan. Contoh: BI memangkas 25 bps + intervensi DNDF untuk stabilkan rupiah.
⦁ Forward guidance (panduan ke depan): Sinyal resmi bank sentral soal arah kebijakan berikutnya agar pasar bisa antisipasi. Contoh: Jika inflasi in-line, nada BI “longgar-terukur” memberi ruang pelonggaran lanjutan.
⦁ Domestic atau Non-Deliverable Forward (DNDF/NDF): Kontrak lindung nilai kurs tanpa serah terima valas; selisih diselesaikan dalam rupiah. Dipakai BI untuk meredam gejolak USD/IDR. Contoh: BI masuk DNDF saat isu shutdown AS menekan rupiah.
⦁ Risk-on / Risk-off: Suasana selera risiko pasar. Risk-on = masuk aset berisiko (saham/EM). Risk-off = masuk aset aman (emas/dolar). Contoh: Kekhawatiran shutdown → peralihan ke emas (risk-off).
⦁ Risk-trimming (pengurangan risiko sementara): Mengurangi eksposur aset berisiko secara taktis jelang/selama event penting, tanpa keluar total dari pasar. Contoh: Menjelang rilis inflasi, kurangi sektor ber-beta tinggi, tambah RD Pasar Uang/pendapatan tetap durasi pendek.
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh tanamduit, sebuah group usaha yang terdiri dari PT Mercato Digital Asia (induk Perusahaan), PT Star Mercato Capitale yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018. PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas.
Segala informasi yang dipublikasikan pada situs dan/atau aplikasi tanamduit hanya bertujuan untuk informasi dan bukan sebagai saran, rekomendasi atau ajakan untuk membeli atau menjual suatu produk investasi tertentu yang terdapat dalam situs dan/atau aplikasi ini. Setiap analisa proyeksi, ataupun pernyataan yang merupakan prediksi suatu produk investasi di masa datang bukan merupakan indikasi kinerja masa yang akan datang. Kinerja masa lalu tidak dapat dijadikan suatu pedoman untuk kinerja masa datang.
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. tanamduit berusaha dengan itikad baik untuk memberikan informasi yang akurat, namun tidak menjamin bahwa informasi yang diambil dari berbagai sumber adalah tanpa adanya kesalahan, kelalaian, ketidakakuratan teknis atau faktual ataupun kesalahan ketik. Informasi yang tersedia dalam situs dan/atau aplikasi ini bukan sebagai informasi yang mengikat namun semata-mata hanya sebagai informasi tambahan dan pelengkap.