fb-logo
Beranda » belajar » Tanamduit Outlook » tanamduit Weekly Market Recap (20-24 Oktober 2025)

tanamduit Weekly Market Recap (20-24 Oktober 2025)

oleh | Okt 27, 2025

tanamduit menawarkan investasi yang aman dengan potensi return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito.

Sebelum berinvestasi, yuk, kenali kondisi market pada pekan 20-24 Oktober 2025 dan tips investasinya melalui berita market update berikut!

Ringkasan Weekly Market Recap:

  • IHSG: Naik 4,5% dipimpin rotasi ke blue-chip; asing net buy Rp4,23T menopang reli.
  • Emas XAU: Turun −3,24% w/w karena DXY/UST menguat dan profit-taking; tren besar tetap bullish.
  • SUN: Yield 10Y nyaris flat (±6,06 ke 6,08%); pasar konsolidasi, harga di indeks Indobex Govt +0,07%.
  • Wall Street: Dow +2,2%, Nasdaq +2,3% berkat inflasi jinak dan laba kuat korporasi; UST 10Y turun tipis, indeks dolar DXY +0,5%.
  • Investor reksa dana pertimbangkan untuk fokus ke pendapatan tetap dan pasar uang sambil bertahap akumulasi saham, sedangkan emas tetap menarik sebagai lindung nilai di tengah potensi penurunan suku bunga global.

Berikut adalah rangkuman kinerja indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi pada pekan 20-24 Oktober 2025, beserta data kinerja terbaru per tanggal 27 Oktober 2025.

Tabel Market Update 27 Oktober 2025

 

Pekan “Risk-On”: Blue-chip Mengangkat IHSG

Sepanjang 20–24 Okt 2025, IHSG naik 4,5% ke 8.27x, sementara LQ45, IDX30, Bisnis27, dan SRI Kehati masing-masing melesat 7–8%+. Kenaikan didorong rotasi dari konglomerasi ke blue-chip (perbankan, telko, otomotif/ komoditas) setelah koreksi pekan sebelumnya, ditopang ekspektasi kebijakan BI yang tetap suportif dan sentimen eksternal yang membaik di pertengahan pekan. Analis menyebut “shifting saham konglo ke blue-chip” sebagai tema utama jelang akhir pekan, seiring arus beli asing yang makin deras.

Secara aliran dana, asing net buy Rp4,23 triliun dalam sepekan 20–24 Okt, mengonfirmasi kembalinya minat global ke aset Indonesia; net buy harian yang menonjol terjadi 21 Okt (Rp1,34T) dan 23 Okt (Rp1,08T). Dari sisi teknikal, rebound berlanjut setelah IHSG bertahan di atas area support menengah; dari sisi fundamental, valuasi blue-chip pasca-koreksi plus prospek laba kuartal IV menjadi alasan akumulasi.

Penggerak utama indeks adalah perbankan besar dan blue-chip likuid. Pada 23 Okt, rekor IHSG disokong pembelian asing di BBRI (Rp296 miliar). Pola serupa terlihat di bank besar lain dan beberapa saham indeks utama, sehingga mengangkat IHSG, LQ45, IDX30, Bisnis27, SRI Kehati serempak. Ringkasnya, kombinasi faktor teknikal (rebound & rotasi), fundamental (valuasi/laba), dan arus dana asing menjelaskan reli pekan itu. (Bloomberg Technoz; CNBC Indonesia; IDX)

Emas Dunia Terkoreksi Ringan Karena Profit Taking, Penguatan Dolar AS dan Naiknya Yield UST

Pekan 20–24 Okt 2025, XAU bergerak dari US$4.356/oz ke US$4.112/oz (−3,24% w/w), setelah reli besar (+56,7% YTD). Tekanan mingguan terutama dari penguatan dolar AS & naiknya yield UST yang mengurangi daya tarik aset tanpa kupon, ditambah profit-taking usai menembus rekor. Dengan latar permintaan bank sentral masih kuat dan ekspektasi penurunan suku bunga ke depan, pelemahan ini lebih tampak konsolidatif/teknikal ketimbang perubahan fundamental.

Di domestik, emas Antam pada pekan yang sama cenderung melemah mengikuti XAU, namun penurunannya teredam oleh faktor rupiah (kurs USD/IDR) dan premi ritel (biaya cetak/distribusi, demand ritel). Artinya, harga Antam tidak selalu turun sedalam XAU, pelemahan global ditahan ketika rupiah melemah atau permintaan fisik menguat. Ke depan, katalis utama tetap arah suku bunga The Fed & suku bunga BI Rate, DXY dan atau UST 10Y, dan geopolitik. Untuk investor rupiah, perhatikan bahwa pergerakan kurs sering kali menentukan besaran perubahan harga Antam. (Investing, CNBC Indonesia, Bloomberg Technoz)

SUN Nyaris Flat: Harga Tertahan, Yield Sedikit Naik

Pekan 20–24 Okt 2025, yield SUN 10Y bergerak nyaris dari 6,06% ke 6,08% (naik tipis; 3Y dan 1Y juga naik kecil), sehingga harga Indobex Government hanya +0,07% w/w (praktis mendatar). Pergerakan ini dipicu kombinasi yield UST 10Y yang bertahan di kisaran 4,0%, DXY menguat ringan, serta agenda lelang—mendorong pasar cenderung wait-and-see. Secara teknikal, pasar melakukan konsolidasi setelah reli sebelumnya; secara fundamental, inflasi domestik yang terjaga dan kebijakan BI pro-stabilitas menahan tekanan jual. Pergerakan bersifat konsolidatif/temporer; prospek hingga akhir 2025 tetap ditopang fundamental. Selama UST/DXY tidak melonjak, yield SUN berpotensi terjaga di area 6,0–6,2%. (PHEI/IBPA, ringkasan pasar global UST/DXY (pekan yang sama)).

Wall Street Menguat, Yield AS Turun Tipis, Dolar Menguat Ringan (20–24 Okt 2025)

Saham AS menguat sepekan: Dow +2,2% dan Nasdaq +2,3%. Katalisnya kombinasi laporan inflasi AS yang lebih jinak dari perkiraan (memupuk harapan pemangkasan suku bunga The Fed lanjutan) dan musim laba yang solid. Saham seperti Intel, Alphabet, Apple, Ford ikut menopang sentimen; awal pekan pasar juga “risk-on” menjelang rilis data, meski sempat tersendat di tengah kabar pembatasan ekspor AS ke Tiongkok.

Di obligasi, US Treasury 10Y sepanjang pekan melemah tipis (yield −0,3% w/w) ke kisaran 4,00%, sejalan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed; Reuters mencatat yield 10Y sempat turun di bawah 4% pada 22 Okt. Di valas, indeks dolar DXY naik +0,5% ke 98,95, mencerminkan aliran lindung nilai (hedge fund) yang masih bercampur meski prospek suku bunga lebih akomodatif.

Pergerakan saham didorong alasan fundamental (inflasi melemah, laba korporasi yang kuat) dengan bumbu berita yang temporer, antara lain isu ekspor dan teknologi. Yield US Treasury yang lebih rendah cenderung positif bagi SBN dan ekuitas domestik (spread imbal hasil membaik), sementara DXY yang menguat bisa membatasi penguatan Rupiah. Secara keseluruhan, jika tren inflasi jinak atau melemah dan laba yang kuat korporasi AS berlanjut, maka sentimen risk-on regional, termasuk Indonesia, berpeluang bertahan. (Bloomberg Technoz, Reuters, AP News)

Factors to Watch

Menjelang akhir 2025, investor perlu mencermati sejumlah katalis utama yang berpotensi memengaruhi arah pasar.

  • Dari sisi global, fokus tertuju pada kebijakan suku bunga The Fed dan Bank Indonesia, serta pergerakan yield US Treasury dan Dolar AS (DXY) yang menentukan arus modal ke emerging markets.
  • Selain itu, inflasi global dan domestik, laporan laba emiten kuartal IV, serta dinamika geopolitik dan harga komoditas dunia akan menjadi faktor penting yang memengaruhi sentimen risiko dan nilai tukar.

Tips Investasi

  • Investor reksa dana disarankan menempatkan portofolio pada pendapatan tetap dan pasar uang guna menjaga stabilitas di tengah ketidakpastian global, sambil mulai akumulasi reksa dana saham blue-chip secara bertahap menjelang 2026.
  • Emas tetap menarik sebagai aset lindung nilai, terutama jika tren penurunan suku bunga global dan pelemahan dolar AS berlanjut, karena kondisi ini cenderung memperkuat harga emas dan menjaga daya lindungnya terhadap inflasi.

Yuk, investasi sekarang di tanamduit!

⚠ Sebelum melakukan keputusan investasi, investor wajib memahami profil risiko pribadi dan mempelajari karakteristik produk investasi, termasuk potensi risiko yang mungkin dihadapi. Informasi ini bersifat umum dan tidak dapat dijadikan sebagai jaminan kinerja di masa depan; kinerja historis tidak mencerminkan hasil di masa depan.

DISCLAIMER:

Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh tanamduit, sebuah group usaha yang terdiri dari PT Mercato Digital Asia (induk Perusahaan), PT Star Mercato Capitale yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018. PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas.

Segala informasi yang dipublikasikan pada situs dan/atau aplikasi tanamduit hanya bertujuan untuk informasi dan bukan sebagai saran, rekomendasi, atau ajakan untuk membeli atau menjual suatu produk investasi tertentu yang terdapat dalam situs dan/atau aplikasi ini. Setiap analisis, proyeksi, maupun pernyataan yang merupakan prediksi suatu produk investasi bukan merupakan indikasi kinerja di masa mendatang, karena kinerja masa lalu tidak dapat dijadikan pedoman untuk kinerja masa depan.

Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. tanamduit berusaha dengan itikad baik untuk memberikan informasi yang akurat, namun tidak menjamin bahwa informasi yang diambil dari berbagai sumber adalah tanpa adanya kesalahan, kelalaian, ketidakakuratan teknis atau faktual ataupun kesalahan ketik. Informasi yang tersedia dalam situs dan/atau aplikasi ini bukan sebagai informasi yang mengikat namun semata-mata hanya sebagai informasi tambahan dan pelengkap.

tanamduit team

tanamduit adalah aplikasi investasi reksa dana, emas, dan Surat Berharga Negara (SBN) yang telah berizin dan diawasi oleh OJK.

banner-download-mobile