tanamduit menawarkan investasi yang aman dengan potensi return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market dan strategi investasinya melalui berita market update berikut.
Ringkasan Market Update:
- IHSG mencetak rekor baru ke 8.617 didorong sektor industri, konsumer, dan infrastruktur, dengan asing kembali mencatat net buy.
- SUN menguat tipis dan yield turun seiring sentimen global yang stabil dan transaksi SBN yang tetap tinggi.
- Harga emas terkoreksi ringan karena profit-taking meski tren fundamental emas masih bullish.
- Wall Street menguat, yield UST turun, dan dolar melemah sehingga sentimen risiko global membaik, yang berpotensi mendorong IHSG menguat, menurunkan yield SUN secara bertahap, dan membantu menjaga Rupiah lebih stabil terhadap USD.
Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per tanggal 3 Desember 2025.

IHSG Cetak Rekor Baru 8.617, Asing Kembali Masuk
HSG naik 0,47% ke 8.548,8 pada 1 Desember 2025 kemarin dengan nilai transaksi Rp21,9 triliun; penguatan juga terjadi pada LQ45 dan IDX30. Kenaikan ini didukung sentimen global yang stabil, ekspektasi penurunan suku bunga 2026, serta mulai terlihatnya pola window dressing akhir tahun.
Saham TLKM +3,99% menjadi motor kenaikan IHSG, diikuti BMRI +0,62% dan beberapa saham defensif lainnya, sementara BBRI −0,27%, AMMN −2,27%, dan BRPT −3,07% menahan penguatan indeks. CNBC Indonesia mencatat tekanan pada sektor komoditas akibat profit taking setelah reli sebelumnya.
Investor asing mencatat net sell Rp120,6 miliar, melanjutkan aksi ambil untung setelah IHSG mencetak rekor pekan lalu. Tekanan asing ini lebih bersifat teknikal dan jangka pendek, sementara aliran dana domestik yang kuat dan momentum window dressing menjaga IHSG tetap dalam tren naik (+20,7% YTD). (Bloomberg Technoz, CNBC Indonesia, Kontan)
SUN Menguat, Yield Turun Tipis di Tengah Sentimen Stabil
Pasar SUN menguat dengan yield 10Y turun sedikit dari 6,28% ke 6,27%, pada Selasa 2 Desember kemarin diikuti penurunan tenor 3Y dan 1Y; kenaikan harga ini membuat Indobex Composite, Government, dan Corporate naik +0,09%. Penguatan didorong sentimen global yang stabil, rupiah yang terjaga, dan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed tahun 2026.
Transaksi SBN meningkat menjadi Rp24,5 triliun, lebih tinggi dari hari sebelumnya, sementara asing tercatat net buy ringan, memanfaatkan penurunan UST dan kondisi domestik yang kondusif. Pergerakan ini dianggap teknikal namun konsisten dengan tren jangka panjang yang positif berkat fundamental fiskal Indonesia yang kuat. (PHEI, Bloomberg Technoz, CNBC Indonesia)
Emas Terkoreksi Setelah Reli
Harga emas XAU turun 0,47% ke sekitar US$4.213/oz pada hari Selasa 2 Desember 2025 terutama karena profit taking dan sedikit penguatan dolar AS. Menurut Reuters, koreksi ini lebih bersifat teknikal karena tren fundamental emas masih kuat ditopang ekspektasi penurunan suku bunga The Fed.
Analis yang dikutip Investing dan Trading Economics memperkirakan emas bergerak konsolidatif di US$4.150–4.250/oz dalam jangka pendek, sementara prospek jangka panjang tetap bullish berkat prospek pemangkasan suku bunga 2026, pelemahan dolar, dan permintaan bank sentral yang solid.
Wall Street Menguat, Yield Turun, Dolar Melemah
Wall Street menguat (DJI +0,39%, Nasdaq +0,59%) pada perdagangan 2 Des 2025 didorong saham teknologi dan sentimen bahwa ekonomi AS melemah terukur sehingga peluang penurunan suku bunga 2026 tetap terbuka—kombinasi faktor fundamental dan teknikal menjelang akhir tahun.
Yield US Treasury 10Y turun tipis ke 4,09% dan DXY melemah ke 99,3 karena pasar kembali masuk ke obligasi dan menurunkan ekspektasi Fed yang hawkish, sehingga dolar kehilangan sedikit momentum.
Bagi Indonesia, kondisi ini positif: tekanan ke Rupiah dan SUN mereda dan minat risiko global meningkat, sehingga peluang aliran dana asing ke IHSG dan SBN membaik dalam jangka pendek, dengan prospek jangka panjang bergantung pada data inflasi dan arah kebijakan Fed berikutnya. (Reuters, CNBC, Marketwatch)
Factors to Watch
- Pasar fokus pada arah kebijakan The Fed, pergerakan yield UST–DXY, serta stabilitas Rupiah dan aliran asing menjelang potensi window dressing akhir 2025.
- Dari domestik, pantau hasil lelang SUN, harga komoditas global, dan kinerja emiten besar yang dapat memicu rotasi sektor.
Tips Investasi
- Reksa Dana: Tetap overweight reksa dana saham berbasis blue-chip sambil menjaga porsi pendapatan tetap/SBN untuk stabilitas; lakukan DCA hingga akhir tahun untuk memanfaatkan momentum window dressing.
- Emas: Pertahankan porsi emas 5–15% karena tren jangka panjang masih bullish; manfaatkan koreksi harga sebagai peluang beli sambil memantau kebijakan The Fed, dolar, dan tensi geopolitik.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
⚠ Sebelum melakukan keputusan investasi, investor sangat disarankan untuk memahami profil risiko pribadi dan mempelajari produk-produk investasi, terutama mengenai potensi risiko yang mungkin akan dihadapi oleh masing-masing produk.
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh tanamduit, sebuah group usaha yang terdiri dari PT Mercato Digital Asia (induk Perusahaan), PT Star Mercato Capitale yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018. PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas.
Segala informasi yang dipublikasikan pada situs dan/atau aplikasi tanamduit hanya bertujuan untuk informasi dan bukan sebagai saran, rekomendasi atau ajakan untuk membeli atau menjual suatu produk investasi tertentu yang terdapat dalam situs dan/atau aplikasi ini. Setiap analisa proyeksi, ataupun pernyataan yang merupakan prediksi suatu produk investasi di masa datang bukan merupakan indikasi kinerja masa yang akan datang. Kinerja masa lalu tidak dapat dijadikan suatu pedoman untuk kinerja masa datang.
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. tanamduit berusaha dengan itikad baik untuk memberikan informasi yang akurat, namun tidak menjamin bahwa informasi yang diambil dari berbagai sumber adalah tanpa adanya kesalahan, kelalaian, ketidakakuratan teknis atau faktual ataupun kesalahan ketik. Informasi yang tersedia dalam situs dan/atau aplikasi ini bukan sebagai informasi yang mengikat namun semata-mata hanya sebagai informasi tambahan dan pelengkap.

