Capital gain adalah salah satu istilah penting di dunia investasi. Secara umum, tujuan utama dari berinvestasi adalah meningkatkan jumlah modal atau gampangnya menumbuhkan kekayaan kita. Sederhananya, capital gain adalah kenaikan harga atau nilai aset tertentu. Aset yang dimaksud bisa berupa saham, obligasi, dll.
Yuk, kita kupas tuntas mengenai capital gain, mulai dari pengertian, jenis, cara menghitung, serta perbedaannya dengan dividen pada artikel berikut!
Pengertian Capital Gain
Capital gain adalah jumlah keuntungan dari investor ketika menjual kembali aset investasinya. Keuntungan berupa capital gain bisa investor dapatkan, selama harga jual produk investasi lebih tinggi daripada harga belinya. Oleh karena itu, dapat kita simpulkan, bahwa keuntungan yang investor dapat merupakan selisih dari harga jual dan beli suatu aset investasi.
Kebalikannya capital loss, alias kerugian. Kerugian bisa kamu apabila kamu menjual asetmu dengan harga lebih rendah daripada harga beli. Dalam berinvestasi, khususnya investasi high risk seperti saham dan reksadana saham harganya sangat volatile, sehingga potensi keuntungan yang kamu dapat memang tinggi, tetapi di sisi lain potensi kerugiannya pun sama tingginya.
Baca juga: Apa Itu Volatilitas? Ketahui Penyebab dan Cara Hitungnya
Jenis Capital Gain (Keuntungan Modal)
Ada dua jenis keuntungan modal yang perlu kamu ketahui berdasarkan jangka waktunya, yaitu jangka pendek dan panjang.
1. Keuntungan Modal Jangka Pendek (Short Term Capital)
Keuntungan modal jangka pendek adalah imbal hasil yang investor dapatkan dari penjualan aset investasi dalam waktu <1 tahun. Indikator jangka pendek pada setiap jenis aset berbeda. Namun, untuk investasi saham dan reksadana saham, keuntungan jangka pendek bisa investor dapat apabila menjualnya dalam waktu <1 tahun. Keuntungan jangka pendek biasanya dilakukan oleh investor risk taker yang memiliki kemampuan analisis dan prediksi yang mumpuni.
Baca juga:
2. Keuntungan Modal Jangka Panjang (Long Term Capital)
Keuntungan modal jangka panjang adalah imbal hasil yang investor dapatkan dari penjualan aset dalam kurun waktu min. 1 tahun. Strategi mendapatkan keuntungan jangka panjang seperti ini cocok untuk investor santai yang tidak memiliki waktu untuk terus memantau kondisi pasar modal. Biasanya, tujuan dan target waktu investasinya juga cukup panjang (>5 tahun).
Agar kamu mendapatkan keuntungan jangka panjang dari saham atau reksadana saham, sebaiknya tidak menjual kepemilikan saham atau reksadanamu setelah setahun, karena pertumbuhannya dalam satu tahun biasanya kurang signifikan. Jadi, kalau kamu adalah seorang investor jangka panjang, jenis keuntungan satu ini cocok banget buat kamu.
Baca juga: Pengertian, Tujuan, dan Contoh Investasi Jangka Panjang
Rumus Menghitung Capital Gain
Capital gain dapat kamu hitung dengan cara yang cukup sederhana. Rumus menghitungnya sebagai berikut:
Capital Gain = Harga jual – (Harga beli x total unit yang dibeli)
Berikut adalah simulasi perhitungan keuntungan dari produk reksadana saham.
Pada tahun 2017, kamu membeli reksadana saham A senilai Rp10 juta dengan harga NAB per unit Rp1.000,-. Artinya, kamu mendapatkan 10.000 unit reksadana. Hari ini, kamu menjual seluruh kepemilikanmu dengan harga NAB per unit tanggal 22 Maret 2022 Rp1.800,-
Artinya, harga jual reksadana saham A kamu adalah sebesar Rp18 juta.
Yuk, kita hitung, berapa keuntungan yang kamu dapatkan!
Capital Gain = 18.000.000 – (1.000 x 10.000)
= 18.000.000 – 10.000.000
= Rp8.000.000,-
Baca juga: Reksadana Saham: Ketahui Pengertian dan Keuntungannya!
Jadi, total keuntungan yang kamu dapatkan dari capital gain adalah Rp8 juta. Sebenarnya, ada sumber pendapatan lain juga yang bisa kamu dapat dari produk saham dan reksadana saham, yaitu dividen. Kira-kira apa, ya, perbedaannya dengan keuntungan modal? Simak perbedaannya di bawah ini!
Perbedaan Capital Gain dan Dividen
Sampai saat ini, masih banyak orang yang belum mengetahui perbedaan antara capital gain dan dividen. Dividen adalah pembagian laba atau imbal hasil dari perusahaan kepada para investor dalam bentuk uang tunai atau lembar saham. Sementara itu, kita sudah mengetahui bahwa capital gain adalah keuntungan yang didapat dari selisih harga jual dan harga beli suatu aset investasi.. Berikut adalah perbedaan di antara keduanya.
1. Cara Pemerolehannya
Perbedaan pertama yang paling menonjol adalah cara pemerolehannya. Dividen investasi investor dapatkan dengan cara pasif, karena untuk mendapatkannya kamu tidak perlu aktif melakukan aktivitas jual beli (trading). Kamu cukup menunggu perusahaan memperoleh laba dalam jangka waktu tertentu. Sementara itu, capital gain merupakan jenis keuntungan yang bersifat aktif. Artinya, kamu bisa secara aktif melakukan trading, atau mengambil keuntungan dari selisih harga jual dan beli dalam jangka panjang.
Baca juga: Perbedaan Trading dan Investasi, Investor Pemula Wajib Tahu!
2. Jangka Waktu Investasi
Investor penyuka dividen biasanya lebih suka keuntungan jangka panjang, karena pembagian dividen umumnya dilakukan secara berkala pada periode tertentu. Semakin besar modal, semakin besar dividen yang investor dapatkan. Makin panjang jangka waktu investasi, makin banyak juga potensi dividen yang didapatkan.
Sementara itu, investor pengejar keuntungan modal umumnya adalah mereka yang punya kemampuan analisis saham mumpuni sehingga aktif melakukan jual-beli saham di pasar modal. Jadi saat harga sahamnya naik dan memenuhi ekspektasi, investor dapat menjualnya dan meraup keuntungan dari selisih harga jual dan beli.
3. Waktu Transaksi
Perbedaan selanjutnya terletak pada timing transaksi. Sebagai seorang investor, kamu harus jeli untuk membaca dan menganalisis kondisi pasar. Oleh karena itu, kamu bisa membeli saham di waktu yang tepat.
Buat kamu yang mau mendapatkan keuntungan lebih dari dividen, kamu bisa membeli saham sebelum batas waktu akhir cum date. Cum date adalah waktu perolehan dividen bagi investor yang tercatat dalam kepemilikan saham perusahaan.
Sementara itu, untuk mendapat capital gain, kamu bisa membeli atau menambah portofolio investasimu pada saat harga saham atau NAB reksadana sedang turun. Setelah harganya naik sesuai targetmu, barulah kamu bisa menjualnya untuk mendapatkan keuntungan.
Baca juga: Apa Itu Time Frame Dalam Trading? Begini Cara Pilihnya!
4. Waktu Pembagian Keuntungan
Sebagaimana penjelasan sebelumnya, bahwa pembagian dividen dilakukan dalam periode tertentu, umumnya setahun sekali. Di sisi lain, untuk memperoleh keuntungan modal bisa investor lakukan kapan saja, selama harga jual lebih tinggi daripada harga beli.
Kesimpulan
Capital gain adalah selisih dari harga jual dan beli sebuah aset investasi. Apapun aset investasi yang kamu miliki, selama harga jualnya lebih tinggi dari harga beli saat kamu menjualnya, kamu pasti mendapatkan keuntungan. Tentukan timing yang tepat untuk membeli dan menjual produk investasi agar mendapatkan keuntungan maksimal.
Buat kamu yang masih pemula dan tidak punya waktu untuk melakukan aktivitas jual beli saham secara aktif dan kemampuan analisis yang mumpuni, kamu bisa pilih produk reksadana sebagai alternatif, lho. Tenang, saja, sudah ada manajer investasi yang siap mengelola modal investasimu supaya mendapatkan keuntungan. Di tanamduit, tersedia berbagai pilihan produk reksadana yang bisa kamu sesuaikan dengan tujuan dan target waktu investasimu.
Yuk, download tanamduit dan mulai investasi reksadana sekarang!