IHSG Turun (Lagi), Terkoreksi -1,14% di Hari Selasa (9/1)
IHSG kembali ditutup di zona merah dengan koreksi sebesar 1,14% atau 83,37 poin ke 7.200,2 pada perdagangan Selasa (9/1) kemarin.
Nilai transaksi transaksi tercatat Rp10,32 triliun, sedikit lebih rendah dibanding hari sebelumnya sebesar Rp10,71 triliun.
Beberapa saham mengalami penurunan drastis, terutama dari grup Barito, dengan BREN turun 20,00%, TPIA (Chandra Asri) turun 20,00%, dan BRPT turun 18,18%.
Ini adalah hari ketiga berturut-turut IHSG mengalami penurunan, menjadikan kinerja YTD (year to date) IHSG mencapai -1,00%.
Meski demikian, beberapa indeks saham lainnya menunjukkan kenaikan karena saham-saham yang mengalami penurunan signifikan tidak termasuk sebagai konstituen dari indeks-indeks tersebut.
Survei BI Tunjukkan Peningkatan Keyakinan Konsumen Terhadap Kondisi Ekonomi
Survei Konsumen Bank Indonesia Desember 2023 menunjukkan adanya peningkatan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi, yang tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) sebesar 123,8. Angka ini mengalami kenaikan dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 123,6.
Peningkatan keyakinan konsumen pada Desember 2023 didorong oleh perbaikan pada Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE), terutama pada Indeks Pembelian Barang Tahan Lama.
Sementara itu, Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) terhadap kondisi ekonomi 6 bulan ke depan tetap kuat, ditopang oleh Indeks Ekspektasi Penghasilan. (Sumber: Bank Indonesia)
Harga Surat Utang Negara Bergerak Variatif dan Masih Volatile
Harga Surat Utang Negara (SUN) bergerak variatif dalam rentang yang terbatas pada perdagangan kemarin.
Berdasarkan data dari PHEI, yield (imbal hasil) SUN Benchmark 5-tahun (FR0101) turun 3bp (basis poin) menjadi 6,58%, sementara yield (imbal hasil) SUN Benchmark 10-tahun (FR0100) meningkat sebesar 2 bp menjadi 6,71%.
Sementara itu, data Bloomberg menunjukkan bahwa level yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) naik 1 bp ke 6,72%.
Level yield curve tersebut masih in line (sesuai) dengan estimated range kami di minggu ini, yaitu di rentang 6,57—6,84% (Sumber: BNI Sekuritas)
Indeks Dow Jones Turun -0,42%, Yield US Treasury Sedikit Naik
Indeks S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average mengalami penurunan pada hari Selasa kemarin.
Penurunan ini terjadi karena investor bersikap hati-hati menyikapi kenaikan imbal hasil (yield) US Treasury (obligasi pemerintah AS). Kenaikan tersebut dipicu oleh antisipasi penurunan suku bunga Federal Reserve pada tahun 2024 dan juga oleh data inflasi yang segera akan dirilis.
Dalam hal ini, FedWatch Tool dari CME menunjukkan probabilitas penurunan suku bunga di bulan Maret menurun.
Ini mendorong yield Treasury naik ke sekitar 4%. Yield Treasury AS bertenor 10 tahun bahkan mencapai puncak tertinggi 4,053% selama sesi tersebut, mencerminkan ketidakpastian di pasar.
Minggu ini menjadi sangat penting bagi para investor karena mereka bersiap untuk menerima rilis data ekonomi utama, termasuk indeks harga konsumen (CPI) dan indeks harga produsen (PPI).
Selain itu, dimulainya musim laporan pendapatan perusahaan secara tidak resmi pada hari Jumat (5/1), dengan laporan dari bank-bank besar seperti JPMorgan (JPM) menjadi perhatian utama.
Menurut Tim Ghriskey, ahli strategi portofolio senior di Ingalls & Snyder New York, volatilitas pasar saat ini disebabkan oleh spekulasi mengenai tindakan The Fed dan antisipasi terhadap data ekonomi mendatang. Para investor berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mengantisipasi tren masa depan.
Rekomendasi:
- Kembalinya investor asing ke Indonesia, baik di pasar obligasi maupun saham, akan meningkatkan likuiditas perdagangan dan menambah gairah investor domestik. Hal ini akan akan mendorong naik harga obligasi dan harga saham, khususnya yang berkapitalisasi besar.
- Ini saatnya menambah investasi di reksa dana berbasis saham, khususnya reksa dana indeks saham, karena portofolionya terdiri dari saham-saham berkapitalisasi besar.
- Selain itu, ini saatnya menambah investasi di reksa dana berbasis obligasi, yaitu reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana pasar uang.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), memperoleh izin dari dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana.
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy, namun PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian tulisan ini atau kelalaian dari atau kerugian apapun yang diakibatkan dari penggunaan tulisan ini. Pendapat yang diungkapkan dalam tulisan ini adalah pandangan kami saat ini dan dapat berubah setiap saat tanpa pemberitahuan. Pembaca tulisan ini diwajibkan membaca prospektus dan memahami produk yang akan dibeli atau dijual sebelum melakukan transaksi pembelian dan/atau penjualan. Kinerja masa lalu tidak menjamin kinerja yang akan datang.