tanamduit menawarkan investasi AMAN dengan return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market dan strategi investasinya melalui penjelasan berikut.
Ringkasan Market Update:
- Senin (9/12) kemarin, IHSG naik lagi 0,75% karena sentimen positif dari rilis Indeks Keyakinan Konsumen bulan November.
- Rupiah kembali tertekan.
- Harga Surat Utang Negara masih volatile.
- Harga emas naik sekitar 1% karena pengambilalihan kekuasaan di Syria.
Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per 9 Desember 2024.
IHSG Ditutup Menguat Senin (9/12) Kemarin Karena Meningkatnya Indeks Kepercayaan Konsumen
IHSG ditutup menguat 0,75% ke 7.437,73 hari Senin (9/12) kemarin, setelah di hari Jumat naik 0,95%.
Kenaikan IHSG terjadi karena adanya sentimen positif atas rilis data Indeks Keyakinan Konsumen bulan November oleh Bank Indonesia. Angka Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) melonjak ke 125,9, dari 121,1 di bulan sebelumnya.
Peningkatan IKK terjadi di seluruh atau 6 kategori. Peningkatan ini dikaitkan dengan kelancaran transisi pemerintahan baru di bawah Presiden Prabowo Subianto.
Transaksi IHSG tercatat sebesar Rp44,3 triliun. Rp33 triliun di antaranya adalah transaksi tutup sendiri atas saham AADI.
Sementara itu, investor asing melakukan transaksi net buy sebesar Rp296 miliar.
Kenaikan IHSG dan indeks saham lainnya diangkat oleh saham-saham perbankan big caps, antara lain BBCA +2,73%, BMRI +2,41%, BBNI +2,88% dan BBRI +1,86%. (CNBC Indonesia, IDX)
Rupiah Kembali Tertekan Melemah
Mata uang rupiah ditutup melemah 0,13% ke level Rp15.865,5 per USD di penutupan perdagangan Senin (9/12) kemarin.
Pada saat yang sama, indeks dolar AS terpantau naik 0,02% ke posisi 106,07.
Rupiah diperkirakan masih akan menghadapi tekanan. terlebih karena masih derasnya arus keluar investasi asing dari instrumen SRBI dan SBN.
Kedua instrumen ini melanjutkan outflow bulan November, masing-masing keluar Rp18,5 dan Rp13,07 triliun. (Bisnis, Bloomberg Technoz)
Harga Surat Utang Negara Masih Volatile
Harga SUN ditutup cenderung melemah pada sesi perdagangan Senin (9/12) kemarin.
Hal ini tercermin dari naiknya yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0101) sebesar 1 basis poin ke level 6,84%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0100) naik 1 basis poin ke level 6,90%.
Nilai transaksi SBN secara outright traded tercatat sebesar Rp13.3 triliun, lebih tinggi dari nilai transaksi di hari sebelumnya Rp8.4 triliun.
Sementara itu, nilai transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp3,2 triliun.
Indikator global menunjukkan sentimen yang cenderung negatif, tergambar dari peningkatan yield US Treasury (UST).
Yield curve UST 5-tahun meningkat sebesar 4bp menjadi 4,07%, dan yield curve UST 10-tahun meningkat sebesar 5bp menjadi 4,20%.
Sementara itu, Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia masih bertahan di 72bp. Hal ini akan membuat yield SUN juga terdorong naik. (BNI Sekuritas)
Harga Emas Naik Karena Memanasnya Situasi Politik di Syria dan Korea Selatan
Pengambilalihan kekuasaan di Syria oleh pemberontak yang menggulingkan Presiden Bashar al-Assad, serta ketidakstabilan politik di Korea Selatan, membuat harga emas naik sekitar 1% ke USD2.660/ons Senin (9/12) kemarin.
Selain itu, bank sentral China di bulan November kembali membali emas untuk diversifikasi portofolio cadangan devisa. Hal ini turut mendorong naik harga emas. (Investing)
Ulasan
- US Fed mengisyaratkan adanya penurunan suku bunga untuk menekan bertambahnya pengangguran di AS, walaupun ekonomi AS masih kuat dan penurunan inflasi tidak seperti yang diharapkan.
- Harga saham di BEI masih akan tetap volatile. Butuh waktu agar harga saham kembali ke level tertinggi di atas 7.700. Demikian halnya dengan yield Surat Utang Negara.
- Harga emas diperkirakan akan volatile. Nilai emas “tarik-menarik”, antara masih akan tingginya suku bunga USD yang menahan kenaikan harga emas, dan situasi ketegangan politik yang masih tinggi di Rusia-Ukraina dan Israel-Hamas, serta Hizbullah-Iran.
Rekomendasi
- Untuk jangka pendek, investor disarankan untuk tetap berinvestasi di reksa dana pasar uang karena masih memberikan return lebih tinggi dari bunga deposito.
- Untuk jangka panjang, tetaplah berinvestasi di reksa dana berbasis saham secara rutin. Harga-harga saham dalam jangka panjang memberikan return yang lebih tinggi dibanding bunga deposito.
- Pengambilalihan kekuasaan di Syria & ketidakstabilan politik di Korea Selatan menambah ketidakpastian global. Ini membuat permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven menjadi semakin layak untuk menjadi portofolio lindung nilai.
- Tetaplah berinvestasi secara rutin untuk mencapai tujuan. Pilih produk reksa dana yang sesuai dengan profil risiko masing-masing.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), anak perusahaan PT Mercato Digital Asia, yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018.
PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam).
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. Meskipun demikian, PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian, kelalaian, atau kerugian apapun dari penggunaan tulisan ini.