tanamduit menawarkan investasi AMAN dengan return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Masa penawaran SBN Syariah seri Sukuk Ritel SR021 dibuka tanggal 23 Agustus – 18 September 2024 dengan kupon 6,35% (SR021-T3) dan 6,45% (SR021-T5) per tahun.
Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per 11 September 2024:
Rupiah Kembali Menguat Terhadap US Dollar
Rupiah ditutup menguat sekitar 0,3% ke 15.402 terhadap US Dollar hari Rabu kemarin. PenguatanRupiah seiring dengan penguatan mata uang Kawasan Asia lainnya, Yen Jepang menguat 0,7%, Dolar Taiwan menguat 0,15%, Won Korea menguat 0,31%, Peso Filipina menguat 0,77%, Rupee India menguat0,04%, dan Yuan China menguat 0,11%.
Penguatan Rupiah dan mata uang Asia lainnya lebih disebabkan karena pada saat yang sama US Dollar Index mengalami penurunan sekitar 0,18% ke 101,45.
Adapun penguatan Rupiah juga disebabkan oleh kenaikan cadangan devisa 2 bulan beruntun, bulan Agustus naik USD4,8 miliar ke USD150,2 miliarsetelah di bulan sebelumnya naik sekitar USD5,2 miliar dari USD140,2 miliar ke USD145,4 miliar. (CNBC Indonesia)
Investor Asing Terus Melakukan Transaksi Net Buy di Pasar Saham Bursa Efek Indonesia
Dalam 32 hari perdagangan periode 1 Agustus s.d. 11 September 2024, investor asing melakukan transaksi net buy sebanyak 29 hari net buy total Rp34,15 triliun dan 3 hari net sell total Rp1,17 triliun.
Dalam periode tersebut tercatat nilai net buy oleh investor asing Rp32,99 triliun, tidak jauh berbeda dengan nilai total net buy sejak awal tahun 2024 Rp31,93 triliun. Adapun IHSG pada periode tersebut naik sebesar 505,19 poin atau menguat 6,96%.
Kenaikan ini terutama disebabkan oleh ekspektasi yang semakin tinggi bahwa suku bunga USD akan turun di bulan September ini sebesar 0,25% dan antara 0,75%-1,00% sampai akhir tahun 2024.
Penurunan suku bunga USD akan diikuti oleh penurunan suku bunga BI Rate yang saat ini bertengger di 6,25% yang akan mengurangi biaya pinjamanemiten-emiten di Indonesia dan selanjutnya akan menaikkan profitabilitas mereka dan akan diikuti dengankenaikan harga saham.
Selain itu nilai Rupiah menunjukkan penguatan terhadap US Dollar yang mencerminkan berkurangnya risiko memegang atau berinvestasi dalam instrumen investasi Rupiah. Tambahan pula beberapa waktu yang lalu MSCI melakukan perubahan dan memasukkan tambahan nama-nama emiten Indonesia yang menjadi pedoman bagi investor asing untuk berinvestasi di suatu negara, termasuk di Indonesia.
Pertimbangan inilah yang membuat investor asing dalam posisi bullish atau percaya bahwa saham-sahamdi BEI akan mengalami kenaikan harga di kemudian hari. (tanamduit)
Harga Surat Utang Negara Menguat Rabu Kemarin
Harga SUN ditutup menguat pada sesi perdagangan Rabu kemarin, tercermin dari yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0101) yang turun sebesar 3 basis point ke level 6,45%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0100) yang turun sebesar 3 basis poin ke level 6,58%.
Nilai transaksi SUN secara outright tercatat sebesar Rp26,3 triliun, lebih tinggi dari sebelumnya Rp18,4 triliun. Sementara itu, nilai transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp719,3 miliar.(BNI Sekuritas)
Harga Emas Stabil di Level USD2.510 per troy onz
Harga emas stabil di dekat USD2.510 per ons pada hari Rabu kemarin karena pasar wait and see terhadaplaporan inflasi AS minggu yang akan datang untuk kejelasan tentang potensi penurunan suku bungaFederal Reserve. Kebijakan moneter yang kurang ketat atau turunnya suku bunga USD akanmenguntungkan emas karena biaya atau cost of fund untuk pembelian emas menjadi turun dan memperbesar peluang untuk memegang aset emas batangan yang tidak tidak menghasilkan bunga. Para pedagang juga mengamati dengan saksama debat pertama antara calon presiden AS Kamala Harris dan Donald Trump untuk mengantisipasi pemilihan umum pada bulan November. (Trading Economics)
Angka Inflasi AS Terakhir Mengurangi Harapan Pemangkasan Suku Bunga The Fed Sebesar 50 bps
Indeks harga konsumen AS naik sebesar 0,2% per bulan pada bulan Agustus, sama dengan angka bulanJuli, tetapi angka inflasi inti sedikit meningkat, yang berpotensi mengurangi peluang Federal Reserve untuk memberlakukan pemangkasan suku bunga yang lebih agresif pada pertemuan kebijakan 17-18 September mendatang.
Indeks harga konsumen AS bulan ke bulan memenuhi ekspektasi para pelaku pasar, bersama denganangka tahunannya yang melambat menjadi 2,5% dari 2,9% pada bulan Juli.
Sementara itu, harga konsumen inti, yang tidak termasuk barang-barang yang lebih fluktuatif sepertimakanan dan bahan bakar, naik tipis sebesar 0,3% per bulan, lebih tinggi dari perkiraan sebesar 0,2%. Dari tahun ke tahun, angkanya mencapai 3,2%, sesuai dengan perkiraan dan sama dengan inflasi bulanJuli.
Data CPI bulan Agustus sedikit membingungkan dalam upaya menilai persistensi tren disinflasi saat ini, sehingga membuat perkiraan turunnya suku bunga sebesar 25 bps pada bulan ini menjadi lebih rasional. (Investing)
Yield US Treasury 10 Tahun Naik Rabu Kemarin
Imbal hasil atau yield obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun kembali ke level 3,67% pada hari Rabu setelah turun sesaat ke 3,62%, karena CPI inti yang lebih panas dari perkiraan mendorong taruhan pada pengurangan suku bunga hanya 25bps oleh Fed minggu depan. (Trading Economics)
Ulasan
- Data PCE AS di bulan Juli lebih tinggi dari bulan sebelumnya tetapi pelaku pasar tetap yakin bahwa US Fed akan menurunkan suku bunga USD di bulan September mendatang, bahkan sebagian pelaku pasar yakin bahwa suku bunga akan turun 50 bps. Keyakinan ini didukung oleh pernyataan pejabat US Fed bahwa menahan suku bunga yang tinggi dapat menekan pertumbuhan ekonomi AS.
- Penurunan suku bunga USD akan diikuti oleh penurunan suku bunga Rupiah BI Rate oleh Bank Indonesia karena inflasi yang sesuai dengan ekspektasi, 2,50%.
- Derasnya dana investasi asing ke SUN, saham dan SRBI adalah gambaran tingkat kepercayaan yang tinggi investor asing akan potensi return yang akan mereka peroleh.
- Harga emas diperkirakan masih akan naik karena selain bunga USD yang akan turun juga karena ketidakpastian global dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan Eropa Timur yang meningkat.
Rekomendasi
- Untuk jangka pendek, investor disarankan untuk tetap berinvestasi di reksa dana pasar uang karena masih memberikan return lebih tinggi dari bunga deposito.
- Untuk jangka menengah dan panjang, pertimbangkan untuk mengakumulasi reksa dana saham dan indeks saham. Hal ini karena menguatnya kemungkinan turunnya suku bunga US di bulan September mendatang dan mendorong investor global untuk mengalokasikan investasinya ke emerging countries, termasuk ke Indonesia, dan ini akan mendorong naiknya harga-harga saham di Bursa Efek Indonesia.
- Harga emas masih volatile. Dalam jangka menengah dan jangka panjang, harga emas diperkirakan masih akan naik karena beberapa bank sentral masih melakukan pembelian emas untuk diversifikasi risiko karena ketidakpastian global, baik dalam hal perekonomian maupun geopolitik yang masih memanas.
- Emas dapat dipertimbangkan untuk menjadi portfolio investasi untuk jangka menengah dan panjang.
- Tetaplah berinvestasi secara rutin untuk mencapai tujuan keuangan. Pilih produk reksa dana yang sesuai dengan profil risiko masing-masing.
- Emas dapat dipertimbangkan untuk investasi jangka panjang karena nilai emas selalu mengalahkan inflasi.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), anak perusahaan PT Mercato Digital Asia, yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018.
PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam).
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. Meskipun demikian, PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian, kelalaian, atau kerugian apapun dari penggunaan tulisan ini.