tanamduit menawarkan investasi TERAMAN dengan return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Investasi di SBN seri SR020, investasi syariah yang 100% aman dijamin oleh negara!
Masa penawaran SR020 berlangsung mulai 1 Maret—27 Maret 2024. Berikut adalah tingkat kupon SR020:
- SR020-T3 tenor 3 tahun kupon 6,30% per tahun
- SR020-T5 tenor 5 tahun kupon 6,40% per tahun
Tingkat imbal hasil (return) SR020 jauh lebih tinggi dari bunga deposito. Investasi SR020 di aplikasi tanamduit, dapat bonus voucher reksa dana jutaan rupiah! Yuk, investasi SR020 di tanamduit!
Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per 8 dan 12 Maret 2024:
IHSG Semakin Mendekati 7.400
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,11%, mencatat all time high yang baru di 7.381,91 pada penutupan perdagangan saham BEI (Bursa Efek Indonesia) hari Jumat 8 Maret yang lalu.
Bursa Efek Indonesia tidak melakukan perdagangan pada hari Senin dan Selasa (11-12 Maret), sehubungan dengan libur Hari Raya Nyepi.
IHSG terhitung telah tumbuh 1,50% sejak awal tahun 2024. Sementara itu, indeks saham lain tumbuh sekitar 2-4%. SRI Kehati tumbuh 4,78%, IDX30 tumbuh 2,67%, dan Bisnis27 tumbuh 4,85%.
Kenaikan atau pertumbuhan harga saham ini terjadi karena adanya sentimen positif akan data melemahnya ekonomi AS. Hal ini diprediksi akan menurunkan inflasi dan mendorong US Fed untuk menurunkan suku bunga yang masih bertengger di 5,25%-5,75% sejak tahun lalu.
Di sisi lain, Bursa Efek di Eropa dan sebagian bursa di kawasan Asia juga mengalami kenaikan. Indeks Hang Seng di Hong Kong, misalnya, naik sekitar 3%.
Namun, kenaikan IHSG ini rawan dengan aksi profit taking dan masih akan volatile setelah adanya rilis berita inflasi AS bulan Februari 2024, pada hari Selasa kemarin, yang kembali naik ke 3,2% (konsensus pasar 3,1%) dari 3,1% inflasi di bulan Januari 2024.
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Melambat dan Stagnan sejak 2003
Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia berada dalam tren yang melambat dan stagnan.
Ekonomi Indonesia hanya tumbuh sebesar 5% secara rata-rata dalam 20 tahun terakhir atau sejak 2003 hingga 2023. Pertumbuhan ini disebabkan oleh terjadinya penurunan total factor productivity.
Penurunan indeks total factor productivity Indonesia disebabkan oleh terjadinya deindustrialisasi. Penurunan ini berawal sejak krisis 1998 yang hingga saat ini belum kembali ke kondisi awal.
Karena itu, pemerintah perlu memacu sumber pertumbuhan ekonomi, di antaranya melalui hilirisasi hingga produk akhir, industri hijau, industri biru, industri kreatif, dan bioteknologi.
Selain itu, pemerintah juga perlu mendorong pembangunan yang menyasar pada pertumbuhan inklusif melalui transformasi sosial dan ekonomi.
Oleh karena itu, pemerintah telah menetapkan tema RKP (Rencana Kerja Pemerintah) untuk 2025, yaitu akselerasi pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. (Bisnis)
Saham AS: Nasdaq Naik 1,54% hari Selasa (12/3) Kemarin
Saham-saham AS berakhir lebih tinggi pada hari Selasa, 12 Maret lalu. Indeks S&P naik 1,1% ke penutupan tertinggi baru, Nasdaq naik 1,1%, dan Dow Jones melonjak 235 poin.
Saham-saham teknologi melanjutkan reli di tengah rilisnya data inflasi yang sedikit lebih tinggi dari perkiraan. Nvidia melonjak 7,1%, Meta naik 3,3%, dan Microsoft naik 2,6%. Oracle ditutup pada level tertinggi sepanjang masa di $127,54, melonjak 11,7%, menandai kenaikan harian terbesar sejak 2021.
Inflasi umum meningkat lebih tinggi menjadi 3,2%, di atas perkiraan. Namun, tingkat inflasi bulanan sesuai dengan ekspektasi dan inflasi inti melambat. Data inflasi ini berdampak kecil pada ekspektasi penurunan suku bunga pertama oleh The Fed pada bulan Juni. (Trading Economics)
Ulasan:
Isu kapan US Fed akan menurunkan suku bunga masih menjadi topik yang hangat di kalangan pelaku pasar keuangan.
Inflasi AS di bulan Februari 2024 berada di level 3,2%, masih belum menunjukkan tren penurunan walaupun inflasi inti mulai melambat. Oleh karena itu, Bursa Efek Indonesia masih akan volatile, namun dengan tren kenaikan pada IHSG dan indeks-indeks lainnya.
Rekomendasi:
1. Investor Konservatif:
- Masa investasi 1-3 tahun: Prioritaskan keamanan dan likuiditas, investasi di Surat Berharga Negara (SBN) dan reksadana pasar uang.
- Masa investasi >3 tahun: Investasi di reksadana pendapatan tetap atau reksadana campuran konservatif (yang komposisi portofolio obligasinya lebih besar). Pertimbangkan juga untuk berinvestasi di emas.
2. Investor Moderat:
- Masa investasi 1-3 tahun: Investasi di reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran.
- Masa investasi >3 tahun: Investasi di indeks saham yang mengikuti kinerja indeks pasar saham, yaitu SRI Kehati, IDX30, Bisnis27, MSCI Indonesia Value Index, MSCI ESG.
3. Investor Agresif:
- Masa investasi 1-3 tahun: Perbesar alokasi dalam reksadana saham dan reksa dana indeks saham. Take profit jika IHSG sudah naik 3%-4%. Perhatikan tren pasar dan berita terkini.
- Masa investasi >3 tahun: Perbesar alokasi di reksadana saham dan dan reksadana indeks saham. Jangan terpengaruh oleh volatilitas atau naik turun di jangka pendek.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), memperoleh izin dari dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana.
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy, namun PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian tulisan ini atau kelalaian dari atau kerugian apapun yang diakibatkan dari penggunaan tulisan ini. Pendapat yang diungkapkan dalam tulisan ini adalah pandangan kami saat ini dan dapat berubah setiap saat tanpa pemberitahuan. Pembaca tulisan ini diwajibkan membaca prospektus dan memahami produk yang akan dibeli atau dijual sebelum melakukan transaksi pembelian dan/atau penjualan. Kinerja masa lalu tidak menjamin kinerja yang akan datang.