tanamduit menawarkan investasi AMAN dengan return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market dan strategi investasinya melalui penjelasan berikut.
Ringkasan Market Update:
- IHSG, Surat Utang Negara, dan nilai tukar rupiah rontok di ujung pekan lalu.
- Harga emas anjlok hari Jumat (13/12) lalu karena data inflasi AS yang masih tinggi membuat mata uang US Dollar menguat dan lebih menarik dibanding emas.
- Harga SUN masih meneruskan pelemahan karena naiknya yield obligasi USD membuat yield obligasi Rupiah terdorong naik.
Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per 13 Desember 2024.
IHSG Turun Lagi Jumat (13/12) Karena Sentimen Negatif Masih Kuatnya Ekonomi AS
Jumat (13/12), IHSG kembali ditutup turun -0,94% ke 7.324,79 setelah di hari sebelumnya juga ditutup -0,94%.
Nilai transaksi IHSG tercatat sebesar Rp12,05 triliun dan investor asing melakukan net sell sebesar Rp1,39 triliun.
Penurunan IHSG terjadi karena investor khawatir akan dampak dari naiknya inflasi produsen (Producer Price Index/PPI) tahunan di AS. Inflasi produsen bulan November berada di angka 3,0%, naik dari bulan sebelumnya yang sebesar 2,6%. Angka ini juga lebih tinggi dari ekspektasi pasar, yaitu sebesar 2,6%.
Angka PPI tidak sejalan dengan angka inflasi konsumen (Consumer Price Index/ CPI) bulan November yang sesuai dengan ekspektasi pasar, yakni sebesar 2,7%, meski lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya (2,6%).
Naiknya PPI menurunkan ekspektasi pasar mengenai pemangkasan suku bunga US di bulan Desember. Alhasil, US Dollar Index menguat dan harga obligasi US Treasury tertekan atau yield-nya menjadi naik.
Akibatnya, investor asing semakin menarik investasinya di emerging markets, termasuk Indonesia, baik dalam sektor pasar saham dan surat utang, seperti Surat Utang Negara (SUN) dan Sertifikat Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Dampak selanjutnya adalah nilai tukar rupiah menjadi semakin tertekan. Sebab, investor asing membeli mata uang USD dari pencairan investasinya di saham dan surat utang dalam nilai yang besar.
Apalagi, di bulan Desember, korporasi memiliki banyak kebutuhan untuk membayar kupon atau surat utang dalam denominasi US Dollar.
Dalam konteks IHSG, sektor perbankan menjadi motor alias penggerak penurunan sebesar -1,57%.
Saham BBRI -2,11%, BBNI -3,07%, BMRI -1,63%, BBCA -1,23%. (Bloomberg Technoz)
Harga Emas Batangan ANTAM Anjlok Sabtu Lalu Karena Harga Emas Dunia Turun Tajam
Harga emas batangan Logam Mulia produksi PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTAM) turun pada perdagangan Sabtu (14/12) lalu, terpicu oleh perkembangan harga emas dunia yang turun karena inflasi produsen di AS bulan November naik ke 3,0% dari 2,6% di bulan sebelumnya.
Jumat (13/12) lalu, harga emas dunia di pasar spot ditutup turun sekitar 1,25% di US2.647,3/troy ons.
Perkembangan ini membuat keyakinan pasar terhadap peluang penurunan suku bunga oleh bank sentral Federal Reserve agak berkurang. Walau masih sangat tinggi, tetapi terlihat optimisme memudar.
Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas menjadi kurang menguntungkan saat suku bunga masih tinggi. (Bloomberg Technoz)
Harga Surat Utang Negara Terus Melemah
Harga SUN ditutup melemah pada sesi perdagangan Jumat pekan lalu (13/12).
Hal ini ditandai dengan turunnya harga SUN seri acuan pada kisaran 5-35 basis poin dari level penutupan kemarin, sementara yield SUN bertenor 10 tahun (FR0100) naik 5 basis poin ke level 7,05%.
Indeks obligasi negara, Indobex Government, yang merupakan gabungan harga dari seluruh seri SUN yang beredar, juga menunjukkan penurunan harian sekitar -0,05%.
Adapun, nilai transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp21,58 triliun, lebih tinggi dari nilai transaksi hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp18,29 triliun. (BNI Sekuritas, PHEI)
Ulasan
- Data ekonomi AS bulan November yang ditandai dengan inflasi konsumen (CPI) yang sesuai dengan ekspektasi pasar sebesar 2,70%, inflasi produsen (PPI) sebesar 3,0% yang jauh di atas perkiraan pasar (2,6%), dan meningkatnya pengangguran menjadi 4,2%, membuat pasar ragu bahwa US Fed akan menurunkan suku bunga lagi di minggu yang akan datang di pengujung tahun 2024.
- Masih kuatnya ekonomi AS membuat mata uang US Dollar, yang direpresentasikan oleh US Dollar Index (DXY), naik ke level 107.
- Yield US Treasury juga naik ke level 4,4%, membuat investor global mengalihkan kembali investasinya dari negara emerging markets ke pasar yang lebih menjanjikan, yaitu Amerika Serikat.
- Pasar saham, obligasi, dan mata uang rupiah menjadi tertekan karena investor asing menjual kembali saham, Surat Utang Negara, dan Sertifikat Rupiah Bank Indonesia, untuk kemudian ditukar dengan USD dan ditempatkan di pasar keuangan AS.
- Harga saham di BEI masih akan tetap volatile. Butuh waktu agar harga saham kembali ke level tertinggi di atas 7.700. Demikian halnya dengan yield Surat Utang Negara.
- Harga emas diperkirakan akan volatile. Nilai emas “tarik-menarik”, antara masih akan tingginya suku bunga USD yang menahan kenaikan harga emas, dan situasi ketegangan politik yang masih tinggi di Rusia-Ukraina dan Israel-Hamas, serta Hizbullah-Iran.
Rekomendasi
- Untuk jangka pendek, investor disarankan untuk tetap berinvestasi di reksa dana pasar uang karena masih memberikan return lebih tinggi dari bunga deposito.
- Untuk jangka panjang, tetaplah berinvestasi di reksa dana berbasis saham secara rutin. Harga-harga saham dalam jangka panjang memberikan return yang lebih tinggi dibanding bunga deposito.
- Pengambilalihan kekuasaan di Syria & ketidakstabilan politik di Korea Selatan menambah ketidakpastian global. Ini membuat permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven menjadi semakin layak untuk menjadi portofolio lindung nilai.
- Tetaplah berinvestasi secara rutin untuk mencapai tujuan. Pilih produk reksa dana yang sesuai dengan profil risiko masing-masing.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), anak perusahaan PT Mercato Digital Asia, yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018.
PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam).
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. Meskipun demikian, PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian, kelalaian, atau kerugian apapun dari penggunaan tulisan ini.