Beranda » belajar » Tanamduit Outlook » tanamduit Breakfast News: 16 Januari 2025

tanamduit Breakfast News: 16 Januari 2025

oleh | Jan 16, 2025

tanamduit menawarkan investasi AMAN dengan return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market dan strategi investasinya melalui penjelasan berikut.

Ringkasan Market Update:

  • IHSG melesat nyaris 2% setelah BI pangkas suku bunga.
  • BI pangkas suku bunga, yield SUN menguat signifikan!
  • BI Rate turun, rupiah langsung turun 0,37%.
  • Harga emas melonjak setelah data inflasi AS mengejutkan pasar.
  • Inflasi AS naik, imbal hasil obligasi dan indeks dolar turun.
  • Wall Street meroket: laporan CPI dan laba bank mengguncang pasar.

Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per tanggal 15 Januari 2025.

data-market-update-16-januari-2025

IHSG Melesat Nyaris 2% Setelah BI Pangkas Suku Bunga

Pada Rabu (15/1/2025), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak 1,77% ke level 7.079,56 setelah Bank Indonesia (BI) secara mengejutkan menurunkan suku bunga acuannya menjadi 5,75%.

Nilai transaksi IHSG tercatat sebesar RpRp10,76 triliu dan investor asing melakukan net buy sebesar Rp593,6 milyar.

Pemangkasan suku bunga oleh BI mendukung penguatan sektor keuangan dan properti yang menjadi penopang utama IHSG. Saham perbankan besar seperti BBRI, BMRI, dan BBCA mencatat kenaikan signifikan, masing-masing +7,63%, +6,48% dan +2,89%.

Indeks-indeks selain IHSG turut mengalami kenaikan yang lebih tinggi dari IHSG. Indeks SRI Kehati +3,54%, IDX30 +3,31%, Bisnis27 +3,55%.

Dalam konteks pemangkasan suku bunga, Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan bahwa pemangkasan suku bunga dilakukan karena rendahnya inflasi dan stabilitas nilai tukar rupiah.

Keputusan untuk memangkas suku bunga juga sejalan dengan strategi BI untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Selain itu, Perry menambahkan bahwa meskipun pertumbuhan ekonomi diperkirakan sedikit lebih rendah, pemangkasan suku bunga diharapkan dapat menciptakan momentum pertumbuhan yang lebih baik.

BI juga mencermati dinamika global dan domestik dalam pengambilan keputusan. Dengan inflasi yang terkendali dan nilai tukar rupiah yang stabil, BI menilai masih ada ruang untuk penurunan suku bunga lebih lanjut. (Bloomberg Technoz, CNBC Indonesia, Bank Indonesia)

BI Pangkas Suku Bunga, Yield SUN Cenderung Menurun

Harga Surat Utang Negara (SUN) menguat pada perdagangan Rabu (15/1/2025).

Hal ini ditandai dengan turunnya yield SUN Benchmark 5-tahun menjadi 7,02% dan turunnya yield SUN 10-tahun menjadi 7,25%.

Volume transaksi mencapai Rp20,2 triliun, lebih tinggi dari hari sebelumnya. Seri FR0104 dan FR0103 menjadi yang paling aktif diperdagangkan.

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan untuk menurunkan BI-Rate sebesar 25 basis poin menjadi 5,75%.

Keputusan ini didorong oleh rendahnya prakiraan inflasi dan stabilitas nilai tukar Rupiah.

Sentimen global juga positif. Penurunan yield US Treasury dan Credit Default Swap (CDS) Indonesia, menunjukkan adanya optimisme di pasar obligasi. (BNI Sekuritas)

BI Rate Turun, Rupiah Langsung Turun 0,37%

Rupiah melemah drastis ke level Rp16.325/USD setelah Bank Indonesia secara mengejutkan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,75% dalam Rapat Dewan Gubernur Januari ini.

Keputusan ini mengagetkan pasar, yang sebelumnya memperkirakan BI akan mempertahankan suku bunga di level 6% karena tekanan terhadap rupiah yang sudah semakin berat.

Pengumuman tersebut membuat nilai tukar rupiah langsung jatuh 0,37%.

Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyatakan bahwa proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini diturunkan menjadi 4,7%-5,5% dari proyeksi sebelumnya 4,8%-5,6%.

Penurunan proyeksi ini disebabkan oleh rendahnya ekspor akibat lemahnya permintaan dari negara mitra dagang utama kecuali AS, konsumsi rumah tangga yang masih lemah, dan dorongan investasi swasta yang belum kuat.

BI berkomitmen untuk terus menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui bauran kebijakan. (Bloomberg Technoz, Bisnis)

Harga Emas Melonjak Setelah Data Inflasi AS Mengejutkan Pasar

Pada Rabu (15/1/2025), harga emas dunia naik 0,4% menjadi USD2.687 setelah data inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan menyebabkan dolar melemah.

Data inflasi inti menunjukkan kenaikan yang lebih lambat dari yang diantisipasi, dengan indeks harga konsumen utama meningkat 0,4% pada Desember dan 2,9% secara tahunan.

Kekhawatiran tentang inflasi yang terus-menerus muncul setelah data ketenagakerjaan yang kuat dan janji Presiden terpilih Donald Trump untuk mengenakan tarif yang ketat.

Bank sentral mengisyaratkan laju penurunan suku bunga yang lebih lambat pada tahun 2025 karena inflasi dan pasar tenaga kerja yang kuat.

Inflasi yang lebih rendah membebani dolar, membuat emas lebih murah bagi pembeli asing. (Investing)

Inflasi AS Naik, Imbal Hasil Obligasi dan Indeks Dolar Turun

Imbal hasil (yield) obligasi Treasury AS 10 tahun turun 14 basis poin menjadi 4,64% setelah naik tiga hari berturut-turut, karena para pedagang mencerna laporan CPI (Customer Price Index) AS terbaru.

Inflasi utama naik menjadi 2,9% tahun-ke-tahun, sesuai dengan ekspektasi. Sementara itu, tingkat inflasi bulanan meningkat menjadi 0,4%, melampaui perkiraan 0,3%.

Meski demikian, inflasi inti menunjukkan tanda-tanda mereda dengan tingkat tahunan melambat menjadi 3,2% dan tingkat bulanan menurun menjadi 0,2%.

Data CPI ini memberikan sedikit kepastian mengenai tekanan harga dalam perekonomian, meskipun inflasi tetap tinggi.

Kini, para pedagang tengah mengantisipasi penurunan suku bunga sebesar 36 basis poin oleh Federal Reserve tahun ini, dengan penurunan suku bunga pertama diperkirakan terjadi pada bulan Juli.

Di sisi lain, US Dollar Index turun ke 109,7 dari sebelumnya 109,96, karena data inflasi AS yang tidak memberikan kejutan kenaikan tajam.

Inflasi Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index/CPI) utama naik 2,9% per tahun, sementara inflasi inti turun secara tak terduga.

Namun, investor masih khawatir akan terjadi kenaikan harga yang tajam karena kebijakan pro-inflasi dari pemerintahan presiden Donald Trump yang akan datang. Ini meningkatkan ekspektasi lebih sedikit pemotongan suku bunga oleh Fed tahun ini. (Trading Economics)

Wall Street Meroket: Laporan CPI dan Laba Bank Mengguncang Pasar

Wall Street mencatat kenaikan harian terbesar dalam lebih dari dua bulan pada hari Rabu (15/01/2025).

Kenaikan ini didorong oleh laba bank yang kuat dan data inflasi inti yang lebih rendah dari perkiraan.

Indeks S&P 500 naik 1,8%, Dow Jones melonjak 703 poin atau 1,6%, dan Nasdaq 100 melesat 2,4%.

Laporan CPI menunjukkan kemajuan menuju target inflasi 2% dari Federal Reserve, dengan CPI inti naik 3,2% yoy, turun dari 3,3% pada bulan November. Investor kini mengantisipasi potensi penurunan suku bunga di akhir tahun.

Laba yang kuat dari bank-bank besar memicu reli pasar saham, dengan saham JPMorgan naik 2% setelah melampaui perkiraan laba dan pendapatan serta meningkatkan panduan pendapatan bunga bersih 2025.

Wells Fargo melonjak 6,6% menyusul peningkatan laba, Goldman Sachs melonjak 6% karena laba dan pendapatan yang kuat, Citigroup naik 6,5%, dan Bank of New York Mellon melonjak 8,1%.

Sentimen positif ini diperkuat oleh penurunan imbal hasil obligasi dan komentar optimis dari pejabat Federal Reserve tentang kemajuan berkelanjutan dalam mengurangi inflasi. (Trading Economics)

Ulasan

  • Penurunan suku bunga BI Rate sebesar 0,25% oleh Bank Indonesia hari Rabu 15 Januari kemarin memberi dampak positif pada pasar obligasi saham.  Turunnya BI Rate akan diikuti oleh turunnya bunga deposito dan bunga kredit atau pinjaman. Hal ini selanjutnya akan menurunkan biaya kredit yang harus dibayar oleh perusahaan yang meminjam uang dari bank atau dari penerbitan obligasi.
  • Di lain pihak, turunnya suku bunga BI Rate dapat mengancam terjadinya pelemahan Rupiah lebih lanjut. Bank Indonesia diperkirakan akan meningkatkan intervensi pasar agar pelemahan Rupiah dapat dikendalikan.
  • Walaupun inflasi AS bulan Desember 2024 meningkat, tingkat inflasi masih dalam radar ekspektasi pasar. Hal ini membuat yield obligasi US Treasury dan USD Index menurun. Meski demikian, investor tetap khawatir bahwa inflasi di tahun 2025 masih akan tinggi, karena Presiden Terpilih Donald Trump akan menerapkan kebijakan yang inflationary sehingga penurunan suku bunga USD diperkirakan hanya akan terjadi 2 kali, dengan total 50 bps (0,50).
  • Tingginya inflasi, kuatnya mata uang US Dollar, dan tingginya yield obligasi US Treasury masih menjadi ancaman bagi emerging market seperti Indonesia. Investor asing akan dengan mudah memindahkan investasinya dari Indonesia ke pasar AS yang memberikan return yang lebih menarik dan risiko yang lebih rendah dari Indonesia.

Rekomendasi

  • Untuk jangka pendek, investor disarankan untuk tetap berinvestasi di reksa dana pasar uang karena masih memberikan return lebih tinggi dari bunga deposito.
  • Untuk jangka panjang, tetaplah berinvestasi di reksa dana berbasis saham secara rutin. Harga-harga saham dalam jangka panjang memberikan return yang lebih tinggi dari bunga deposito.
  • Tetaplah berinvestasi secara rutin untuk mencapai tujuan. Pilih produk reksa dana yang sesuai dengan profil risiko masing-masing.

Yuk, investasi sekarang di tanamduit!

DISCLAIMER:

Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), anak perusahaan PT Mercato Digital Asia, yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018.

PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam).

Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. Meskipun demikian, PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian, kelalaian, atau kerugian apapun dari penggunaan tulisan ini.

tanamduit Team

tanamduit adalah aplikasi investasi reksa dana, emas, Surat Berharga Negara (SBN), dan asuransi yang telah berizin dan diawasi oleh OJK.

banner-download-mobile