Beranda » belajar » Tanamduit Outlook » tanamduit Breakfast News: 16 Oktober 2024

tanamduit Breakfast News: 16 Oktober 2024

oleh | Okt 16, 2024

tanamduit menawarkan investasi AMAN dengan return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market update dan strategi investasinya melalui penjelasan berikut.

Ringkasan Market Update:

Senin (14/10), IHSG melanjutkan penguatan.
Index obligasi negara Indobex Government mengalami kenaikan lagi.
Harga emas relatif stabil Senin (14/10), merespons data ekonomi AS, inflasi melandai, tingkat pengangguran meningkat.
Saham AS: Index Dow Jones mencatat rekor tertinggi baru.
SBN ORI026, Sumber Passive Income Terbaik!

Masa Penawaran SBN ORI026 sudah bisa dibeli di tanamduit. Imbal hasil 6,30%/tahun (ORI036-T3) untuk tenor 3 tahun dan 6,40%/tahun (ORI036-T3) untuk tenor 6 tahun.

Kupon ORI026 dibayar setiap bulan, modal dikembalikan saat jatuh tempo.

› Masa penawaran ORI026: 30 September – 24 Oktober 2024.

Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per 14 Oktober 2024:
market update 16 oktober 2024

Respons Positif Hasil Pertemuan Presiden Terpilih dan Para Calon Menterinya

IHSG menguat 67,30 poin atau +0,89% ke 7.626,95 hari Selasa (15/10), nilai transaksi Rp10,55 triliun.

Investor asing untuk pertama kali melakukan transaksi net buy Rp340 triliun setelah 9 hari sebelumnya secara beruntun melakukan transaksi net sell total Rp7,1 triliun.

Pasar merespons positif hasil pertemuan Presiden Terpilih Prabowo Subianto dengan lebih dari 40 calon menteri yang akan duduk di kabinet yang akan dia bentuk.

Salah satu calon menterinya yang menjadi sentimen positif bagi pasar adalah Sri Mulyani yang akan melanjutkan jabatannya sebagai Menteri Keuangan.

Kenaikan IHSG diikuti oleh kenaikan indeks lainnya, antara lain LQ45, IDX30, Bisnis27 dan ISSI. Seluruh saham perbankan big caps mengalami kenaikan, BMRI +1,81%, BBNI +1,38%, BBCA +1,19% dan BBRI +0,41% (CNBC Indonesia, IDX)

 Harga Surat Utang Negara Melemah Selasa Kemarin

Harga  SUN ditutup melemah pada sesi perdagangan hari Selasa (15/10). Harga SUN seri acuanturun hingga 35 basis poin dari level penutupan kemarin, sementara yield SUN bertenor 10 tahun(FR0100) naik sebesar 3 basis poin ke level 6,70%.

Nilai transaksi SBN secara outright tercatat sebesarRp35,81 triliun hari ini, lebih tinggi dari hari kemarin Rp11,56 triliun. (BNI Sekuritas)

Rupiah Melemah Terhadap US Dollar Karena Ekspor Yang Lesu

Rupiah sempat menguat di sesi pagi hari Selasa (15/10) karena respons positif atas berita bahwa Prabowo Subianto akan menunjuk Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan.

Namun, terjadi pelemahan Rupiah 0,13% ke level Rp15.580 per US Dollar karena rilis berita melemahnya ekspor Indonesia di bulan September yang lalu walaupun mengalami surplus perdagangan.

Lesunya ekspor mengindikasikanmasih lemahnya permintaan dan ekonomi global. (Bloomberg Technoz)

Harga Emas Dunia Naik Tipis Selasa Kemarin

Harga emas naik tipis ke USD2.665 per ons pada hari Selasa, didorong oleh penurunan imbal hasil US Treasury karena investor menunggu data ekonomi utama AS untuk mendapatkan sinyal mengenaiprospek kebijakan Federal Reserve.

Penurunan imbal hasil Treasury 10 tahun, menyusul data manufakturyang lemah dari New York, meningkatkan daya tarik aset yang tidak memberikan imbal hasil sepertiemas.

Emas tetap menjadi tempat berlindung yang aman di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik, meskipun meredanya ketegangan di Timur Tengah dapat membatasi momentum kenaikannya.(Trading Economics)

Yield US Treasury 10 Tahun Turun Namun Masih di Level 4%

Imbal hasil atau yield obligasi Treasury AS 10 tahun hari Selasa kemarin turun menjadi 4,04% dari level tertinggi lebih dari dua bulan sebesar 4,1% minggu lalu, setelah Indeks Manufaktur Empire State NY yang lebih lemah dari perkiraan sehingga menimbulkan kekhawatiran tentang ekonomi AS.

Angka tersebut turun menjadi -11,9 pada bulan Oktober, terendah dalam lima bulan, yang menunjukkankontraksi dalam aktivitas bisnis di New York setelah perubahan positif pada bulan September.

Pedagang memperkirakan peluang hampir 88% bahwa Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25bps pada bulan November, menyusul pengurangan jumbo 50bps pada bulan September.

Yield US Treasury 10 tahun menjadi acuan bagi yield obligasi negara lainnya, termasuk Surat Utang Negara (SUN). (Trading Economics)

Ulasan

  • Data inflasi tahunan AS bulan September walaupun melambat ke 2,4%. Angka ini masih diatas ekspektasi pasar 2,3% sehingga harapan terjadinya penurunan suku bunga USD sebesar 50 bps di bulan November menurun. Namun, penurunan 25 bps diyakini masih akan terjadi.
  • Bank Indonesia diperkirakan akan menurunkan lagi BI Rate setelah US Fed menurunkan suku bunga berikutnya namun dengan tetap memperhatikan kekuatan nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar.
  • Penurunan suku bunga ini akan berdampak positif terhadap kinerja emiten saham, termasuk di Indonesia. Trend kenaikan IHSG diperkirakan akan terus naik meskipun dengan perjalanan volatile.
  • Harga emas diperkirakan masih akan naik karena selain bunga USD yang akan turun juga karena ketidakpastian global dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan Eropa Timur yang meningkat.

      Rekomendasi

      • Untuk jangka pendek, investor disarankan untuk tetap berinvestasi di reksa dana pasar uang karena masih memberikan return lebih tinggi dari bunga deposito.
      • Untuk jangka menengah dan panjang,  pertimbangkan untuk mengakumulasi reksa dana saham dan indeks saham. Hal ini karena turunnya suku bunga US dan meningkatnya investor global mengalokasikan investasinya ke emerging countries, termasuk ke Indonesia, dan ini akan mendorong naiknya harga-harga saham di Bursa Efek Indonesia. Apalagi, saat US Fed masih akan meneruskan penurunan suku bunga di sisa tahun 2024 sebesar 50 bps, tahun 2025 sebesar 100 bps dan tahun 2026 sebesar 50 bps.
      • Harga emas sudah berada di puncak tertinggi dan volatile. Dalam jangka menengah dan jangka panjang, harga emas diperkirakan masih akan naik karena beberapa bank sentral masih melakukan pembelian emas untuk diversifikasi risiko karena ketidakpastian global, baik dalam hal perekonomian maupun geopolitik yang masih memanas.
      • Emas dapat dipertimbangkan untuk menjadi portfolio investasi untuk jangka menengah dan panjang.
      • Tetaplah berinvestasi secara rutin untuk mencapai tujuan keuangan. Pilih produk reksa dana yang sesuai dengan profil risiko masing-masing.
      • Emas dapat dipertimbangkan untuk investasi jangka panjang karena nilai emas selalu mengalahkan inflasi.

      Yuk, investasi sekarang di tanamduit!

      DISCLAIMER:

      Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), anak perusahaan PT Mercato Digital Asia, yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018.

      PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam).

      Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. Meskipun demikian, PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian, kelalaian, atau kerugian apapun dari penggunaan tulisan ini.

      tanamduit Team

      tanamduit adalah aplikasi penyedia beragam produk investasi reksa dana, emas, Surat Berharga Negara (SBN), dan asuransi yang telah berizin dan diawasi oleh OJK.

      banner-download-mobile