tanamduit menawarkan investasi TERAMAN dengan return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Investasi di SBN seri ST012, investasi syariah yang 100% AMAN dijamin negara!
Masa penawaran ST012 berlangsung pada 26 April-29 Mei 2024. Berikut adalah tingkat kuponnya:
- ST012-T2 tenor 2 tahun kupon 6,40% per tahun
- ST012-T4 tenor 4 tahun kupon 6,55% per tahun
Imbal hasil (kupon) ST012 floating with floor, berpotensi NAIK saat suku bunga BI naik, tapi tidak akan turun saat suku bunga BI turun! Beli ST012 di tanamduit bonus saldo reksadana!
Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per 16 Mei 2024:
IHSG Naik Lagi Hari Kamis (17/5) Kemarin
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik sebesar 66,86 poin atau 0,93% menuju 7.264,7 pada Kamis (16/5) kemarin.
Ini adalah kenaikan IHSG yang kedua kalinya, setelah naik 1,36% pada hari sebelumnya (15/5). Nilai transaksi tercatat sekitar Rp14,1 triliun.
Kenaikan IHSG diikuti oleh indeks saham lainnya, antara lain LQ45, SRI Kehati, IDX30, Bisnis27 dan ISSI. Kenaikan ini didominasi oleh saham grup Prajogo Pangestu, dimana BRPT naik sebesar 24,76% dan BREN naik 4,01%.
Beberapa saham bank besar juga alami kenaikan. BBNI, misalnya, naik 3,48%, BBCA +1,05%, CIMB Niaga (NAGA)+1,34% dan BBRI +0,41%.
Kenaikan harga saham di BEI didorong oleh sentimen positif dari berita inflasi AS bulan April yang tercatat sebesar 3,4% (YoY), lebih rendah dari bulan sebelumnya yang 3,5%. Inflasi bulanan juga turun menjadi 0,3% dari 0,4% di bulan sebelumnya.
Hal ini memberikan harapan bahwa suku bunga AS akan diturunkan pada tahun ini. Apabila suku bunga AS turun, suku bunga rupiah akan ikut turun. Rupiah juga akan menguat terhadap USD.
Selain itu, Bank Indonesia menyampaikan kabar baik bahwa Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) mengalami kenaikan, yang menunjukkan bahwa daya beli masyarakat Indonesia masih kuat. Kabar baik ini turut menjadi sentimen positif bagi kenaikan IHSG. (Bisnis)
US Dollar Index Melemah, Rupiah Menguat; Yield US Treasury 10 Tahun Menurun, Yield SUN 10 Tahun Menurun
Rupiah di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI) ada di level Rp15.944 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Kamis (16/5). Nilai rupiah menguat 0,78% dari sehari sebelumnya yang ada di Rp16.070 per dolar AS.
Penguatan rupiah terjadi karena US Dollar Index melemah setelah rilis data inflasi AS bulan April yang tercatat sebesar 3,4%, turun dari 3,5% di bulan sebelumnya.
Sementara itu, yield (imbal hasil) SUN 10 Tahun menunjukkan penurunan di bawah 6%, yang berarti harga obligasi naik. Penurunan ini terutama disebabkan oleh turunnya yield US Treasury secara signifikan setelah rilis data inflasi AS.
Harga Saham AS Sedikit Melemah Hari Kamis (16/5) Kemarin
Indeks Dow Jones belum berhasil mencapai rekor baru di level 40.000 pada hari Kamis (16/5), meski sempat menyentuh angka tersebut di tengah sesi perdagangan untuk pertama kalinya. Dow ditutup turun 0,1% ke 39,869, Nasdaq turun sekitar 0,3%, sedangkan S&P500 turun sekitar 0,2%.
Salah satu penyebabnya adalah pernyataan beberapa pejabat US Fed yang memperingatkan bahwa suku bunga US yang tinggi akan bertahan untuk waktu yang lebih lama.
Sementara itu, saham-saham menguat pada hari Rabu (16/5) setelah data baru menunjukkan tanda-tanda penurunan inflasi, yang mendorong spekulasi penurunan suku bunga Federal Reserve pada bulan September. Hasilnya, ketiga indeks utama ditutup pada rekor tertinggi.
Investor juga beralih ke obligasi, menyebabkan imbal hasil (yield) US Treasury 10-tahun turun mendekati posisi di sekitar 4,33% di hari Rabu yang lalu, namun pada hari Kamis yield naik sekitar 5 basis poin. (Yahoo)
Ulasan
- Data PPI di AS menyiratkan bahwa inflasi masih tinggi. Namun, data CPI menyiratkan bahwa inflasi sedikit menurun. Ini memberi harapan bahwa tingkat bunga AS tidak akan dinaikkan. Meskipun demikian, tingkat bunga AS belum tentu akan diturunkan dalam waktu dekat. Akibatnya, suku bunga mata uang lainnya masih tetap tinggi, termasuk rupiah.
- Investor global masih akan membiarkan investasinya di AS karena lebih aman dan mata uangnya kuat dan stabil.
- Imbal hasil (yield) US Treasury (obligasi AS) diperkirakan akan tetap tinggi hingga akhir tahun ini, demikian pula dengan yield Surat Utang Negara RI.
- Pasar obligasi dan saham Indonesia masih akan volatile hingga akhir tahun 2024.
Rekomendasi:
- Untuk jangka pendek, investor disarankan untuk overweight/memperbanyak investasi di reksa dana pasar uang.
- Tetaplah berinvestasi secara rutin untuk mencapai tujuan keuangan. Pilih produk reksa dana yang sesuai dengan profil risiko masing-masing.
- Pertimbangkan untuk mulai mengakumulasi reksa dana saham dan indeks saham untuk jangka panjang, karena harga-harga saham saat ini dalam kategori murah.
- Emas dapat dipertimbangkan untuk investasi jangka panjang karena nilai emas selalu mengalahkan inflasi.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), yang memperoleh izin dari dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana.
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas, baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. Namun, PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian tulisan ini atau kelalaian dari atau kerugian apapun yang diakibatkan dari penggunaan tulisan ini. Pendapat yang diungkapkan dalam tulisan ini adalah pandangan kami saat ini dan dapat berubah setiap saat tanpa pemberitahuan. Pembaca tulisan ini diwajibkan membaca prospektus dan memahami produk yang akan dibeli atau dijual sebelum melakukan transaksi pembelian dan/atau penjualan. Kinerja masa lalu tidak menjamin kinerja yang akan datang.