IHSG Naik Hampir Menyentuh 7.200
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup menguat dengan kenaikan 0,21% ke angka 7.190,99, hampir menyentuh level psikologis 7.200.
IHSG kembali menguat akibat adanya optimisme pasar bahwa era suku bunga tinggi akan berakhir pada tahun depan. Apalagi, The Fed memberikan indikasi rencana pemangkasan suku bunga pada pertengahan tahun depan.
Pada Kamis (14/12) lalu, The Fed mengumumkan penahanan suku bunga di kisaran 5,25-5,5%. Kebijakan ini sudah berlangsung sejak September 2023. Jerome Powell, Chairman US Fed, menyatakan bahwa meskipun inflasi telah melandai dari titik puncaknya, kenaikan pengangguran yang signifikan tidak terjadi.
Meskipun berita ini positif, inflasi masih dianggap terlalu tinggi, sehingga penurunan tingkat bunga belum dapat dilakukan. Delapan anggota FOMC memproyeksikan pemangkasan suku bunga setidaknya 75 basis poin pada tahun depan. Sementara itu, lima anggota lainnya memperkirakan pemangkasan lebih dari 75 basis poin.
Median ekspektasi suku bunga dalam dot plot terbaru berada di angka 4,6%, mengalami penurunan dari proyeksi 5,1% pada bulan September sebelumnya. (Sumber: CNBC Indonesia)
*Komentar: Harapan dan peluang penurunan suku bunga semakin besar di Q2-2024. Yield US Treasury 10 tahun, yang menjadi acuan, turun sekitar 13% dalam sebulan terakhir.
Hal ini memberikan ruang bagi penurunan yield atau kenaikan harga Surat Utang Negara (SUN) 10 tahun, yang juga sudah turun sekitar 2,5% dalam periode yang sama.
Meski demikian, penurunan yield SUN kemungkinan tidak sebesar penurunan yield US Treasury 10 tahun. Dalam kondisi normal, selisih atau spread antara keduanya biasanya sekitar 3,5%-4,0%.
Saham AS Berakhir Bervariasi, Menandai Kenaikan Beruntun dalam 7 Minggu
Indeks utama Wall Street mencatat performa positif selama tiga hari terakhir. Dow Jones mengalami kenaikan sebanyak 60 poin, sementara Nasdaq naik 0,3%, meskipun S&P 500 berakhir sedikit di zona merah.
Pada hari Jumat (15/12) lalu, harga saham mengalami volatilitas sepanjang perdagangan. Volatilitas ini dipicu oleh pernyataan Presiden Federal Reserve (Fed) NY, John Williams, bahwa saat ini bank sentral tidak sedang membahas penurunan suku bunga. Pernyataan tersebut mempengaruhi sentimen investor.
Selain itu, pertimbangan apakah suku bunga akan turun pada bulan Maret mendatang dianggap sebagai pembahasan yang masih prematur.
Saham China Turun Karena Pengaruh dari Data Baru
Pada hari Jumat (15/12) lalu, indeks Shanghai Composite mengalami penurunan sebesar 0,56% dan ditutup pada 2,943. Sementara itu, Komponen Shenzhen turun 0,35% dan ditutup di angka 9,385. Kedua indeks inimengakhiri minggu dengan catatan penurunan, seiring evaluasi investor terhadap data ekonomi kunci di China.
Data terbaru menunjukkan bahwa output industri China pada bulan November tumbuh pada laju tercepat dalam hampir dua tahun. Sementara itu, penjualan ritel naik kurang dari perkiraan.
Kondisi permintaan yang lemah di China menjadi fokus utama para pembuat kebijakan selama pertemuan tingkat tinggi minggu lalu.
Saham-saham di China juga bergerak berlawanan dengan kenaikan di pasar global yang menunjukkan tren positif akibat keputusan The Fed untuk menaikkan suku bunga tahun depan (Sumber: Trading Economics)
Sekilas Pengaruh China Terhadap Pasar Indonesia
Pengaruh China terhadap Indonesia, seperti yang dicatat oleh China in the World, memiliki dampak yang cukup signifikan. Indonesia berada di peringkat ke-16 dari 82 negara yang terpantau.
Beberapa sektor di Indonesia yang paling terpengaruh oleh China yaitu kebijakan luar negeri dengan indeks 41%, teknologi dengan indeks 40,38%, kebijakan dalam negeri dengan indeks 37,2%, dan ekonomi dengan indeks 33,6%.
Apabila hal ini terus berlanjut, Indonesia akan menjadi bergantung pada China. Jika ada hambatan di pasar China, industri dalam negeri akan terkena dampaknya. Oleh karena itu, diversifikasi pasar ekspor komoditas bernilai tinggi sangat diperlukan.
Meski demikian, ketergantungan Indonesia pada China juga membuahkan hasil positif. Dalam lima tahun terakhir,misalnya, defisit neraca perdagangan RI dengan China mengalami penurunan.
Berdasarkan Portal Satu Data Kementerian Perdagangan, defisit neraca perdagangan nonmigas Indonesia dengan Tiongkok pada tahun 2018 sebesar 20,84 miliar dolar AS. (Sumber: Kompas.id)
Rekomendasi:
- Pasar merespons positif keputusan The Fed untuk tidak menaikkan suku bunga AS. Indeks selain IHSG, yaitu LQ45, IDX30, Bisnis 27, SRI Kehati serta Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) naik lebih besar dibanding kenaikan IHSG. Hal ini mengindikasikan adanya minat investor yang tinggi terhadap saham berkapitalisasi besar dalam indeks-indeks tersebut. Harga-harga saham ini juga memiliki potensi kenaikan lebih lanjut, mengingat harga tersebut belum sepenuhnya price-in.
- Perkembangan di AS diprediksi akan membawa dampak positif terhadap meredanya volatilitas pasar saham dan obligasi di Indonesia. Oleh karena itu, bagi nasabah dengan profil risiko moderat, investasi di reksa dana pendapatan tetap menjadi opsi yang sesuai. Selain itu, reksa dana pasar uang juga diperkirakan akan menunjukkan kinerja lebih baik, didukung oleh capital gain obligasi jangka pendek dan yield yang masih tinggi.
- Walaupun IHSG masih volatile, window dressing atau upaya mempercantik laporan keuangan di akhir tahun 2023, yaitu naiknya harga-harga saham di bulan Desember, masih tetap terbuka dengan pertimbangan bahwa harga-harga saham masih relatif murah, nilai rupiah stabil, inflasi masih berada dalam radar target Bank Indonesia, dan nilai transaksi perdagangan di Bursa Efek Indonesia sudah stabil di atas Rp10 triliun per hari sejak 24 November lalu. Semua faktor ini memberikan sinyal sentimen positif. Oleh karena itu, ini saat yang tepat untuk menambah alokasi investasi di reksa dana saham, reksa dana indeks saham, dan reksa dana campuran.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), memperoleh izin dari dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana.
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy, namun PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian tulisan ini atau kelalaian dari atau kerugian apapun yang diakibatkan dari penggunaan tulisan ini. Pendapat yang diungkapkan dalam tulisan ini adalah pandangan kami saat ini dan dapat berubah setiap saat tanpa pemberitahuan. Pembaca tulisan ini diwajibkan membaca prospektus dan memahami produk yang akan dibeli atau dijual sebelum melakukan transaksi pembelian dan/atau penjualan. Kinerja masa lalu tidak menjamin kinerja yang akan datang.