Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per 17 April 2024:
IHSG Masih Terkoreksi -0,47%
Di hari perdagangan kedua setelah libur panjang Idulfitri, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih mengalami penurunan. Sementara itu, bursa Asia lainnya mengalami kombinasi naik dan turun.
Penurunan IHSG terjadi sebagai dampak dari melemahnya Rupiah ke level 16.200 per USD. Investor masih khawatir Rupiah akan terus melemah dan memicu inflasi. (CNBC Indonesia)
Yield Surat Utang Negara 10 Tahun Naik ke Level 6,9%
Yield Surat Utang Negara bertenor 10 Tahun terdorong naik, menyesuaikan kenaikan yield US Treasury yang terakhir ada di level 4,59%.
Selain itu, Yield SUN naik karena rupiah melemah lebih dari 2% dalam seminggu terakhir.
Bank Indonesia: Rupiah Melemah Karena Sentimen Negatif Global
Deputi Gubernur Senior (DGS) Bank Indonesia, Destry Damayanti, mengatakan dolar yang kini sudah menembus Rp16.200 disebabkan oleh sentimen negatif dari global yang juga melanda hampir seluruh mata uang dunia.
BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2024 berada dalam kisaran 4,7-5,5%.
Inflasi tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,5±1%, dengan realisasi 0,52% (mtm) pada Maret 2024, sehingga secara tahunan menjadi 3,05% (yoy).
Neraca perdagangan masih berada dalam tren surplus, meski mulai melandai. Posisi cadangan devisa Indonesia akhir Februari 2024 tetap tinggi, sebesar US$ 144,0 miliar dolar AS.
Jumlah ini setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah.
Selain itu, jumlah ini juga berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. (CNBC Indonesia)
Harga Minyak Dunia Turun 3%
Harga minyak turun 3% pada hari Rabu, tertekan oleh naiknya persediaan minyak AS.
Selain itu, penurunan harga minyak juga disebabkan oleh melemahnya ketegangan di Timur Tengah, menunggu respons Israel atas serangan drone Iran minggu lalu.
Brent berjangka untuk bulan Juni turun $2,73, atau 3% pada $87,29 per barel.
Sementara itu, minyak mentah berjangka AS untuk bulan Mei turun $2,67 atau 3,1% pada $82,69 per barel, penurunan terbesar sejak 20 Maret. (Reuters)
Saham AS Berakhir Lebih Rendah Rabu Kemarin
Harga saham-saham di AS ditutup lebih rendah pada hari Rabu (17/4) kemarin, karena investor mencermati laporan pendapatan terbaru (Q1-2024) dari berbagai perusahaan.
Investor juga mencermati nada hawkish (tingkat bunga tetap tinggi) dari pejabat Federal Reserve.
Indeks Dow Jones sedikit turun -0,12%. Nasdaq turun tajam sebesar 1,15%. Keduanya menandai penurunan empat hari berturut-turut, mencapai level terendah di bulan Februari.
Ketua Fed, Powell, menyatakan bahwa bank sentral tidak akan terburu-buru menurunkan suku bunga sebagai respons terhadap tanda-tanda inflasi baru-baru ini yang masih tinggi.
Ini adalah sebuah perubahan pernyataan yang tajam dari pernyataan sebelumnya, bahwa inflasi yang tinggi pada bulan Januari dan Februari tidak mengubah tren disinflasi. (Trading Economics)
Factors to Watch
- Rupiah masih akan di level 16.000an dalam jangka pendek, harga-harga saham masih akan volatile, demikian halnya dengan yield obligasi. Dalam hal Rupiah masih melemah maka ada kemungkinan Bank Indonesia akan menaikkan BI Rate untuk menahan pelemahan Rupiah lebih lanjut.
- Jika ketegangan di Timur Tengah meningkat, terlebih jika Israel melakukan serangan balasan ke Iran, besar kemungkinan pasokan minyak akan terganggu, karena pasokan terbesar berasal dari kawasan Timur Tengah. Hal ini akan membuat harga minyak dunia melonjak naik. Selain itu, pasokan bahan baku juga akan terganggu sehingga akan membuat terjadinya kelangkaan barang dan memicu kenaikan inflasi.
Rekomendasi:
- Untuk jangka pendek, investor disarankan untuk overweight atau memperbanyak investasi di reksa dana pasar uang.
- Untuk sementara waktu dan untuk jangka pendek, tunda investasi di reksa dana berbasis saham. Namun, untuk jangka panjang, tetaplah berinvestasi rutin di reksa dana berbasis saham.
- Emas dapat dipertimbangkan untuk investasi jangka panjang karena nilai emas selalu mengalahkan inflasi.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), memperoleh izin dari dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana.
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy, namun PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian tulisan ini atau kelalaian dari atau kerugian apapun yang diakibatkan dari penggunaan tulisan ini. Pendapat yang diungkapkan dalam tulisan ini adalah pandangan kami saat ini dan dapat berubah setiap saat tanpa pemberitahuan. Pembaca tulisan ini diwajibkan membaca prospektus dan memahami produk yang akan dibeli atau dijual sebelum melakukan transaksi pembelian dan/atau penjualan. Kinerja masa lalu tidak menjamin kinerja yang akan datang.