tanamduit menawarkan investasi yang aman dengan potensi return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market dan strategi investasinya melalui berita market update berikut.
Ringkasan Market Update:
- IHSG Masih Naik, Didorong Emiten Besar dan Sentimen Positif Penurunan BI Rate dan Data Ekonomi AS
- Harga SUN Melemah Karena Tekanan Rupiah dan Sentimen Global
- Harga Emas Turun Karena Ekonomi AS yang Tetap Kuat dan Ketidakpastian Global
- Rupiah Melemah Karena Dolar AS Menguat dan Imbas Ketidakpastian Global
Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per tanggal 17 Juli 2025.
IHSG Masih Naik, Didorong Emiten Besar dan Sentimen Positif Penurunan BI Rate dan Data Ekonomi AS
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus menunjukkan kinerja positif dengan naik 1,32% ke level 7.287,34 pada 17 Juli 2025.
Kenaikan ini menjadi bagian dari tren bullish selama sembilan hari berturut-turut, dengan total kenaikan 6,14% dalam dua pekan.
Sebanyak 355 saham menguat, didominasi oleh sektor konsumer primer dan teknologi, meskipun sektor properti mengalami penurunan.
Aktivitas perdagangan juga ramai, dengan nilai transaksi mencapai Rp 13,88 triliun.
Kenaikan IHSG didorong oleh saham-saham blue chip dengan kapitalisasi pasar besar. Emiten seperti DCI Indonesia (DCII), Telkom Indonesia (TLKM), Barito Pacific (BRPT), serta saham dari sektor tambang dan ritel seperti DSSA dan Alfamart (AMRT) memberikan kontribusi signifikan.
Contohnya, DCII menyumbang 48,65 poin, sementara TLKM dan BRPT masing-masing melonjak 4,53% dan 8,46%. Kinerja kuat emiten-emiten ini menjadi motor utama penguatan IHSG.
Selain performa emiten besar, kenaikan IHSG juga dipengaruhi oleh sentimen positif dari penurunan suku bunga tak terduga oleh Bank Indonesia, yang meningkatkan kepercayaan investor.
Dari sisi global, data tenaga kerja AS dan kebijakan tarif perdagangan yang diumumkan oleh pemerintahan Trump turut memengaruhi pasar.
Meskipun beberapa indeks Asia seperti Nikkei dan Kospi melemah, optimisme tetap terjaga di pasar Indonesia, didukung oleh aktivitas perdagangan yang kuat dan ekspektasi pertumbuhan ekonomi.
Harga SUN Melemah Karena Tekanan Rupiah dan Sentimen Global
Harga Surat Utang Negara (SUN) melemah pada perdagangan Kamis, 17 Juli 2025. Pelemahan ini ditandai dengan naiknya yield SUN 5-tahun (FR0104) sebesar 3 basis poin ke 6,16% dan SUN 10-tahun (FR0103) naik 1 basis poin ke 6,57%.
Pelemahan harga SUN dipengaruhi oleh nilai tukar rupiah yang turun 0,33% menjadi Rp16.341 per dolar AS.
Volume transaksi SUN juga menurun dari Rp36,4 triliun menjadi Rp18,5 triliun, dengan FR0104 dan FR0103 menjadi seri paling aktif.
Selain tekanan dari pelemahan rupiah, sentimen global juga memengaruhi harga SUN. Yield obligasi AS (US Treasury) untuk tenor 5 dan 10 tahun naik tipis, masing-masing ke 4,01% dan 4,47%, yang mencerminkan sentimen pasar yang bercampur.
Namun, Credit Default Swap (CDS) Indonesia tetap stabil di kisaran 74-75 basis poin, menunjukkan kepercayaan investor terhadap kredit Indonesia masih kuat, meskipun harga SUN melemah akibat faktor eksternal dan domestik. (BNI Sekuritas)
Harga Emas Turun Karena Ekonomi AS yang Tetap Kuat dan Ketidakpastian Global
Harga emas turun ke level $3.320 per ons pada Kamis, 17 Juli 2025, setelah menghapus kenaikan kecil dari sesi sebelumnya.
Data ekonomi AS yang kuat, seperti peningkatan penjualan ritel di bulan Juni dan penurunan klaim pengangguran selama lima minggu berturut-turut, mengurangi urgensi Federal Reserve untuk memangkas suku bunga.
Kondisi ini memperkuat ekspektasi bahwa suku bunga AS akan tetap tinggi. Alhasil, harga emas yang biasanya jadi pilihan saat suku bunga rendah menjadi tertekan.
Meski demikian, ketidakpastian seputar kebijakan ekonomi AS, termasuk kabar rencana pemecatan Ketua The Fed, Jerome Powell, mendorong permintaan aset aman seperti emas.
Selain itu, bank sentral di berbagai negara, seperti Kazakhstan, Turki, Polandia, dan Singapura, menambah cadangan emas mereka sebanyak 20 ton pada Mei, mengurangi ketergantungan pada obligasi AS.
Namun, penguatan ekonomi AS yang dominan lebih memengaruhi pasar, menyebabkan harga emas melemah. (Trading Economics)
Rupiah Melemah Karena Dolar AS Menguat dan Imbas Ketidakpastian Global
Nilai tukar rupiah melemah 0,33% ke Rp16.340,50 per dolar AS pada 17 Juli 2025, seiring penguatan dolar AS yang naik 0,34% di indeks global.
Mayoritas mata uang Asia, seperti yen Jepang, won Korea, baht Thailand, dan ringgit Malaysia, juga melemah.
Faktor utama adalah penguatan dolar AS yang didorong oleh ekspektasi investor terhadap kebijakan tarif dagang AS di bawah pemerintahan Trump, serta kekhawatiran soal potensi pemecatan ketua The Fed, Jerome Powell, yang dituding lambat menurunkan suku bunga.
Di dalam negeri, rupiah mendapat dukungan dari kebijakan stabilisasi Bank Indonesia dan masuknya modal asing ke Surat Berharga Negara (SBN) serta konversi valas eksportir.
Meski begitu, tekanan eksternal lebih dominan, menyebabkan pelemahan rupiah.
Namun, dengan inflasi rendah dan prospek ekonomi yang membaik, nilai tukar rupiah diperkirakan akan stabil ke depannya berkat intervensi Bank Indonesia. (Bisnis)
Factors to Watch:
- Kebijakan Suku Bunga Global: Ekonomi AS yang kuat mengurangi urgensi The Fed untuk menurunkan suku bunga, sementara Bank Indonesia tetap berupaya menjaga stabilitas rupiah melalui intervensi pasar.
- Ketidakpastian Kebijakan Perdagangan AS: Tarif baru yang diusulkan oleh pemerintahan Trump dapat meningkatkan volatilitas pasar global, memengaruhi harga emas dan obligasi.
- Geopolitik dan Cadangan Emas Bank Sentral: Ketegangan geopolitik mendorong bank sentral, seperti di Kazakhstan dan Turki, untuk meningkatkan cadangan emas, mendukung harga emas.
- Stabilitas Rupiah dan Inflasi Domestik: Inflasi rendah dan masuknya modal asing ke SBN mendukung stabilitas rupiah, namun pelemahan nilai tukar tetap menjadi risiko.
Rekomendasi Investasi
1. Jangka Pendek (s.d. 1 Tahun):
- Reksa Dana Pasar Uang (RDPU): Pilih reksa dana pasar uang dengan portofolio obligasi jangka pendek dan deposito untuk stabilitas dan likuiditas tinggi, cocok menghadapi volatilitas pasar akibat tarif AS.
- Emas: Emas tetap menarik sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian geopolitik, meskipun harganya berpotensi terkoreksi jangka pendek karena dolar AS yang kuat.
- SBN: Tenor pendek (2 tahun) memberikan yield sekitar 6% dengan risiko rendah, didukung sentimen global positif. SBN seri SBR014 yang sedang ditawarkan secara publik pada 14 Juli s.d. 7 Agustus mendatang dengan kupon 6,25% per tahun untuk tenor 2 tahun dapat menjadi pilihan tepat.
2. Jangka Menengah (1-5 Tahun):
- Reksa Dana Obligasi: Reksa dana obligasi korporasi atau pemerintah dengan durasi menengah (3-5 tahun) menawarkan keseimbangan antara imbal hasil dan risiko yang menawarkan potensi yield 6-8%.
- Emas: Emas diprediksi naik ke $3.675/oz pada Q4 2025, didorong oleh permintaan bank sentral dan ketidakpastian perdagangan.
- SBN: Tenor menengah (4 tahun) memberikan yield sekitar 6% dengan risiko rendah, didukung sentimen global positif. SBN seri SBR014 yang sedang ditawarkan secara publik pada 14 Juli s.d. 7 Agustus mendatang dengan kupon indikatif 6,35% per tahun untuk tenor 4 tahun dapat menjadi pilihan tepat.
3. Jangka Panjang (> 5 Tahun):
- Reksa Dana Saham: Pilih reksa dana saham berbasis indeks (misalnya, LQ45) untuk pertumbuhan jangka panjang, didukung oleh prospek ekonomi Indonesia yang solid dan inflasi rendah.
- Emas: Emas berpotensi mencapai $4.000/oz pada 2026, menjadikannya aset diversifikasi strategis terhadap risiko stagflasi dan depresiasi mata uang. Pertimbangkan alokasi 5-10% dari portofolio.
- Reksa Dana Pendapatan Tetap berisi portofolio SUN jangka panjang seperti (10 tahun atau lebih) cocok untuk investor yang mencari imbal hasil stabil dengan risiko minimal, terutama dengan dukungan fundamental ekonomi Indonesia yang kuat.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), anak perusahaan PT Mercato Digital Asia, yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018.
PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam).
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. Meskipun demikian, PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian, kelalaian, atau kerugian apapun dari penggunaan tulisan ini.