fb-logo
Beranda » belajar » Tanamduit Outlook » tanamduit Breakfast News: 18 November 2024

tanamduit Breakfast News: 18 November 2024

oleh | Nov 18, 2024

tanamduit menawarkan investasi AMAN dengan return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market dan strategi investasinya melalui penjelasan berikut.

Ringkasan Market Update:

  • IHSG masih tertekan turun hari Jumat lalu.
  • Surplus neraca perdagangan berlanjut dan menahan pelemahan rupiah.
  • Harga emas masih tren penurunan karena menguatnya mata uang US dollar.
SBN ST013, Sumber Passive Income Syariah Terbaik!
  • Surat Berharga Negara (SBN) Syariah seri ST013 sudah bisa dibeli di tanamduit. Imbal hasil 6,40%/tahun untuk tenor 2 tahun (ST013-T2) dan 6,50%/tahun untuk tenor 4 tahun (ST013-T4).
  • Kupon ST013 dibayar setiap bulan di tanggal 10, modal dikembalikan saat jatuh tempo.
  • Telah dinyatakan sesuai syariah oleh DSN-MUI, bebas riba.
  • Masa penawaran ST013: 8 November–4 Desember 2024. Investasi ST013 di tanamduit, bonus total jutaan reksadana!

Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per 15 November 2024:

market-update-18-november

 

IHSG Masih Terus Turun Karena Faktor Luar dan Dalam Negeri

IHSG masih melanjutkan penurunan sebesar 53,30 poin atau -0,74% ke 7.161,26 pada hari Jumat, 15 November lalu. Nilai transaksi tercatat Rp11,74 triliun.

Investor masih terus melakukan net sell atau jual bersih sebesar Rp517 miliar. Sepanjang bulan November 2024, telah terjadi net sell Rp9,26 triliun dari pasar saham Indonesia.

Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS 2025-2029 yang akan menurunkan pajak dalam negeri dan menaikkan tarif impor sampai level 20%, termasuk impor dari Indonesia, sehingga membuat harga-harga melambung dan memicu inflasi. Karena itu, sulit bagi US Fed untuk menurunkan suku bunga USD.

Lebih lanjut, data inflasi tahunan AS bulan Oktober sebesar 2,6%, menunjukkan kenaikan dibanding inflasi di bulan September yang sebesar 2,4%. Hal ini membuat harapan terkait penurunan suku bunga di bulan Desember menjadi lebih rendah.

Chairman The Fed, Jerome Powell, juga mengisyaratkan bahwa The Fed akan memperlambat pemangkasan suku bunga. Kondisi ini didasari bahwa pertumbuhan ekonomi AS masih kuat (ekonomi AS tumbuh 2,8% di Q3-2024).

Selain itu, pasar tenaga kerja AS juga masih tetap kuat. The Fed bahkan mengatakan pertumbuhan ekonomi AS menjadi salah satu yang terbaik di dunia.

Sementara itu, dari dalam negeri, pemerintah melalui Kementerian Keuangan akan menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% dari sebelumnya 11%.

Hal ini akan mempengaruhi daya beli masyarakat yang menyumbang sekitar 55% dari pertumbuhan ekonomi Indonesia.  Ini menjadi sentimen negatif bagi pasar saham Indonesia (CNBC Indonesia, IDX).

Surplus Neraca Perdagangan Berlanjut

Indonesia melanjutkan surplus neraca perdagangan di bulan Oktober 2024 yang tercatat sebesar US$2,48 miliar, sedikit menurun dibandingkan bulan sebelumnya. Namun, ini tetap mencerminkan neraca perdagangan yang positif bagi Indonesia.

Ekspor Indonesia pada Oktober 2024 mencapai USD24,41 miliar. Nilai ini meningkat 10,69% dibandingkan September 2024 dan meningkat 10,25% dibandingkan Oktober 2023.

Sementara itu, impor pada Oktober 2024 tercatat USD21,94 miliar, meningkat 16,54% dibandingkan September 2024 dan meningkat 17,49% dibandingkan Oktober 2023. (Bank Indonesia)

Rupiah Melemah Tipis  Hari Jumat yang Lalu

Rupiah sempat melemah terhadap USD pada sesi perdagangan pagi hari Jumat (15/11) lalu. Dalam hal ini, rupiah turun ke level 15.900 per USD.

Namun, berkat data neraca perdagangan yang surplus dan di atas ekspektasi pasar, rupiah kembali menguat ke 15.874 per USD.

Alhasil, secara keseluruhan, rupiah melemah tipis 0,08% dibanding harga penutupan di hari sebelumnya (Bisnis).

Harga Emas Masih Trend Penurunan

Emas diperdagangkan sekitar USD2.560/ons atau turun sekitar 0,15% pada hari Jumat pekan lalu. Penurunan ini didorong oleh dolar AS yang kuat dan berkurangnya ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga Federal Reserve pada bulan Desember mendatang.

Faktor-faktor yang disebutkan di atas melemahkan daya tarik emas yang tidak menghasilkan bunga seperti obligasi dan deposito.

Terlebih, pada hari Kamis (14/11), Ketua Federal Reserve, Powell mengindikasikan bahwa tidak ada kebutuhan mendesak untuk menurunkan suku bunga, dengan menunjuk pada ekonomi yang tangguh, pasar tenaga kerja yang kuat, dan inflasi yang terus berlanjut. (Trading Economics)

US Dollar Index Stabil di Level 106,5

Indeks dolar relatif stabil di 106,5 pada hari Jumat (15/11), menahan kenaikan beruntun selama 5 hari dan menjadi level tertinggi dalam 2 tahun terakhir.

Kekuatan greenback atau mata uang US Dollar didukung oleh data ekonomi yang kuat dan pernyataan agresif dari Ketua Fed, yang meredam ekspektasi untuk penurunan suku bunga. (Trading Economics)

Ulasan

  • Inflasi AS sebesar 2,6% pada bulan Oktober yang lalu, ditambah data ketenagakerjaan yang kuat, menunjukkan bahwa ekonomi AS tetap kuat. Hal ini membuat mata uang US Dollar menguat dan yield US Treasury kembali naik ke level 4,45%.
  • Kuatnya data ekonomi AS membuat instrumen investasi AS seperti saham dan obligasi menjadi lebih menarik dibanding bursa negara berkembang, termasuk Indonesia. Oleh karena itu, investor asing memindahkan investasinya dari Indonesia ke AS. Ini menekan harga saham di BEI dan menaikkan yield obligasi rupiah.
  • Harga saham di BEI masih akan tetap volatile. Butuh waktu agar harga saham kembali ke level tertinggi di atas 7.700. Demikian halnya dengan yield Surat Utang Negara.
  • Kenaikan harga emas akan tertahan, bahkan berpotensi mengalami penurunan jika suku bunga USD tidak diturunkan oleh US Fed di bulan Desember mendatang.

Rekomendasi

  • Untuk jangka pendek, investor disarankan untuk tetap berinvestasi di reksa dana pasar uang karena masih memberikan return lebih tinggi dari bunga deposito.
  • Untuk jangka panjang, tetaplah berinvestasi di reksa dana berbasis saham secara rutin. Harga-harga saham dalam jangka panjang memberikan return yang lebih tinggi dibanding bunga deposito.
  • Dalam jangka pendek, harga emas masih mengalami tekanan karena menguatnya mata uang US Dollar, namun tetap menarik sebagai aset safe haven untuk jangka menengah dan panjang.
  • Tetaplah berinvestasi secara rutin untuk mencapai tujuan. Pilih produk reksa dana yang sesuai dengan profil risiko masing-masing.

Yuk, investasi sekarang di tanamduit!

DISCLAIMER:

Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), anak perusahaan PT Mercato Digital Asia, yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018.

PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam).

Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. Meskipun demikian, PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian, kelalaian, atau kerugian apapun dari penggunaan tulisan ini.

tanamduit Team

tanamduit adalah aplikasi investasi reksa dana, emas, Surat Berharga Negara (SBN), dan asuransi yang telah berizin dan diawasi oleh OJK.

banner-download-mobile