IHSG Turun 0,99%
IHSG mengalami penurunan sebesar 71,46 poin, mencapai 7.119,52. Penurunan ini sebagian disebabkan oleh sikap “wait and see” investor terhadap perkembangan arah suku bunga AS.
Meskipun data inflasi AS menunjukkan penurunan ke level 3,1%, mendekati level 2%, investor masih ragu bahwa inflasi akan turun lebih rendah. Keraguan ini dipicu oleh kekuatan data tenaga kerja AS yang menciptakan kemungkinan bahwa inflasi belum mencapai titik terendah.
Selain itu, keraguan investor juga diperkuat oleh pengalaman pada bulan Juli. Saat itu, tingkat inflasi naik dari 3% ke 3,2%, bahkan mencapai 3,7% di bulan September, meskipun sebelumnya inflasi telah turun dari 4% di bulan Mei menjadi 3% di bulan Juni.
Lebih lanjut, penurunan IHSG terutama disebabkan oleh turunnya beberapa saham seperti Bank Artos Indonesia (-8,10%), Bank Negara Indonesia (-1,42%), Barito Pacific (-9,01%), Barito Renewables Energy (-3,38%), GOTO (-7,53%), dan Unilever (-2,57%).
Dow Jones Ditutup Flat
DJIA ditutup flat pada hari Senin (18/12) kemarin, tertahan oleh ucapan beberapa pimpinan US Fed yang mengindikasikan bahwa the Fed belum membahas upaya penurunan tingkat bunga atau kapan tingkat bunga akan diturunkan.
Meskipun demikian, Jerome Powell, Chairman the Fed, telah menyatakan pada minggu lalu bahwa diskusi mengenai penurunan suku bunga sudah “mulai terlihat” (Sumber: Investing).
Agenda Minggu Ini
Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank of Japan akan mengadakan pertemuan pada minggu ini. Pasar mengharapkan tingkat bunga tidak akan naik mengingat inflasi di wilayah tersebut sudah melandai.
Lebih lanjut, Bank Indonesia akan mengadakan Rapat Dewan Gubernur minggu ini. Pasar meyakini bahwa BI akan mempertahankan suku bunga di 6,0% untuk menjaga agar kurs Rupiah tidak melemah dan yield obligasi tetap menarik bagi investor asing dan lokal.
Komentar dan Rekomendasi:
- Dalam jangka pendek, IHSG diperkirakan masih tetap volatil hingga ada kepastian mengenai turunnya suku bunga AS, yang diharapkan akan diikuti oleh Bank Indonesia. Penurunan suku bunga ini diharapkan akan mendorong turunnya tingkat bunga pinjaman sehingga industri akan semakin bergairah.
- Volatilitas IHSG diperkirakan akan segera melemah karena penurunan suku bunga AS hanya masalah waktu. Tingkat bunga AS saat ini berada di rentang 5,25%-5,50%. Angka ini diyakini dapat menekan inflasi ke 2% dan US Fed akan segera menurunkannya di Q2-2024.
- Walaupun IHSG masih volatil, window dressing atau upaya mempercantik laporan keuangan di akhir tahun 2023, yaitu naiknya harga-harga saham di bulan Desember, masih tetap terbuka dengan pertimbangan bahwa harga-harga saham masih relatif murah, nilai rupiah stabil, inflasi masih berada dalam radar target Bank Indonesia, dan nilai transaksi perdagangan di Bursa Efek Indonesia sudah stabil di atas Rp10 triliun per hari sejak 24 November. Seluruh faktor ini memberikan sinyal sentimen positif. Oleh karena itu, ini saat yang tepat untuk menambah alokasi investasi di reksa dana saham, reksa dana indeks saham, dan reksa dana campuran.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), memperoleh izin dari dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana.
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy, namun PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian tulisan ini atau kelalaian dari atau kerugian apapun yang diakibatkan dari penggunaan tulisan ini. Pendapat yang diungkapkan dalam tulisan ini adalah pandangan kami saat ini dan dapat berubah setiap saat tanpa pemberitahuan. Pembaca tulisan ini diwajibkan membaca prospektus dan memahami produk yang akan dibeli atau dijual sebelum melakukan transaksi pembelian dan/atau penjualan. Kinerja masa lalu tidak menjamin kinerja yang akan datang.