tanamduit menawarkan investasi AMAN dengan return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito.
Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per 16 Agustus 2024:
Aliran Modal Asing (Minggu III Agustus 2024)
Dalam Siaran Pers tanggal 16 Agustus 2024, Bank Indonesia menyampaikan kabar mengenai aliran modal asing sebagai berikut.
- Premi CDS (Credit Default Swap) Indonesia 5 tahun per 15 Agustus 2024 sebesar 71,80 bps, turun dibandingkan 9 Agustus 2024 sebesar 76,56 bps.
CDS adalah kontrak derivatif keuangan dimana suatu pihak dapat mengalihkan risiko keuangan yang dihadapi kepada pihak yang lain. Naiknya nilai CDS menggambarkan kenaikan risiko, sebaliknya turunnya nilai CDS menggambarkan turunnya risiko keuangan yang dihadapi.
- Berdasarkan data transaksi 12–15 Agustus 2024, nonresiden (investor asing) tercatat beli neto Rp9,67 triliun dengan rincian:
- SBN – beli neto Rp7,36 triliun
- Pasar Saham – beli neto Rp2,18 triliun, dan
- SRBI – beli neto Rp0,13 triliun.
- Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen s.d. 15 Agustus 2024, nonresiden (investor asing) tercatat:
- SBN – jual neto Rp11,54 triliun
- Pasar Saham – beli neto Rp 3,36 triliun, dan
- SRBI – beli neto Rp179,37 triliun
IHSG Kembali Menguat Hari Jumat Yang Lalu
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 22,59 poin 0,3% ke 7.432,09 hari Jumat (16/8) dengan nilai transaksi Rp10,7 triliun dan investor asing kembali mencatat transaksi net buy Rp767,25 miliar sehingga sejak awal tahun terjadi net buy senilai Rp4,37 triliun.
Kenaikan IHSG didukung oleh pidato kenegaraan Presiden RI, Joko Widodo, di hadapan Dewan Perwakilan Rakyat yang mengungkapkan pendapatan negara pada tahun 2025 dirancang sebesar Rp 2.996,9 triliun.
Pendapatan negara tersebut terdiri dari penerimaan perpajakan sebesar Rp 2.490,9 triliun dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp 505,4 triliun dengan tetap menjaga iklim investasi dan kelestarian lingkungan serta keterjangkauan layanan publik.
Defisit anggaran tahun 2025 direncanakan sebesar 2,53% terhadap PDB atau Rp 616,2 triliun yang akan dibiayai dengan memanfaatkan sumber-sumber pembiayaan yang aman dan dikelola secara hati-hati. (CNBC Indonesia)
Rupiah Kembali Menguat Hari Jumat Yang Lalu
Mata uang rupiah ditutup menguat ke posisi Rp15.693 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (16/8).
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup pada perdagangan dengan naik 0,04% atau 6,5 poin ke posisi Rp15.693 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar terpantau melemah 0,07% ke posisi 102,732.
Pasar merespon positif terhadap pidato Presiden Joko Widodo yang memamerkan sederet capaian infrastruktur yang telah dilakukan selama 10 tahun memimpin Indonesia dalam Pidato Kenegaraan di Sidang Tahunan MPR/DPR/DPD RI, pada Jumat (16/8), antara lain pembangunan 366.000 km jalan desa, dan 1,9 juta meter jembatan desa, 2.700 km jalan tol baru, 6.000 km jalan nasional, 50 pelabuhan, dan bandara baru, serta 43 bendungan, dan 1,1 juta hektare jaringan irigasi baru.
Hasil dari pembangunan-pembangunan tersebut, menjadikan biaya logistik mengalami penurunan menjadi 14% di 2023 yang sebelumnya 24%.
Selain itu, daya saing Indonesia juga terkerek dari sebelumnya di posisi 34 menjadi 27 di 2024. Indonesia mampu memperkuat persatuan lantaran akses lebih merata dan berkeadilan.
Peringkat Indonesia itu bahkan mengalahkan Inggris yang berada di peringkat 28, Malaysia yang berada di peringkat 34, Jepang yang di angka 38, Filipina di angka 52 dan Turki di 53. (Bisnis)
Harga Surat Utang Negara Melemah Hari Jumat Yang Lalu
Pada perdagangan sesi terakhir pekan lalu, harga SUN tercatat mengalami pelemahan. Mayoritas harga SUN seri acuan turun hingga 30 basis poin dari level penutupan kemarin, sementara yield SUN bertenor 10 tahun (FR0100) ditutup di level 6,70%.
Nilai transaksi SBN secara outright tercatat Rp12,28 triliun hari ini, lebih rendah dari hari sebelumnya Rp27,04 triliun. (BNI Sekuritas)
Harga Emas Logam Mulia Naik Tajam Hari Jumat Yang Lalu
Emas naik di atas USD2.490 per ons pada hari Jumat (16/8) hingga capai harga tertinggi tertinggi yang pernah tercatat (all time high atau ATH).
Di tengah permintaan aset safe haven yang kuat, investor memiliki keyakinan suku bunga USD akan segera turun di bulan September mendatang.
Adapun peringatan Pejabat Gedung Putih bahwa serangan balasan dari Iran di Israel dapat terjadi dalam beberapa hari mendatang, seperti yang diisyaratkan oleh Teheran setelah serangan Israel terhadap pejabat Hamas di wilayah Iran. Selain itu, kekhawatiran tentang eskalasi di Ukraina dan Rusia juga diperhatikan saat pasukan Ukraina maju di wilayah Rusia. (Trading Economics)
Indeks Utama Pasar Saham AS Naik Hari Jumat Yang Lalu
Saham di AS ditutup lebih tinggi pada hari Jumat (16/8). Indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing naik 0,2%, sedangkan indeks Dow Jones naik 96 poin atau 0,24%.
Data ekonomi yang padat minggu lalu membantu pemulihan pasar dari penurunan harga sebelumnya pada bulan Agustus. Inflasi yang lebih rendah, penjualan ritel yang kuat, dan lebih sedikit klaim pengangguran membantu meredakan kekhawatiran tentang potensi resesi.
Selain itu, sentimen investor didorong oleh sinyal dari pejabat Federal Reserve yang menunjukkan kemungkinan penurunan suku bunga pada bulan September. (Trading Economics)
Ulasan
- Data melandainya inflasi AS di bulan Juli semakin memperkuat keyakinan investor bahwa the Fed akan menurunkan suku bunga USD di bulan September mendatang.
- Ekonomi Indonesia berada dalam kondisi yang baik, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2024 sebesar 5,0% dan 2025 sebesar 5,1%, inflasi yang terjaga sesuai dengan target 2,5% +/- 1%, cadangan devisa yang kuat (sekitar USD 145 milyar), retail sales yang masih kuat.
- Harga-harga saham Indonesia masih tergolong undervalued serta suku bunga USD yang akan turun membuat investor asing kembali masuk ke pasar saham dan Surat Utang Negara dalam nilai yang signifikan dalam sepekan terakhir.
- Penurunan suku bunga USD akan diikuti oleh penurunan suku bunga Rupiah BI Rate oleh Bank Indonesia karena inflasi yang sesuai dengan ekspektasi, 2,50%.
- Harga emas diperkirakan masih akan naik karena selain bunga USD yang akan turun juga karena ketidakpastian global dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan Eropa Timur yang meningkat.
Rekomendasi
- Untuk jangka pendek, investor disarankan untuk tetap berinvestasi di reksa dana pasar uang karena masih memberikan return lebih tinggi dari bunga deposito.
- Untuk jangka menengah dan panjang, pertimbangkan untuk mengakumulasi reksa dana saham dan indeks saham. Hal ini karena menguatnya kemungkinan turunnya suku bunga US di bulan September mendatang dan mendorong investor global untuk mengalokasikan investasinya ke emerging countries, termasuk ke Indonesia, dan ini akan mendorong naiknya harga-harga saham di Bursa Efek Indonesia.
- Harga emas masih volatile. Dalam jangka menengah dan jangka panjang, harga emas diperkirakan masih akan naik karena beberapa bank sentral masih melakukan pembelian emas untuk diversifikasi risiko karena ketidakpastian global, baik dalam hal perekonomian maupun geopolitik yang masih memanas.
- Emas dapat dipertimbangkan untuk menjadi portfolio investasi untuk jangka menengah dan panjang.
- Tetaplah berinvestasi secara rutin untuk mencapai tujuan keuangan. Pilih produk reksa dana yang sesuai dengan profil risiko masing-masing.
- Emas dapat dipertimbangkan untuk investasi jangka panjang karena nilai emas selalu mengalahkan inflasi.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), anak perusahaan PT Mercato Digital Asia, yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018.
PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam).
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. Meskipun demikian, PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian, kelalaian, atau kerugian apapun dari penggunaan tulisan ini.