tanamduit menawarkan investasi AMAN dengan return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market update dan strategi investasinya melalui penjelasan berikut.
Ringkasan Market Update:
Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per 18 September 2024:
Bank Indonesia Turunkan Suku Bunga Secara Mengejutkan
Bank Indonesia secara tak terduga memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 bps menjadi 6% dalam pertemuan Dewan Gubernur Bank Indonesia Rabu (18/9).
Pemangkasan ini terjadi di luar prediksi pasar yang memperkirakan Bank Indonesia baru akan menurunkannya setelah US Fed menurunkan suku bunga USD terlebih dahulu.
Konsensus CNBC Indonesia yang dihimpun dari 17 lembaga atau institusi mayoritas memproyeksikan bahwa BI masih akan menahan suku bunganya di level 6,25%.
Sementara terdapat dua institusi yang memperkirakan BI akan menurunkan suku bunganya sebesar 25 (basis poin/bps) kali inimenjadi 6,00%.
Ini adalah penurunan pertama sejak Januari 2021, “konsisten dengan prakiraan inflasi yang rendah, Rupiah yang stabil yang memiliki kecenderungan menguat terhadap US Dollar, dan pertumbuhanekonomi yang perlu didorong lebih tinggi”, seperti yang disampaikan oleh Gubernur Perry Warjiyo. Rupiah terapresiasi menjadi Rp15.330 per USD (per 17 September 2024), mencerminkan peningkatan0,78% dari akhir Agustus dan mengungguli mata uang regional seperti Won Korea dan Rupee India.
Sementara itu, tingkat inflasi utama tetap nyaman dalam kisaran target, turun tipis menjadi 2,12% pada Agustus 2024 dari 2,13% pada Juli, menandai level terendah sejak Februari 2022.
Fasilitas simpanan dan pinjaman semalam tarif fasilitas juga diturunkan seperempat poin menjadi 5,25% dan 6,75%, masing-masing. (Trading Economics, CNBC Indonesia)
IHSG Terkoreksi Tipis Setelah BI Rate Turun ke 6%
IHSG turun 2,64 poin atau -0,03% ke 7.829,14. Penurunan ini terjadi setelah BI rilis berita hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, di luar dugaan sebagian besar pelaku pasar menurunkan suku bunga acuan BI Rate sebesar0,25% menjadi 6,00%.
Nilai transaksi IHSG tercatat Rp12,72 triliun. Investor asing masih terusmelakukan transaksi net buy atau lebih beli sebesar Rp1,4 triliun sehingga sejak awal tahun 2024 transaksi net buy mencapai nilai Rp53,5 triliun.
Turun tipisnya IHSG terjadi karena pelaku pasar menunggu hasil US Fed Meeting yang akan merilis apakah akan menurunkan suku bunga USD sebesar0,25% (25 bps) atau 0,50% (50 bps). (IDX, tanamduit)
Harga Surat Utang Negara Mengalami Penguatan Rabu Kemarin
Pada sesi perdagangan Rabu (18/9), harga Surat SUN mengalami kenaikan, ditandai dengan turunnyayield SUN Benchmark 5-tahun (FR0101) sebesar 3 basis poin ke level 6,37%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0100) turun 1 basis poin ke level 6,53%.
Nilai transaksi SBN secara outright tercatat sebesarRp19,7 triliun kemarin, lebih rendah dari hari sebelumnya Rp25,5 triliun. Sementara itu, nilai transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp947,9 miliar.
BI Rate Turun ke 6%, Rupiah Ditutup Stabil di Rp15.330/USD
Nilai tukar rupiah terpantau stabil terhadap dolar Amerika Serikat pada penutupan perdagangan Rabu (18/9)bersamaan dengan rilis keputusan suku bunga Bank Indonesia (BI) yang memutuskanmemangkas suku bunganya sebesar 0,25%.
Melansir dari Refinitiv, mata uang Garuda ditutup pada level Rp15.330/USD, nilai ini setara dengan penutupan hari lalu. Rupiah masih berkutat pada level Rp15.300/USD.
Bersamaan dengan itu, indeks dolar AS (DXY) terlihat bergerak melemah ke titik100,809 dengan turun sebesar 0,08%.
US Federal Reserve Pangkas Suku Bunga untuk Pertama Kalinya dalam 4 Tahun
Akhirnya Federal Reserve memangkas kisaran target suku bunga dana federal sebesar 50bps menjadi 4,75%-5% pada FOMC Meeting Rabu (18/9), penurunan pertama dalam biaya pinjaman (borrowing cost) sejak Maret 2020.
Sementara keputusan untuk memangkas suku bunga sudah diantisipasi, ada spekulasi tentang apakah bank sentral akan memilih pengurangan yang lebih konservatifsebesar 25bps.
Bank sentral juga merilis prakiraan ekonomi baru. Para pembuat kebijakan memperkirakan pelonggaran sebesar 100 bps pada akhir tahun, yang menunjukkan dua kali lagi pemotongan masing-masing sebesar 25bps di sisa tahun ini.
Untuk tahun 2025, diharapkan pemotongan tambahan sebesar 100 bps, diikuti oleh pengurangan terakhir sebesar 50bps pada tahun 2026. (Trading Economics)
Harga Emas Turun ke Level USD2.560
Euforia kenaikan harga emas karena ekspektasi turunnya suku bunga USD terhenti. Harga emas kembali ke sekitar USD2.560 setelah hampir mencapai rekor tertinggi baru USD2.600.
Penurunan ini terjadi karena investor mencerna keputusan terbaru Fed. Fed memberikan pemotongan suku bunga 50bps yang lebih besar dariyang diharapkan, yang pertama dalam lebih dari 4 tahun. (Trading Economics)
Saham AS Ditutup Lebih Rendah Setelah Pemangkasan Jumbo oleh The Fed
Saham-saham di AS ditutup melemah dalam sesi perdagangan yang volatile setelah The Fed memangkassuku bunga sebesar 50bps, pemangkasan pertamanya sejak 2020, dan di atas 25bps yang diharapkan oleh mayoritas ekonom yang disurvei.
S&P 500 dan Nasdaq 100 masing-masing turun 0,3%, dan Dow turun102 poin dengan yang terakhir naik lebih dari 375 poin di awal sesi.
Saham dan obligasi menguat setelahpergerakan tersebut, tetapi dengan cepat menghapus kenaikannya setelah Ketua The Fed Powell menekankan bahwa ekonomi AS tetap kuat dan bahwa FOMC tidak terburu-buru untuk terus melonggarkan kebijakan moneter meskipun ada pemangkasan agresif hari ini, menggarisbawahi bahwapemangkasan suku bunga sebesar 50bps tidak boleh dianggap sebagai “langkah baru“. (Trading Economics)
Ulasan
-
Akhirnya US Fed menurunkan suku bunga USD secara agresif sebesar 50 bps sesuai ekspektasi sebagian pelaku pasar. Penurunan ini pada dasarnya sudah “priced-in”, sesuai dengan pergerakan harga saham di AS yang tertahan pertumbuhannya dan yield obligasi US Treasury yang sudah menunjukkan penurunan signifikan.
-
Investor global sudah terlebih dahulu melakukan rebalancing portfolio investasi. Mereka mengalokasikan sebagian investasinya ke emerging markets termasuk Indonesia yang masih memberikan return investasi lebih menarik di obligasi dan saham.
-
Turunnya suku bunga acuan BI Rate sebesar 0,25% ke 6,00% beberapa jam mendahului penurunan suku bunga USD memberikan sinyal bahwa Bank Indonesia telah melakukan perhitungan yang matang bahwa US Fed akan menurunkan suku bunganya sehingga Rupiah akan tetap stabil dan tidak melemah setelah penurunan BI Rate ini.
-
Investasi asing yang masuk ke Indonesia sejak awal Agustus mengalir deras dan mencapai nilai lebih dari Rp52 triliun. Hal ini mencerminkan bahwa investor asing percaya terhadap perekonomian Indonesia yang stabil dengan ertumbuhan ekonomi sekitar 5%, salah satu tertinggi di dunia, inflasi yang rendah, Rupiah yang stabil, dan harga-harga saham yang masih relatif murah.
- Harga emas diperkirakan masih akan naik karena selain bunga USD yang akan turun juga karena ketidakpastian global dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan Eropa Timur yang meningkat.
Rekomendasi
- Untuk jangka pendek, investor disarankan untuk tetap berinvestasi di reksa dana pasar uang karena masih memberikan return lebih tinggi dari bunga deposito.
- Untuk jangka menengah dan panjang, pertimbangkan untuk mengakumulasi reksa dana saham dan indeks saham. Hal ini karena turunnya suku bunga US dan meningkatnya investor global mengalokasikan investasinya ke emerging countries, termasuk ke Indonesia, dan ini akan mendorong naiknya harga-harga saham di Bursa Efek Indonesia.
- Harga emas masih volatile. Dalam jangka menengah dan jangka panjang, harga emas diperkirakan masih akan naik karena beberapa bank sentral masih melakukan pembelian emas untuk diversifikasi risiko karena ketidakpastian global, baik dalam hal perekonomian maupun geopolitik yang masih memanas.
- Emas dapat dipertimbangkan untuk menjadi portfolio investasi untuk jangka menengah dan panjang.
- Tetaplah berinvestasi secara rutin untuk mencapai tujuan keuangan. Pilih produk reksa dana yang sesuai dengan profil risiko masing-masing.
- Emas dapat dipertimbangkan untuk investasi jangka panjang karena nilai emas selalu mengalahkan inflasi.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), anak perusahaan PT Mercato Digital Asia, yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018.
PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam).
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. Meskipun demikian, PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian, kelalaian, atau kerugian apapun dari penggunaan tulisan ini.