tanamduit menawarkan investasi AMAN dengan return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market dan strategi investasinya melalui penjelasan berikut.
Ringkasan Market Update:
- IHSG turun lagi 1,19% pada penutupan perdagangan Jumat (29/11), melengkapi penurunan sebanyak 6,07% selama bulan November 2024.
- Harga SUN menguat Jumat (29/11) yang lalu.
- Harga emas melanjutkan kenaikan karena penguatan US Dollar tertahan dan ketegangan politik Eropa Timur meningkat.
- Bank Indonesia–Dunia masih bergejolak.
- Surat Berharga Negara (SBN) Syariah seri ST013 sudah bisa dibeli di aplikasi tanamduit. Imbal hasil 6,40%/tahun untuk tenor 2 tahun (ST013-T2) dan 6,50%/tahun untuk tenor 4 tahun (ST013-T4).
- Kupon ST013 dibayar setiap bulan di tanggal 10, modal dikembalikan saat jatuh tempo.
- Telah dinyatakan sesuai syariah oleh DSN-MUI, bebas riba.
- Masa penawaran ST013: 8 November–4 Desember 2024. Investasi ST013 di tanamduit, bonus total jutaan reksadana!
Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per 29 November 2024.
IHSG Turun 1,19%, Investor Asing Masih Melanjutkan Penjualan Bersih (Net Sell)
IHSG kembali tertekan dan turun 1,19% ke posisi 7.114,27 pada penutupan perdagangan Jumat (29/11), dengan nilai transaksi sekitar Rp13,65 triliun.
Investor asing kembali melanjutkan transaksi net sell sebesar Rp1,89 triliun dan memindahkannya ke bursa yang lebih menjanjikan, termasuk Wall Street yang konsisten naik.
Sepanjang bulan November, investor asing telah melakukan net sell sekitar Rp15 triliun. Meski demikian, sepanjang tahun 2024, masih terjadi net buy sebesar Rp21,6 triliun.
Indikator ekonomi AS yang terakhir, dimana pendapatan dan belanja masyarakat AS mengalami kenaikan di bulan November, membuat inflasi tahunan kembali naik dari 2,4% di bulan Oktober menjadi 2,8% di bulan November.
Indikator ini menurunkan harapan bahwa US Fed akan kembali memangkas suku bunga USD di bulan Desember.
Investor asing terus menjual saham perbankan. Jumat (29/11) lalu, saham BMRI turun -4,65%, BBRI -1,85% dan BBNI -0,90% sehingga membuat IHSG tertekan.
Selain itu, saham ADRO turun -24,64% dan hari sebelumnya turun -24,80% sehingga menyentuh batas Auto Reject Bawah (ARB) setelah mengumumkan akan membagi dividen besar, sehingga turut menekan IHSG. (CNBC Indonesia, tanamduit)
Harga Surat Utang Negara Menguat Hari Jumat Yang Lalu
Harga SUN mengalami penguatan pada hari perdagangan terakhir di pekan lalu.
Hal ini terlihat dari turunnya yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0101) sebesar 6 basis poin ke level 6,71%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0100) turun sebesar 6 basis poin ke level 6,82%.
Sementara itu, indeks obligasi negara, Indobex Government, mengalami kenaikan 0,16%.
Nilai transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp23,0 triliun, lebih tinggi dari hari sebelumnya Rp11,1 triliun. Sementara itu, nilai transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp2,2 triliun. (BNI Sekuritas)
Harga Emas Melanjutkan Kenaikan
Harga emas naik pada hari Jumat minggu lalu (29/11) karena US Dollar kembali melemah. Para pedagang kembali naik harapannya bahwa suku bunga akan turun lagi di bulan Desember.
Selain itu, meningkatnya ketegangan geopolitik antara Ukraina-Rusia, serta keraguan terjadinya gencatan senjata Israel–Hizbullah juga mendorong permintaan aset safe haven.
Emas spot naik 0,6% menjadi USD2.659,14 per ons. (Investing)
Bank Indonesia – Dunia Masih Bergejolak
Gubernur BI, Perry Warjiyo, meyakini dunia terus bergejolak seiring dengan kemenangan Donald Trump dalam pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) yang dapat mengubah arah kebijakan AS hingga membawa perubahan besar pada lanskap geopolitik dan perekonomian dunia.
Ketidakpastian ini ditandai dengan lima karakteristik. Pertama, slower dan divergent growth atau perlambatan dan ketimpangan pertumbuhan. Ekonomi AS akan membaik, tetapi Eropa dan China akan melambat, sementara Indonesia dan India cukup baik.
Kedua, penurunan inflasi akan melambat, bahkan berisiko naik pada 2025 karena gangguan rantai pasok dan rantai pajak.
Ketiga, imbal hasil US Treasury atau surat utang AS akan meningkat. Peningkatannya diperkirakan mencapai 4,75%-5% pada 2026 yang disebabkan oleh membengkaknya defisit pemerintah AS.
Keempat, fenomena “strong US Dollar” masih berlanjut dan naik hingga ke 107 sehingga menyebabkan melemahnya mata uang dunia termasuk Rupiah.
Kelima, preferensi investor global yang akan menanamkan modalnya di AS. sehingga dapat meningkatkan suku bunga USD dan memperkuat dolar AS. (CNBC Indonesia)
Ulasan
- Kuatnya ekonomi AS dan kemenangan Donald Trump sebagai Presiden AS yang sangat protektif membuat inflasi di AS masih tetap tinggi. Selain itu, suku bunga juga masih akan tetap tinggi. Ini membuat membuat nilai rupiah tertekan dan suku bunga rupiah sulit turun, yang selanjutnya menekan pertumbuhan IHSG.
- Kuatnya data ekonomi AS membuat instrumen investasi AS seperti saham dan obligasi menjadi lebih menarik dibanding bursa negara berkembang, termasuk Indonesia. Oleh karena itu, investor asing memindahkan investasinya dari Indonesia ke AS. Ini menekan harga saham di BEI dan menaikkan yield obligasi rupiah.
- Harga saham di BEI masih akan tetap volatile. Butuh waktu agar harga saham kembali ke level tertinggi di atas 7.700. Demikian halnya dengan yield Surat Utang Negara.
- Harga emas diperkirakan akan volatile. Nilai emas “tarik-menarik”, antara masih akan tingginya suku USD yang menahan kenaikan harga emas, dan situasi ketegangan politik yang masih tinggi di Rusia-Ukraina dan Israel-Hamas, serta Hizbullah-Iran.
Rekomendasi
- Untuk jangka pendek, investor disarankan untuk tetap berinvestasi di reksa dana pasar uang karena masih memberikan return lebih tinggi dari bunga deposito.
- Untuk jangka panjang, tetaplah berinvestasi di reksa dana berbasis saham secara rutin. Harga-harga saham dalam jangka panjang memberikan return yang lebih tinggi dibanding bunga deposito.
- Tingkat peperangan yang semakin meningkat antara Rusia vs Ukraina, Israel vs Hamas, serta Hizbullah dan Iran, membuat emas sebagai aset safe haven semakin layak untuk menjadi portofolio lindung nilai.
- Tetaplah berinvestasi secara rutin untuk mencapai tujuan. Pilih produk reksa dana yang sesuai dengan profil risiko masing-masing.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), anak perusahaan PT Mercato Digital Asia, yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018.
PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam).
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. Meskipun demikian, PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian, kelalaian, atau kerugian apapun dari penggunaan tulisan ini.