Beranda » belajar » Tanamduit Outlook » tanamduit Breakfast News: 2 Januari 2025

tanamduit Breakfast News: 2 Januari 2025

oleh | Jan 2, 2025

tanamduit menawarkan investasi AMAN dengan return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market dan strategi investasinya melalui penjelasan berikut.

Ringkasan Market Update:

  • IHSG ditutup menguat di penghujung tahun 2024.
  • Kinerja IHSG -2,65% di tahun 2024, bagaimana di 2025?
  • Harga emas dunia ditutup naik di akhir perdagangan 2024.
  • Harga emas diprediksi masih akan naik ke level USD3.000 per troy ons di tahun 2025.
  • Rupiah melemah di tahun 2024 karena USD terlalu kuat.
  • Kinerja SUN 2024 kurang optimal dan masih penuh tantangan di tahun 2025.
  • Yield US Treasury masih di level 4,50%.

Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per tanggal 30 dan 31 Desember 2024.

Data market update 2 Januari 2024

 

IHSG Ditutup Menguat di Akhir Perdagangan 2024

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan terakhir tahun 2024, Senin, 30 Desember.

IHSG naik sebesar 0,62% ke posisi 7.079,9, tetap berada di atas level psikologis 7.000.

Transaksi hari itu mencapai sekitar Rp12,39 triliun dan investor asing melakukan net buy sebesar Rp12,39 triliun.

Sektor teknologi menjadi penopang terbesar IHSG, dengan kenaikan sebesar 3,01%. GOTO naik 11,11% dan memberikan kontribusi terbesar dengan kenaikan 13,8 indeks poin IHSG.

Selain itu, emiten konglomerasi Prajogo Pangestu, yaitu PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) naik 2,74%, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) naik 0,82%, dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) naik 4,71%, menyumbang kenaikan indeks poin IHSG yang signifikan. 

Namun, walaupun IHSG berhasil menutup perdagangan di atas level 7.000, IHSG tetap gagal mencapai level psikologis 7.100 karena minimnya sentimen pasar.

Pada hari yang sama, IHSG menjadi indeks terkuat kedua di Asia dengan kenaikan sebesar 0,62% atau 43,33 poin, di saat banyak bursa saham Asia lainnya mengalami penurunan.

Beberapa bursa saham yang melemah termasuk Nikkei 225, Topix, SENSEX, dan Weighted Index. Sebaliknya, Straits Time (Singapura), KLCI (Malaysia), dan Shanghai Composite (China) berhasil menguat.

Menyambut tahun 2025, investor dihadapkan pada ekspektasi kebijakan Presiden AS Terpilih Donald Trump yang diperkirakan akan mempengaruhi pertumbuhan dan inflasi, serta imbal hasil surat utang Pemerintah AS. (Bloomberg Technoz, CNBC Indonesia)

IHSG Tertekan Sepanjang 2024, Bagaimana Prospeknya di Tahun 2025?

Tahun 2024 berakhir dengan kinerja pasar modal Indonesia yang kurang memuaskan, di mana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat return YTD (year-to-date) negatif sebesar 2,65%.

IHSG mengalami penurunan yang lebih dalam dibandingkan beberapa bursa saham Asia lainnya, seperti Nikkei225 di Jepang yang mengalami kenaikan sebesar 19,22% dan Bursa Saham Malaysia yang melonjak 12,35%.

Penurunan kinerja IHSG disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk penurunan tingkat konsumsi masyarakat yang berdampak pada pendapatan dan penjualan emiten. Selain itu, inflasi tahun 2024 diperkirakan hanya 1,52%, menjadi angka terendah sejak krisis ekonomi 1998. Aktivitas manufaktur di Indonesia juga mengalami kontraksi, ditunjukkan oleh Purchasing Managers Index (PMI) yang berada di bawah 50 selama lima bulan beruntun.

Prospek IHSG untuk tahun 2025 masih menantang, terutama dengan adanya sentimen kurang positif dari investor regional dan tekanan dari pemulihan ekonomi China yang lambat.  Investor asing juga terus melakukan aksi jual di saham big caps di Indonesia, mencetak jual bersih total Rp28,72 triliun sepanjang 2024.

Meski demikian, adanya rencana stimulus moneter dari Pemerintah China dapat membawa dampak positif bagi pasar properti dan ekonomi Indonesia. (Media Indonesia, Bloomberg Technoz)

Kinerja Surat Utang Negara 2024 di Bawah Rata-Rata Tingkat Kupon, Prospek SUN 2025 Masih Penuh Tantangan

Mengutip situs Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI), selama 1 tahun di tahun 2024, yield Surat Utang Negara tenor 10 tahun meningkat dari kisaran 6,6% ke 7,05%.

Sementara itu, yield Indobex Government (indeks obligasi negara), yang terdiri dari seluruh jangka waktu SUN, tercatat di kisaran 4,78%, yang berada di bawah rata-rata tingkat kupon yang berlaku.

Hal ini mencerminkan bahwa investasi di SBN selama 2024 belum optimal karena return yang di bawah coupon rate.

Penyebab naiknya yield SUN adalah masih tingginya yield obligasi US Treasury, serta kuatnya mata uang USD.

USD bahkan mengalami kenaikan dibanding awal tahun 2024 sehingga membuat harga SUN tertekan, atau yield naik.

Di tahun 2025, harga SUN masih akan sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal.

Faktor-faktor ini antara lain suku bunga USD yang diperkirakan hanya akan mengalami 2 kali penurunan total 0,50%, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang penuh tantangan karena masih rendahnya daya beli masyarakat, nilai Rupiah yang masih berpotensi melemah karena masih kuatnya mata uang US Dollar, Purchasing Managers’ Index yang masih di bawah 50 yang menandakan terjadinya kontraksi, dan pertumbuhan ekonomi global yang masih rendah. (PHEI, tanamduit)

Emas Mengakhiri Tahun 2024 dengan Kenaikan Terkuat Sejak 2010

Harga emas naik di atas USD2.600 per ons pada hari Selasa (31/12), mencatat kinerja tahunan terbaik sejak 2010 dengan kenaikan sekitar 27% sepanjang tahun 2024.

Peningkatan harga emas didorong oleh beberapa faktor, seperti kebijakan pelonggaran moneter atau penurunan suku bunga USD, ketegangan geopolitik yang terus berlanjut di Timur Tengah dan Eropa Timur, serta pembelian rutin oleh sejumlah bank sentral.

Meskipun harga emas sedikit turun setelah kemenangan Donald Trump dalam pilpres AS November lalu, kenaikan tahunan emas tetap mengungguli sebagian besar komoditas lainnya.

Ke depannya, investor mencermati dampak ketidakpastian kebijakan moneter AS di bawah kepemimpinan Trump dan upaya Tiongkok sebagai negara ekonomi terbesar kedua untuk memulihkan ekonominya.

Meskipun dolar AS lebih kuat dan imbal hasil Treasury lebih tinggi, yang biasanya menghambat pertumbuhan harga emas, logam mulia ini tetap menunjukkan kinerja yang luar biasa. (Investing, Trading Economics)

Proyeksi Positif untuk Harga Emas di 2025

Harga emas dunia menutup tahun 2024 dengan kenaikan yang signifikan, mencapai USD2.624,38 per troy ons pada penutupan 31 Desember 2024.

Sepanjang tahun, harga emas naik sebesar 27,24%, mencatat kenaikan tahunan tertinggi sejak 2010.

Meski sempat turun 0,67% dalam sebulan terakhir, emas tetap menunjukkan performa kuat dengan kenaikan 0,68% di hari terakhir perdagangan.

Beberapa institusi memberikan proyeksi positif untuk harga emas di tahun 2025.

Macquarie Group Ltd memperkirakan harga emas bisa mencetak rekor baru, terutama didorong oleh penurunan suku bunga di berbagai negara. meskipun memperkirakan pelemahan sementara pada kuartal pertama 2025 karena penguatan dolar AS.

Macquaire juga memproyeksikan harga emas bisa mencapai USD3.000 per troy ons saat permintaan dari China meningkat dan kebijakan Presiden Donald Trump berdampak negatif pada prospek fiskal AS.

Selain Macquaire, Goldman Sachs Inc. juga optimis dengan memasukkan emas dalam daftar top commodity untuk 2025, dengan target harga USD3.000/troy ons pada Desember 2025. Kenaikan didorong oleh permintaan dari bank sentral dan kondisi suku bunga yang lebih rendah.

Sementara itu, UBS Group AG memperkirakan harga emas akan mencapai US$ 2.900/troy ons pada akhir 2025, didukung oleh diversifikasi cadangan devisa dan ketidakpastian global yang mendorong pembelian emas oleh lembaga negara. (Bloomberg Technoz)

Rupiah Melemah Sepanjang 2024, Dolar AS Terlalu Kuat

Pada akhir tahun 2024, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sedikit menguat menjadi Rp 16.132 per USD pada 31 Desember.

Meski demikian, sepanjang tahun 2024, rupiah melemah sebesar 4,82% secara point-to-point, menjadikannya mata uang terlemah di antara negara-negara ASEAN-5. Ringgit Malaysia adalah yang terbaik dengan penguatan 2,49%, sementara dolar Singapura, baht Thailand, dan peso Filipina masing-masing melemah 3,19%, 0,33%, dan 4,77%.

Kekuatan dolar AS menjadi faktor utama yang menyebabkan pelemahan mata uang berbagai negara berkembang, termasuk rupiah.

Bank sentral di berbagai negara, seperti Indonesia, Filipina, dan Brasil, melakukan berbagai intervensi untuk menstabilkan nilai tukar mata uang mereka.

Di Indonesia, Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi di pasar spot, Domestic Non-Deliverable Forwards (DNDF), dan pasar obligasi pemerintah (SBN).

Melihat ke tahun 2025, tren penguatan dolar AS diperkirakan akan berlanjut.

Investor mengantisipasi kebijakan fiskal agresif dan kebijakan luar negeri yang ketat di bawah pemerintahan Presiden AS Terpilih Donald Trump. Kondisi ini membuat preferensi investor tetap pada dolar AS karena menjanjikan imbal hasil tinggi, serta membatasi ruang pelonggaran moneter oleh Federal Reserve. (Bloomberg Technoz)

Yield US Treasury 10 Tahun Turun, Namun Tetap di Level Tinggi

Senin (30/12) lalu, imbal hasil obligasi Treasury AS 10 tahun turun menjadi 4,55%, hampir 10 basis poin dari level tertinggi sebelumnya.

Walaupun turun, yield US Treasury 10 tahun masih tinggi karena pasar terus mencermati prospek kebijakan Federal Reserve (Fed) untuk tahun depan.

Investor memperhatikan sinyal hawkish (suku bunga tinggi) dari anggota FOMC dalam proyeksi inflasi dan target US Fed Fund Rate, meskipun masih ada kemungkinan penurunan suku bunga yang lebih besar.

Sepanjang tahun 2024, imbal hasil atau yield US Treasury 10 tahun naik 50 basis poin karena proses disinflasi yang lambat dan risiko pro-inflasi dari kebijakan Presiden terpilih Trump.

Di siis lain, indeks dolar AS (US Dollar Index) naik di atas 108 pada hari Selasa lalu, mencatat level tertinggi dalam dua tahun terakhir, sekaligus mencatat kenaikan lebih dari 6,5% tahun ini, kinerja tahunan terkuat sejak 2015.

Kenaikan indeks dolar AS didorong oleh pemilihan kembali Presiden Trump dan pergeseran Federal Reserve ke sikap yang lebih hawkish.

Selain itu, pengurangan perkiraan penurunan suku bunga, serta kebijakan pro-pertumbuhan dan inflasi di bawah Trump, semakin mendukung terjadinya penguatan US Dollar.

Secara keseluruhan, hubungan antara indeks USD dan imbal hasil obligasi Treasury AS menunjukkan bahwa kebijakan moneter dan fiskal yang agresif dapat memperkuat dolar dan mempengaruhi imbal hasil obligasi. (Trading Economics)

Ulasan

  • Harga-harga saham Indonesia masih tertekan. Penyebabnya adalah kuatnya ekonomi AS  yang membuat USD tetap kuat, serta tingginya yield US Treasury yang membuat harga-harga saham di AS tumbuh lebih tinggi dari bursa lainnya, sehingga membuat investor global mengalihkan investasinya dari emerging markets ke AS.
  • Dot plot 2025 oleh US Fed memberikan sinyal bahwa penurunan suku bunga USD hanya akan terjadi 2 kali, total 50 bps.
  • Terbatasnya penurunan suku bunga akan membuat suku bunga mata uang lainnya, termasuk Rupiah, menjadi masih akan tinggi, nilai Rupiah masih berpotensi melemah, dan harga-harga saham masih akan volatile.
  • Harga emas diperkirakan akan volatile. Nilai emas “tarik-menarik”, antara masih akan tingginya suku bunga USD yang menahan kenaikan harga emas, dan situasi ketegangan politik yang masih tinggi di Rusia-Ukraina dan Israel-Hamas, serta Hizbullah-Iran.

Rekomendasi

  • Untuk jangka pendek, investor disarankan untuk tetap berinvestasi di reksa dana pasar uang karena masih memberikan return lebih tinggi dari bunga deposito.
  • Untuk jangka panjang, tetaplah berinvestasi di reksa dana berbasis saham secara rutin. Harga-harga saham dalam jangka panjang memberikan return yang lebih tinggi dibanding bunga deposito.
  • Pengambilalihan kekuasaan di Syria & ketidakstabilan politik di Korea Selatan menambah ketidakpastian global. Ini membuat permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven menjadi semakin layak untuk menjadi portofolio lindung nilai.
  • Tetaplah berinvestasi secara rutin untuk mencapai tujuan. Pilih produk reksa dana yang sesuai dengan profil risiko masing-masing.

Yuk, investasi sekarang di tanamduit!

DISCLAIMER:

Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), anak perusahaan PT Mercato Digital Asia, yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018.

PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam).

Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. Meskipun demikian, PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian, kelalaian, atau kerugian apapun dari penggunaan tulisan ini.

tanamduit Team

tanamduit adalah aplikasi investasi reksa dana, emas, Surat Berharga Negara (SBN), dan asuransi yang telah berizin dan diawasi oleh OJK.

banner-download-mobile