tanamduit menawarkan investasi TERAMAN dengan return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Investasi di SBN seri ORI025, dijamin oleh negara. Masa penawaran ORI025 berlangsung mulai 29 Januari—22 Februari 2024.
Berikut adalah tingkat kupon (imbal hasil) ORI025:
- ORI025-T3 tenor 3 tahun kupon 6,25%
- ORI025-T6 tenor 6 tahun kupon 6,40%
Tingkat imbal hasil ORI025 jauh lebih tinggi dari bunga deposito. Investasi ORI025, investasi cerdas saat tingkat bunga akan turun. Beli ORI025 di tanamduit, bonus saldo reksadana!
Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per 19 Februari 2024:
IHSG 19 Februari Turun 0,24%
Pada Senin, 19 Februari 2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami penurunan sebesar 17,6 poin (0,24%). IHSG berada pada level 7.317.
Investor melakukan aksi ambil untung setelah terjadi kenaikan yang cukup signifikan di tanggal 15 dan 16 Februari setelah adanya quick count (penghitungan cepat) pemilihan presiden dan wakil presiden 2024-2029 yang diungguli oleh pasangan calon Prabowo-Gibran. Mayoritas pergerakan sektor saham melemah, terutama sektor industri dan kesehatan. Namun, sektor teknologi menguat.
Beberapa saham berkapitalisasi besar yang berkontribusi terhadap penurunan IHSG antara lain PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) -0,3%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) -0,4%, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) +0,5%, dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) +0,6%.
Pergerakan Harga Surat Utang Negara (SUN) dan Obligasi Korporasi Pada Senin, 19 Februari dan Faktor yang Mempengaruhi
Surat Utang Negara (SUN) masih menarik minat investor, terutama karena dana asing yang masuk ke Indonesia.
Yield (imbal hasil) SUN sedikit turun karena penguatan nilai tukar rupiah dan ekspektasi The Fed yang menahan suku bunga di pertengahan tahun. Kondisi ini membuat harga SUN, terutama tenor menengah dan panjang, cenderung naik.
Proyeksi menunjukkan bahwa penurunan yield akan berlanjut hingga akhir tahun.
Yield US Treasury 10 Tahun Masih Bertahan di Atas 4%
Imbal hasil (yield) obligasi 10 tahun Amerika Serikat (US Treasury 10 Y) tetap berada di angka 4%. Tingginya yield ini menarik perhatian dan memunculkan pertanyaan tentang penyebabnya. Berikut ini adalah beberapa penyebab tingginya yiled obligasi 10 tahun AS.
- Sentimen Inflasi: Ketidakpastian terkait inflasi memengaruhi imbal hasil obligasi. Jika para investor khawatir bahwa inflasi akan meningkat, mereka menuntut imbal hasil yang lebih tinggi untuk mengimbangi potensi depresiasi nilai uang di masa depan. Kenaikan imbal hasil dapat mencerminkan kekhawatiran terhadap inflasi yang lebih tinggi.
- Kebijakan Moneter: Tindakan Federal Reserve (the Fed, bank sentral AS) dalam mengatur suku bunga dan likuiditas pasar juga memengaruhi imbal hasil. Jika the Fed menaikkan suku bunga atau mengurangi pembelian obligasi, imbal hasil dapat berfluktuasi.
Dampaknya terhadap pasar obligasi Indonesia hingga akhir Februari masih perlu dipantau lebih lanjut. Kenaikan imbal hasil obligasi AS dapat mempengaruhi pasar obligasi Indonesia.
Investor mungkin akan beralih dari obligasi Indonesia menuju obligasi AS yang menawarkan imbal hasil lebih tinggi. Akibatnya, harga obligasi Indonesia dapat turun, dan imbal hasilnya meningkat.
Meski demikian, faktor-faktor lain seperti kondisi ekonomi domestik dan kebijakan moneter Bank Indonesia juga memainkan peran dalam pergerakan pasar obligasi Indonesia.
Komentar dan Rekomendasi:
1. Investor Konservatif:
Jangka Pendek: Prioritaskan keamanan dan likuiditas. Pertimbangkan untuk berinvestasi dalam instrumen seperti surat utang negara dan reksadana pasar uang. Meskipun imbal hasilnya mungkin lebih rendah, risiko kerugian juga minim.
Jangka Panjang: Pertimbangkan reksadana pendapatan tetap atau reksadana campuran konservatif. Diversifikasi portofolio dengan saham-saham blue chip (saham berkapitalisasi besar) yang stabil juga bisa menjadi pilihan. Ingat untuk memantau kondisi pasar dan melakukan rebalancing secara berkala.
2. Investor Moderat:
Jangka Pendek: Selain instrumen konservatif, pertimbangkan reksadana indeks saham yang pada umumnya berisi saham-saham blue chips atau berkapitalisasi besar.
Jangka Panjang: Pertimbangkan reksadana indeks saham yang mengikuti kinerja indeks pasar saham. Investasi dalam saham-saham sektor yang berpotensi tumbuh juga bisa menjadi strategi. Tetap konsisten dan fokus pada tujuan jangka panjang.
3. Investor Agresif:
Jangka Pendek: Perbesar alokasi dalam reksa dana saham dan reksa dana indeks saham dan take profit jika IHSG sudah naik 3%-4%. Perhatikan tren pasar dan berita terkini.
Jangka Panjang: Perbesar alokasi di reksadana-reksadana saham dan jangan terpengaruh oleh volatilitas jangka pendek.
Ingatlah bahwa setiap investor memiliki situasi dan tujuan yang berbeda. Konsultasikan dengan ahli keuangan untuk merancang strategi investasi yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), memperoleh izin dari dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana.
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy, namun PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian tulisan ini atau kelalaian dari atau kerugian apapun yang diakibatkan dari penggunaan tulisan ini. Pendapat yang diungkapkan dalam tulisan ini adalah pandangan kami saat ini dan dapat berubah setiap saat tanpa pemberitahuan. Pembaca tulisan ini diwajibkan membaca prospektus dan memahami produk yang akan dibeli atau dijual sebelum melakukan transaksi pembelian dan/atau penjualan. Kinerja masa lalu tidak menjamin kinerja yang akan datang.