Beranda » belajar » Tanamduit Outlook » tanamduit Breakfast News: 20 Mei 2025

tanamduit Breakfast News: 20 Mei 2025

oleh | Mei 20, 2025

tanamduit menawarkan investasi yang aman dengan potensi return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market dan strategi investasinya melalui penjelasan berikut.

Ringkasan Market Update:

  • IHSG Masih Menguat, Tangguh di Tengah Sentimen Global yang Berat
  • Pasar Obligasi Stabil di Tengah Sentimen Global yang Beragam
  • Emas Rebound di Tengah Ketidakpastian Fiskal AS
  • Rupiah Bertahan Kuat di Tengah Gejolak Global
  • Rupiah Berpotensi Bersinar di Tengah Bayang Dolar yang Memudar
SBN SR022, Sumber Passive Income Syariah Terbaik!
  • SBN Syariah SR022 sudah bisa dibeli di tanamduit! Kupon (imbal hasil) 6,45%/tahun untuk tenor 3 tahun (SR022-T3) dan 6,55%/tahun untuk tenor 5 tahun (SR022-T5).
  • Kupon SR022 menjadi kupon SR tertinggi sejak tahun 2020!
  • Kupon SR022 dibayar setiap bulan di tanggal 10, modal dikembalikan saat jatuh tempo.
  • Masa penawaran SR022: 16 Mei–18 Juni 2025.

Investasi SR022 di tanamduit, bonus total jutaan rupiah!

Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per tanggal 19 Mei 2025.

data-market-update-20-mei-2025

IHSG Masih Menguat, Tangguh di Tengah Sentimen Global yang Berat

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,49% ke level 7.141,09 pada Senin, 19 Mei 2025. IHSG menonjol sebagai satu-satunya bursa Asia yang hijau di tengah pelemahan regional akibat penurunan peringkat kredit AS oleh Moody’s dari Aaa ke Aa1.

Transaksi ramai dengan nilai Rp14,75 triliun. Investor asing mencatat transaksi net buy Rp368 miliar, menjadi hari ke-5 berturut-turut.

Kenaikan IHSG didorong oleh saham transportasi (+3,09%), barang baku (+1,99%), dan energi (+1,96%). Saham blue-chip seperti BBCA, TLKM, BMRI, serta emiten tambang ADRO (+4,06 poin) dan MDKA (+3,83 poin) menjadi penggerak utama, dengan IHSG mencatatkan kenaikan year-to-date 0,86%.

Sementara itu, bursa Asia seperti Nikkei 225 (-0,54%) dan Kospi (-0,47%) tertekan oleh kekhawatiran defisit AS, yang diproyeksikan melebar ke 9% PDB pada 2035.

Penurunan peringkat AS oleh Moody’s, menyusul Fitch (2023) dan S&P (2011), memicu skeptisisme terhadap dolar dan obligasi Treasury. Hal ini berpotensi meningkatkan volatilitas pasar saham emerging markets, termasuk Indonesia.

Namun, IHSG tetap tangguh, didukung aksi beli investor asing (net buy Rp4,52 triliun pada 14-15 Mei) dan sentimen domestik positif, meskipun fundamental ekonomi lemah dengan pertumbuhan PDB Q1 2025 hanya 4,87%.

Pekan ini, investor menanti keputusan suku bunga Bank Indonesia (BI) pada 20-21 Mei, yang diperkirakan bertahan di 5,75%, serta pengumuman Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2026 yang menyoroti program makan bergizi gratis dan penguatan koperasi.

Sentimen global akan dipengaruhi oleh negosiasi perdagangan AS dengan mitra dagang, data PMI Eropa, dan rilis suku bunga China (LPR diprediksi turun 10 basis poin).

Di Indonesia, potensi pemangkasan suku bunga BI untuk dorong pertumbuhan dan stabilitas rupiah (Rp16.444 per dolar AS) dapat mendukung IHSG menguji resistance 7.250, seperti diprediksi Phintraco Sekuritas.

Namun, investor perlu waspada terhadap risiko penurunan kepercayaan global akibat utang AS dan pelemahan konsumsi domestik, yang dapat memicu koreksi pasar. Diversifikasi ke SBN dan emas tetap relevan untuk mengelola volatilitas. (CNBC Indonesia, Bloomberg Technoz, IDX Channel)

Pasar Obligasi Stabil di Tengah Sentimen Global yang Beragam

Harga Surat Utang Negara (SUN) menguat pada perdagangan Senin, 19 Mei 2025, dengan yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0104) turun 1 basis poin ke 6,50% dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0103) turun 2 basis poin ke 6,85%.

Volume transaksi SBN mencapai Rp14,7 triliun, lebih rendah dari Rp20,1 triliun pada hari sebelumnya. Seri FR0103 dan FR0086 menjadi yang teraktif di pasar.

Penguatan tipis rupiah ke Rp16.434 per dolar AS turut mendukung sentimen positif di pasar obligasi domestik, meskipun pasar global menunjukkan sedikit tekanan akibat kenaikan yield US Treasury (10-tahun ke 4,46%).

Investor kini menanti Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada 20-21 Mei 2025, yang diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan di 5,75%. Selain itu, investor juga menanti lelang SUN pada 20 Mei dengan target indikatif Rp26 triliun dan potensi incoming bid Rp60-90 triliun.

Dengan Credit Default Swap (CDS) Indonesia sedikit naik ke 84 basis poin dan sentimen global yang beragam, harga dan yield SBN diprediksi bergerak sideways.

Investor disarankan memantau hasil RDG BI dan dinamika fiskal global, seperti penurunan peringkat kredit AS oleh Moody’s, sambil mempertimbangkan SBN jangka menengah untuk stabilitas portofolio. (BNI Sekuritas)

Emas Rebound di Tengah Ketidakpastian Fiskal AS

Dilansir dari Trading Economics, harga emas melonjak di atas US$3.220 per ons pada Senin, 19 Mei 2025, pulih dari penurunan mingguan terbesar dalam enam bulan sebesar lebih dari 3%.

Lonjakan harga emas didorong oleh kekhawatiran atas prospek ekonomi AS setelah Moody’s menurunkan peringkat kredit AS dari Aaa ke Aa1 pada Jumat (16/5).

Penurunan peringkat ini dipicu oleh defisit anggaran yang diproyeksikan melebar ke 9% PDB pada 2035 dan meningkatnya beban bunga utang, memicu selera investor terhadap aset safe-haven seperti emas.

Sementara itu, data inflasi AS yang melandai (CPI 2,3%, PPI -0,5% pada April) dan indikator ekonomi yang lemah, memperkuat ekspektasi terjadinya dua kali pemotongan suku bunga Federal Reserve pada 2025, mendukung kenaikan emas.

Meskipun kesepakatan tarif 90 hari antara AS dan Tiongkok meredakan kekhawatiran resesi global dan memicu sentimen risk-on minggu lalu, menyebabkan penurunan emas, kekhawatiran fiskal AS kini mendominasi pasar.

Di Indonesia, penguatan rupiah ke Rp16.433 per dolar AS dan IHSG yang tangguh di 7.141,09 mencerminkan optimisme domestik, namun ekonomi yang lesu (PDB Q1 4,87%) menambah ketidakpastian.

Investor disarankan memantau kebijakan moneter global dan keputusan suku bunga Bank Indonesia (20-21 Mei) sambil mempertimbangkan emas sebagai lindung nilai terhadap volatilitas pasar.

Rupiah Bertahan Kuat di Tengah Gejolak Global

Rupiah menguat 0,07% ke level Rp16.433 per dolar AS pada Senin, 19 Mei 2025, seiring melemahnya indeks dolar AS sebesar 0,70% ke 100,38, didukung oleh penguatan mata uang Asia seperti yen Jepang (+0,54%), won Korea (+0,73%), dan baht Thailand (+0,75%).

Penurunan peringkat kredit AS oleh Moody’s dari Aaa ke Aa1 memicu tekanan pada dolar, akibat kekhawatiran atas utang federal yang diproyeksikan mencapai 134% PDB pada 2035.

Sentimen global juga dipengaruhi oleh ketegangan geopolitik, termasuk pernyataan AS tentang Iran dan insiden kapal tanker Rusia-Estonia, serta meredanya perang tarif AS-Tiongkok, yang mendorong optimisme pasar.

Di dalam negeri, penguatan rupiah didukung oleh capaian investasi hilirisasi yang menyumbang Rp136,3 triliun (29,3% dari total investasi Q1-2025), naik 79,8% dari tahun sebelumnya, meningkatkan kepercayaan investor.

Meskipun ekonomi domestik melambat (PDB Q1 4,87%), pasar merespons positif terhadap sentimen ini. Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah akan fluktuatif, namun ditutup menguat di kisaran Rp16.370-Rp16.440 pada perdagangan berikutnya.

Investor perlu memantau data ekonomi global seperti inflasi Jepang, pertemuan Reserve Bank of Australia, dan kebijakan suku bunga Bank Indonesia (diperkirakan tetap 5,75%) untuk mengantisipasi volatilitas. (Bisnis)

Rupiah Berpotensi Bersinar di Tengah Bayang Dolar yang Memudar

Rupiah diprediksi akan menguat signifikan pada paruh kedua 2025, didorong oleh pelemahan dolar AS akibat kinerja ekonomi AS yang mengecewakan dan penurunan peringkat kredit AS oleh Moody’s ke Aa1 pada 16 Mei 2025.

Analis dari TD Securities memproyeksikan bahwa rupiah bisa naik 4% dari level Rp16.440 per dolar AS menjadi Rp15.700-an. Sementara itu, ING Financial Markets lebih optimis dengan prediksi Rp15.200 pada akhir tahun. Di siis lain, Citigroup Global Markets memperkirakan penguatan rupiah ke Rp16.000 pada 2026.

Faktor seperti preferensi Presiden Trump untuk dolar lemah dan diversifikasi aset global oleh investor mendukung potensi kenaikan rupiah, meskipun melemahnya pertumbuhan ekonomi Indonesia (PDB Q1 4,87%) menjadi tantangan.

Di dalam negeri, pasar keuangan Indonesia menunjukkan ketangguhan dengan pulihnya IHSG sebesar 19,52% dari titik terendah April, serta dengan adanya arus masuk asing sebesar Rp5,03 triliun di saham dan Rp10,14 triliun di SBN pada Mei 2025.

Namun, ekspektasi penurunan suku bunga BI (diperkirakan 75 basis poin oleh Wells Fargo) dapat membatasi penguatan rupiah.

Analis menekankan pentingnya disiplin fiskal, termasuk pengurangan bansos, untuk menjaga momentum bullish.

Dengan sentimen global yang fluktuatif dan kebijakan fiskal domestik yang krusial, investor perlu memantau keputusan BI dan negosiasi perdagangan AS untuk memanfaatkan peluang penguatan rupiah. (Bloomberg Technoz)

Faktor yang Perlu Diperhatikan:

  • Indikator Global: Penurunan peringkat kredit AS ke Aa1 oleh Moody’s (16 Mei 2025), akibat utang federal yang diproyeksikan mencapai 134% PDB pada 2035, melemahkan dolar AS (indeks ICE 100,1) dan meningkatkan volatilitas pasar. Inflasi AS yang rendah (CPI 2,3%, PPI -0,5% pada April) mendorong ekspektasi dua pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve pada 2025, mendukung emas dan saham emerging markets. Kesepakatan tarif AS-Tiongkok selama 90 hari meredakan ketegangan, tetapi kenaikan harga impor AS menandakan risiko inflasi. Ketegangan geopolitik seperti Rusia-Estonia dan AS-Iran, serta penurunan suku bunga China (LPR 1-tahun ke 3,00%), menambah kompleksitas pasar.
    • Indikator Nasional: Rupiah menguat ke Rp16.433 per dolar AS (19 Mei), didukung arus masuk asing ke saham (Rp5,03 triliun Mei) dan SBN (Rp10,14 triliun Mei). IHSG naik ke 7.141,09, tetapi fundamental ekonomi lemah: PDB Q1 4,87%, IPR turun ke 5,5%, IKK 121,1. Yield SBN 10-tahun turun ke 6,85%, namun lelang SBN (20 Mei, target Rp26 triliun) menghadapi sentimen beragam. Investasi hilirisasi (Rp136,3 triliun Q1-2025) meningkatkan kepercayaan, tetapi ekspektasi pemangkasan suku bunga BI (5,75%) dapat membatasi penguatan rupiah.

      Rekomendasi Investasi:

      • Reksa Dana:
        • Untuk investor agresif, pertahankan alokasi moderat 50%-60% pada reksa dana saham dan indeks saham. Untuk eksposur domestik, pertimbangkan reksa dana indeks saham IDX30 yang melacak saham Big Caps (BBRI, BMRI) dengan volatilitas lebih rendah.
        • Investor moderat dapat memilih reksa dana campuran. Alokasikan 20-30% portofolio ke reksa dana saham dan indeks saham, sisanya ke pendapatan tetap dan/atau emas.
      • Emas:
        • Alokasikan 5-10% portofolio ke emas sebagai lindung nilai terhadap volatilitas pasar dan ketidakpastian fiskal AS. Saat ini, Goldman Sachs memproyeksikan bahwa harga emas dapat capai USD3.700 di akhir 2025. 
        • Emas tertekan oleh meredanya ketegangan geopolitik, tetapi penurunan peringkat kredit AS dan proyeksi inflasi fluktuatif mendukung peran emas sebagai safe-haven. Konsolidasi diprediksi pada US$3.000-US$3.300, menawarkan stabilitas di tengah volatilitas.
      • SBN:
        • Investor dapat mempertimbangkan SBN seri SR022 dengan tenor 3 dan 5 tahun yang sedang dalam penawaran umum sejak tanggal 16 Mei yang lalu.

      Yuk, investasi sekarang di tanamduit!

      DISCLAIMER:

      Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), anak perusahaan PT Mercato Digital Asia, yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018.

      PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam).

      Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. Meskipun demikian, PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian, kelalaian, atau kerugian apapun dari penggunaan tulisan ini.

       

       

       

      tanamduit Team

      tanamduit adalah aplikasi investasi reksa dana, emas, Surat Berharga Negara (SBN), dan asuransi yang telah berizin dan diawasi oleh OJK.

      banner-download-mobile