tanamduit menawarkan investasi AMAN dengan return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market dan strategi investasinya melalui penjelasan berikut.
Ringkasan Market Update:
- IHSG rebound karena harapan turunnya BI Rate hari Rabu ini.
- Indeks Obligasi Pemerintah (Indobex Government) naik lagi Selasa kemarin.
- Harga emas melanjutkan kenaikan karena kekhawatiran meningkatnya ketegangan politik Ukraina vs Rusia.
- Surat Berharga Negara (SBN) Syariah seri ST013 sudah bisa dibeli di tanamduit. Imbal hasil 6,40%/tahun untuk tenor 2 tahun (ST013-T2) dan 6,50%/tahun untuk tenor 4 tahun (ST013-T4).
- Kupon ST013 dibayar setiap bulan di tanggal 10, modal dikembalikan saat jatuh tempo.
- Telah dinyatakan sesuai syariah oleh DSN-MUI, bebas riba.
- Masa penawaran ST013: 8 November–4 Desember 2024. Investasi ST013 di tanamduit, bonus total jutaan reksadana!
Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per 19 November 2024.
IHSG Naik 0,86% Setelah 5 Hari Beruntun Turun
Selasa (19/11) kemarin, IHSG ditutup menguat naik 61,43 poin atau +0,86% ke 7.195,71, didukung oleh saham-saham big caps dengan nilai transaksi Rp10,91 triliun.
Namun, investor asing masih melakukan net sell atau jual bersih Rp746,2 miliar. Kenaikan IHSG terjadi karena investor memiliki keyakinan bahwa Bank Indonesia akan menurunkan suku bunga BI Rate yang akan diumumkan pada hari Rabu ini sebesar 25 bp menjadi 5,75%.
Dilansir dari CNBC Indonesia, konsensus CNBC Indonesia yang dihimpun dari 17 lembaga/institusi mayoritas memproyeksikan bahwa BI akan memangkas kembali suku bunganya sebesar 25 basis poin (bps) ke level 5,75%.
Sedangkan, delapan institusi memproyeksi bahwa BI akan kembali menahan suku bunganya di level 6%.
Penurunan suku bunga ini akan membawa turun bunga deposito dan pinjaman dan akan meningkatkan daya beli masyarakat dan akan membawa naik kinerja emiten. (CNBC Indonesia, Bloomberg Technoz)
Harga Surat Utang Negara Naik Lagi Selasa Kemarin
Harga SUN ditutup menguat pada sesi perdagangan kemarin. Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0101) tidak berubah di level 6,68%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0100) turun sebesar 1 basis poin ke level 6,85%.
Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) turun sebesar 2 basis poin ke level 6,89%. Level yield curve SUN 10-tahun saat ini masih in line dengan estimated range kami minggu ini, yaitu di kisaran 6,78%-7,05%.
Nilai transaksi SUN secara outright tercatat sebesar Rp13,7 triliun kemarin, lebih tinggi dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp8,8 triliun. Sementara itu, nilai transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp1,5 triliun.
Indikator global menunjukkan sentimen yang cenderung positif bagi pasar obligasi, tergambar dari penurunan yield US Treasury (UST).
Dalam hal ini, yield curve UST 5-tahun turun sebesar 3bp menjadi 4,25%, dan yield curve UST 10-tahun turun sebesar 3bp menjadi 4,39%. Sementara itu, Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia bertahan di 74bp. (BNI Sekuritas)
Harga Emas Naik Lagi Selasa Kemarin
Emas naik 1% menjadi lebih dari USD2.630 per ons pada hari Selasa (19/11), memperpanjang rebound dari level terendah dua bulan di USD2.560 pada hari Jumat. Eskalasi baru perang antara Rusia dan Ukraina mendorong investor membeli aset safe haven, emas.
Rusia memperbarui doktrin nuklirnya untuk memungkinkan penggunaan senjata atom pada pagi yang sama ketika Ukraina menembakkan rudal buatan AS ke wilayah Rusia untuk pertama kalinya sejak dimulainya perang.
Kekhawatiran bahwa Rusia dapat meningkatkan skala konflik dan memicu respons dari negara lain mendorong pasar untuk lebih menyukai aset safe haven, mengangkat emas dan Treasury meskipun ada lonjakan dolar AS. (Trading Economics)
Meningkatnya Ketegangan Ukraina-Rusia Membuat Yield US Treasury Turun dan US Dollar Index Turun
Imbal hasil obligasi Treasury AS 10 tahun turun menjadi 4,37% pada hari Selasa (19/11) kemarin, turun dari level tertinggi hampir lima bulan sebesar 4,45% yang dicapai minggu lalu, karena investor mencari aset yang lebih aman, yaitu emas, di tengah meningkatnya kekhawatiran atas eskalasi konflik Ukraina-Rusia.
Di lain pihak, Indeks US Dollar yang awalnya menguat pada hari Selasa (19/11), memangkas beberapa kenaikan, untuk kemudian ditutup pada 106,2, setelah penurunan dalam dua sesi sebelumnya.
Pergerakan tersebut didorong oleh pelarian umum ke aset yang aman karena meningkatnya kekhawatiran atas potensi eskalasi konflik Ukraina-Rusia. (Trading Economics)
Ulasan
- Inflasi AS sebesar 2,6% pada bulan Oktober yang lalu, ditambah data ketenagakerjaan yang kuat, menunjukkan bahwa ekonomi AS tetap kuat. Hal ini membuat mata uang US Dollar menguat dan yield US Treasury kembali naik ke level 4,45%.
- Kuatnya data ekonomi AS membuat instrumen investasi AS seperti saham dan obligasi menjadi lebih menarik dibanding bursa negara berkembang, termasuk Indonesia. Oleh karena itu, investor asing memindahkan investasinya dari Indonesia ke AS. Ini menekan harga saham di BEI dan menaikkan yield obligasi rupiah.
- Harga saham di BEI masih akan tetap volatile. Butuh waktu agar harga saham kembali ke level tertinggi di atas 7.700. Demikian halnya dengan yield Surat Utang Negara.
- Kenaikan harga emas akan tertahan, bahkan berpotensi mengalami penurunan jika suku bunga USD tidak diturunkan oleh US Fed di bulan Desember mendatang.
Rekomendasi
- Untuk jangka pendek, investor disarankan untuk tetap berinvestasi di reksa dana pasar uang karena masih memberikan return lebih tinggi dari bunga deposito.
- Untuk jangka panjang, tetaplah berinvestasi di reksa dana berbasis saham secara rutin. Harga-harga saham dalam jangka panjang memberikan return yang lebih tinggi dibanding bunga deposito.
- Dalam jangka pendek, harga emas masih mengalami tekanan karena menguatnya mata uang US Dollar, namun tetap menarik sebagai aset safe haven untuk jangka menengah dan panjang.
- Tetaplah berinvestasi secara rutin untuk mencapai tujuan. Pilih produk reksa dana yang sesuai dengan profil risiko masing-masing.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), anak perusahaan PT Mercato Digital Asia, yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018.
PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam).
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. Meskipun demikian, PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian, kelalaian, atau kerugian apapun dari penggunaan tulisan ini.