tanamduit menawarkan investasi AMAN dengan return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito.
Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per 21 Agustus 2024:
IHSG Masih Menguat dan Mencatat Rekor Tertinggi Baru Lagi
IHSG kembali mencetak rekor tertinggi pada Selasa (20/8) yang naik 0,9% ke posisi 7.533,98 dan menjadi rekor tertinggi baru lagi sepanjang masa.
Nilai transaksi tercatat Rp19,37 triliun dan investor asing melakukan net buy Rp1,66 triliun sehingga membuat nilai net buy dari investor asing sepanjang tahun 2024 menjadi Rp6,63 triliun.
Investor asing mengalokasikan investasinya dari Amerika Serikat, yang ekonominya mulai melemah dan suku bunga USD akan segera turun, ke negara emerging countries termasuk Indonesia yang masih memberikan potensi pertumbuhan investasi baik di pasar saham maupun obligasi.
Rupiah Melanjutkan Penguatan Hari Selasa Kemarin
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali ditutup menguat pada Selasa (20/8) dan menyentuh level Rp15.435,5. Penguatan rupiah terjadi di tengah pelemahan laju greenback (mata uang USD).
Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup menguat 114,50 poin atau 0,74% ke level Rp15.435,5 per dolar AS.
Adapun indeks dolar AS melemah sebesar 0,01% ke posisi 101,87. Penguatan Rupiah disebabkan karena masuknya investasi asing ke pasar saham dan obligasi yang cukup besar Dimana investor asing menjual mata uangnya dan mengkonversikannya ke mata uang Rupiah.
Harga Emas Dunia Masih Naik
Harga emas dunia di pasar spot kembali memperbarui rekor tertinggi di kisaran USD2.517,1 per troy ounce. Level harga itu adalah banderol emas termahal sepanjang sejarah yang tercatat.
Harga emas terdorong naik karena melemahnya US Dollar Index dan meningkatnya ketegangan politik di Timur Tengah dan Eropa Timur.
Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan the greenback terhadap enam mata uang utama dunia, siang jelang sore hari ini semakin terbenam melemah di 101,78.
Pamor dolar AS yang turun mengungkit harga emas sebagai aset safe haven favorit pemodal. (Bloomberg Technoz)
Rekor Baru Lelang SUN
Pada lelang Surat Utang Negara hari Selasa (20/8) incoming bids atau minat yang masuk memecahkan rekor terbesar sepanjang tahun, mencapai Rp104,07 triliun. Rekor ini menjadi nilai permintaan di kisaran ratusan triliun pertama kali, bahkan mungkin sejak 2023 lalu.
Besarnya minat investor dalam lelang SUN hari ini membuat pemerintah akhirnya memutuskan nilai penjualan lebih besar dari target indikatif yaitu mencapai Rp27 triliun dari target Rp22 triliun. (Bloomberg Technoz)
S&P 500, Nasdaq Hentikan Rekor Kenaikan 8 Hari
Saham-saham di AS mengalami penurunan pada hari Selasa (20/8) karena investor menunggu sinyal dari Federal Reserve mengenai pemangkasan suku bunga di masa mendatang.
S&P 500 dan Nasdaq 100 menghentikan reli delapan hari, masing-masing ditutup turun 0,2%, dan Dow Jones turun 61 poin.
Ulasan
- Data melandainya inflasi AS di bulan Juli semakin memperkuat keyakinan investor bahwa the Fed akan menurunkan suku bunga USD di bulan September mendatang.
- Investor asing terus mencatat transaksi net buy di pasar saham. Sejak awal Agustus 2024, ekonomi Indonesia berada dalam kondisi baik, harga-harga saham yang dinilai masih rendah serta yield obligasi yang masih berpotensi turun atau harganya naik.
- Penurunan suku bunga USD akan diikuti oleh penurunan suku bunga Rupiah BI Rate oleh Bank Indonesia karena inflasi yang sesuai dengan ekspektasi, 2,50%.
- Harga emas diperkirakan masih akan naik karena suku bunga USD yang akan turun danketidakpastian global dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan Eropa Timur yang meningkat.
Rekomendasi
- Untuk jangka pendek, investor disarankan untuk tetap berinvestasi di reksa dana pasar uang karena masih memberikan return lebih tinggi dari bunga deposito.
- Untuk jangka menengah dan panjang, pertimbangkan untuk mengakumulasi reksa dana saham dan indeks saham. Hal ini karena menguatnya kemungkinan turunnya suku bunga US di bulan September mendatang dan mendorong investor global untuk mengalokasikan investasinya ke emerging countries, termasuk ke Indonesia, dan ini akan mendorong naiknya harga-harga saham di Bursa Efek Indonesia.
- Harga emas masih volatile. Dalam jangka menengah dan jangka panjang, harga emas diperkirakan masih akan naik karena beberapa bank sentral masih melakukan pembelian emas untuk diversifikasi risiko karena ketidakpastian global, baik dalam hal perekonomian maupun geopolitik yang masih memanas.
- Emas dapat dipertimbangkan untuk menjadi portfolio investasi untuk jangka menengah dan panjang.
- Tetaplah berinvestasi secara rutin untuk mencapai tujuan keuangan. Pilih produk reksa dana yang sesuai dengan profil risiko masing-masing.
- Emas dapat dipertimbangkan untuk investasi jangka panjang karena nilai emas selalu mengalahkan inflasi.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), anak perusahaan PT Mercato Digital Asia, yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018.
PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam).
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. Meskipun demikian, PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian, kelalaian, atau kerugian apapun dari penggunaan tulisan ini.