tanamduit menawarkan investasi yang aman dengan potensi return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market dan strategi investasinya melalui berita market update berikut.
Ringkasan Market Update:
-
- IHSG Menguat Didukung Penurunan BI Rate dan Aksi Beli Asing
- BI Turunkan Suku Bunga untuk Dorong Pertumbuhan dengan Stabilitas Rupiah Terjaga
- Suku Bunga BI Rate Turun: Ekonom Optimistis, Analis Pasar Modal Antusias, Namun Ada Suara Hati-Hati
- Yield SUN Turun, Didukung Sentimen Pelonggaran BI dan Arus Modal Asing
- Gejolak Big Tech dan Cetak Laba Ritel Terarah Menggoyang Wall Street
- Harga Emas Naik Didukung Inflasi dan Ketidakpastian Global
Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per tanggal 20 Agustus 2025.
IHSG Menguat Didukung Penurunan BI Rate dan Aksi Beli Asing
IHSG pada perdagangan hari Rabu 20 Agustus 2025, ditutup melonjak 1,03% atau 80,87 poin ke level 7.943,82.
Lonjakan ini terjadi seiring respons positif pasar terhadap keputusan Bank Indonesia yang memangkas BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 5%. Pemangkasan ini memberi sinyal pelonggaran moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Total nilai transaksi tercatat Rp20,17 triliun dengan volume perdagangan mendekati 40 miliar saham. Sepanjang perdagangan, indeks bergerak stabil di zona hijau. Indeks ditopang kenaikan hampir di seluruh sektor, terutama perbankan, konsumer, dan properti.
Sektor-sektor yang sensitif terhadap kebijakan suku bunga mencatat penguatan signifikan. Saham perbankan menjadi motor utama kenaikan IHSG, diikuti sektor konsumer primer dan properti yang memperoleh dorongan dari ekspektasi turunnya biaya pinjaman.
Tidak hanya itu, saham teknologi dan bahan baku juga ikut menghijau, menandakan sentimen positif menyebar luas ke berbagai sektor. Optimisme investor semakin kuat karena langkah BI dipandang mampu memperkuat daya beli masyarakat, sekaligus meningkatkan prospek kredit dan konsumsi domestik.
Dari sisi aliran modal, investor asing kembali aktif masuk ke pasar. Investor asing mencatat net buy senilai Rp766 miliar. Perdagangan kemarin menjadi hari ke-8 secara beruntun sejak 11 Agustus 2025 investor asing melakukan net buy dengan total kumulatif senilai Rp9,6 triliun.
Aksi beli asing hari Rabu kemarin fokus pada saham-saham unggulan seperti ASII, BBRI, AMMN, BBCA, BRMS, EMTK, CUAN, ENRG, PTRO, dan BUMI. Akumulasi asing ini menegaskan keyakinan terhadap prospek pasar saham Indonesia pasca penurunan suku bunga.
Dengan dukungan sentimen domestik yang positif dan aliran dana asing yang kembali deras, IHSG berhasil menutup perdagangan di level tinggi. Hal ini mencerminkan optimisme investor terhadap arah ekonomi ke depan. (Bloomberg Technoz)
BI Turunkan Suku Bunga untuk Dorong Pertumbuhan dengan Stabilitas Rupiah Terjaga
Bank Indonesia pada Rabu, 20 Agustus 2025, memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 basis poin menjadi 5,00%, dengan suku bunga deposit facility di 4,25% dan lending facility di 5,75%.
Keputusan ini mengejutkan sebagian pelaku pasar karena mayoritas ekonom memperkirakan BI akan menahan suku bunga. Sementara, hanya segelintir yang memperkirakan adanya pelonggaran.
BI menegaskan bahwa kebijakan ini didasarkan pada kondisi inflasi domestik yang tetap rendah dan terkendali, serta nilai tukar rupiah yang relatif stabil di tengah dinamika global.
Gubernur BI, Perry Warjiyo menjelaskan, penurunan suku bunga dilakukan sebagai langkah antisipatif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang masih di bawah potensi, tanpa mengorbankan stabilitas makroekonomi.
Dengan biaya pinjaman yang lebih rendah, BI berharap konsumsi masyarakat dan ekspansi kredit perbankan dapat meningkat, sehingga memperkuat daya dorong ekonomi domestik.
Selain itu, BI juga memberikan sinyal bahwa ruang pelonggaran moneter masih terbuka. Hal ini menandakan kesiapan bank sentral untuk menyesuaikan kebijakan jika diperlukan, selama kondisi inflasi dan nilai tukar tetap mendukung arah kebijakan yang pro-pertumbuhan namun tetap menjaga kestabilan. (Reuters)
Suku Bunga BI Rate Turun: Ekonom Optimistis, Analis Pasar Modal Antusias, Namun Ada Suara Hati-Hati
Keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan dari 5,25% menjadi 5,00% pada 20 Agustus 2025 disambut positif oleh banyak ekonom. Josua Pardede, Kepala Ekonom Bank Permata, menilai langkah ini tepat karena inflasi domestik masih rendah, suku bunga riil tetap positif, dan nilai tukar rupiah stabil. Menurutnya, kebijakan ini akan memberi dorongan bagi konsumsi rumah tangga dan kredit perbankan yang selama ini cenderung melemah.
Senada, Helmi Arman, Chief Economist Citibank Indonesia, melihat pemangkasan ini akan membantu pertumbuhan ekonomi yang lebih merata, terutama dengan peluang pelonggaran global bila The Fed juga menurunkan suku bunga.
Dari kacamata pasar modal, Felix Darmawan, Ekonom Panin Sekuritas, menilai pemangkasan BI Rate menjadi katalis kuat bagi saham domestik, khususnya sektor perbankan, properti, dan konsumsi. Ia menegaskan bahwa turunnya biaya pendanaan akan meringankan beban emiten, sementara bank akan terdorong meningkatkan penyaluran kredit. Imbasnya, prospek kinerja emiten ke depan menjadi lebih positif.
Investor semakin melirik instrumen berbasis rupiah, baik saham maupun obligasi. Hal ini sudah tercermin dari respons IHSG yang langsung menguat ditopang lonjakan transaksi di sektor-sektor sensitif suku bunga.
Namun, tidak semua pihak sepenuhnya optimis. Teuku Riefky, Ekonom LPEM FEB UI, mengingatkan bahwa ruang pelonggaran memang ada. Namun, BI sebaiknya tetap berhati-hati.
Lebih lanjut, ia menilai risiko inflasi pangan dan potensi gejolak eksternal, seperti ketidakpastian harga komoditas serta arah kebijakan The Fed, bisa menekan rupiah dan menambah beban stabilitas moneter.
Pandangan ini menunjukkan bahwa meskipun ekonom dan analis pasar modal menyambut baik keputusan BI, tetap ada suara hati-hati agar dorongan pertumbuhan tidak mengorbankan stabilitas makro ke depan. (Investor, Indonesia Buiness Post, Kontan)
Yield SUN Turun, Didukung Sentimen Pelonggaran BI dan Arus Modal Asing
Pergerakan Surat Utang Negara (SUN) pada Rabu, 20 Agustus 2025, ditandai dengan penguatan harga obligasi yang mendorong penurunan yield di beberapa tenor utama.
Sentimen positif datang dari keputusan Bank Indonesia memangkas BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 5,00%, yang dipandang akan menurunkan biaya pendanaan pemerintah sekaligus memperkuat minat investor pada instrumen berpendapatan tetap.
Stabilitas makro berupa inflasi yang terkendali dan nilai tukar rupiah yang relatif stabil juga menjadi faktor pendorong. Dengan latar belakang tersebut, investor domestik maupun asing menunjukkan minat beli yang lebih kuat, terutama pada tenor menengah hingga panjang yang sensitif terhadap arah kebijakan suku bunga.
Nilai transaksi SBN pada perdagangan hari itu tercatat solid. Nilai transaksi berada pada kisaran lebih dari Rp30 triliun, dengan porsi terbesar berasal dari transaksi outright di pasar sekunder.
Investor asing tampil sebagai salah satu pelaku utama, mencatatkan posisi net buy setelah dalam pekan sebelumnya sudah mengakumulasi pembelian bersih sekitar Rp7,9 triliun.
Aksi beli asing terfokus pada seri-seri benchmark, mencerminkan kepercayaan terhadap prospek fundamental Indonesia pasca pelonggaran kebijakan moneter.
Kondisi ini menunjukkan bahwa keputusan BI bukan hanya memberi sinyal positif bagi pasar saham, tetapi juga memperkuat daya tarik pasar obligasi, sehingga yield SUN bergerak menurun di tengah peningkatan arus modal masuk.
Emas Naik, Didukung Inflasi dan Ketidakpastian Global
Harga emas dunia pada Rabu, 20 Agustus 2025, tercatat naik signifikan dibanding hari sebelumnya.
Data Investing.com menunjukkan bahwa emas spot ditutup di level US$ 3.346,95 per ounce. Angka ini lebih tinggi dari penutupan di level US$ 3.315,46 per ounce pada Selasa.
Kenaikan sekitar US$ 31,5 atau +0,95% ini menandai pergeseran positif setelah periode tekanan akibat penguatan dolar AS, sekaligus mengonfirmasi bahwa minat investor terhadap aset aman masih kuat.
Penguatan harga emas tersebut dipicu oleh kombinasi faktor, antara lain kekhawatiran inflasi global yang belum reda dan meningkatnya ketidakpastian geopolitik.
Kondisi ini membuat investor kembali memburu emas sebagai safe haven, sembari menanti hasil simposium Jackson Hole dan risalah rapat The Fed untuk petunjuk arah kebijakan moneter AS.
Dengan ekspektasi adanya ruang pelonggaran suku bunga, emas mendapat tambahan sentimen positif yang menjaga harga tetap dalam tren naik. (Investing)
Rekomendasi Investasi
1. Jangka Pendek (≤ 1 tahun) –fokus likuiditas & kestabilan
Alokasi total portofolio: 30–40%
- Reksa Dana Pasar Uang: 70–90% dari porsi jangka pendek → 28–36% dari total portofolio
- Expected Return: 4–6% p.a.
- Risk: Rendah (mirip deposito, fluktuasi minim).
- Reksa Dana Pendapatan Tetap (durasi pendek): (5–10%)
- Expected Return: 6–8% p.a.
- Risk: Rendah–sedang (sensitif suku bunga, tapi minim).
- SBN jangka pendek (5-10%)
- Expected Return: 6–8% p.a.
- Risk: Rendah–sedang (sensitif suku bunga, tapi minim).
2. Jangka Menengah (1–5 tahun) – seimbang, mulai tambah risiko
Alokasi total portofolio: 30–40%
- Reksa Dana Saham: (15-20%)
- Expected Return: 10–14% p.a.
- Risk: Tinggi (fluktuasi besar, tapi potensi tinggi).
- Reksa Dana Pendapatan Tetap: (10-15%)
- Expected Return: 7–9% p.a.
- Risk: Sedang (sensitif suku bunga & pasar obligasi).
- SBN Tenor Menengah 3-5 tahun (5-10%)
- Expected Return: 6–7% kupon tetap
- Risk: Rendah–Sedang (relatif aman, likuid di pasar sekunder).
- Emas – (opsional, tapi belum utama).
3. Jangka Panjang (> 5 tahun) – pertumbuhan & proteksi inflasi
Alokasi total portofolio: 20–30%
- Reksa Dana Saham: (10-15%)
- Expected Return: 10–15% p.a.
- Risk: Tinggi (tapi jangka panjang cenderung positif).
- Reksa Dana Pendapatan Tetap: (5-10%)
- Expected Return: 7–9% p.a.
- Risk: Sedang.
- Emas (5-10%)
- Expected Return: 5–7% p.a. (lebih sebagai lindung nilai, bukan untuk imbal hasil).
- Risk: Sedang–Tinggi (fluktuasi harga global tinggi, tapi lindungi dari inflasi & pelemahan rupiah).
Sebelum melakukan keputusan investasi, investor sangat disarankan untuk memahami profil risiko pribadi dan mempelajari produk-produk investasi terutama mengenai potensi risiko yang mungkin akan dihadapi oleh masing-masing produk.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh tanamduit, sebuah group usaha yang terdiri dari PT Mercato Digital Asia (induk Perusahaan), PT Star Mercato Capitale yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018. PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas.
Segala informasi yang dipublikasikan pada situs dan/atau aplikasi tanamduit hanya bertujuan untuk informasi dan bukan sebagai saran, rekomendasi atau ajakan untuk membeli atau menjual suatu produk investasi tertentu yang terdapat dalam situs dan/atau aplikasi ini. Setiap analisa proyeksi, ataupun pernyataan yang merupakan prediksi suatu produk investasi di masa datang bukan merupakan indikasi kinerja masa yang akan datang. Kinerja masa lalu tidak dapat dijadikan suatu pedoman untuk kinerja masa datang.
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. tanamduit berusaha dengan itikad baik untuk memberikan informasi yang akurat, namun tidak menjamin bahwa informasi yang diambil dari berbagai sumber adalah tanpa adanya kesalahan, kelalaian, ketidakakuratan teknis atau faktual ataupun kesalahan ketik. Informasi yang tersedia dalam situs dan/atau aplikasi ini bukan sebagai informasi yang mengikat namun semata-mata hanya sebagai informasi tambahan dan pelengkap.