tanamduit menawarkan investasi yang aman dengan potensi return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market dan strategi investasinya melalui penjelasan berikut.
Ringkasan Market Update:
- Bank Indonesia Pangkas Suku Bunga 25 bps Untuk Mendorong Pertumbuhan dan Menjaga Stabilitas
- IHSG Menyambut Positif Pemangkasan BI Rate
- Rupiah Melesat, Pasar Optimis Setelah BI Turunkan Suku Bunga
- Obligasi Negara Melesat Setelah BI Rate Turun
- Emas Meroket ke $3.340 Karena Kekhawatiran Potensi Fiskal AS dan Ketegangan Geopolitik
- Imbal Hasil Treasury AS Melonjak Karena Kekhawatiran Prospek Fiskal AS
- SBN Syariah SR022 sudah bisa dibeli di tanamduit! Kupon (imbal hasil) 6,45%/tahun untuk tenor 3 tahun (SR022-T3) dan 6,55%/tahun untuk tenor 5 tahun (SR022-T5).
- Kupon SR022 menjadi kupon SR tertinggi sejak tahun 2020!
- Kupon SR022 dibayar setiap bulan di tanggal 10, modal dikembalikan saat jatuh tempo.
- Masa penawaran SR022: 16 Mei–18 Juni 2025.
Investasi SR022 di tanamduit, bonus total jutaan rupiah!
Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per tanggal 21 Mei 2025.
Bank Indonesia Pangkas Suku Bunga 25 bps Untuk Mendorong Pertumbuhan dan Menjaga Stabilitas
Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,5% pada Rapat Dewan Gubernur Mei 2025, sesuai ekspektasi pasar.
Keputusan ini didukung oleh keyakinan BI bahwa inflasi tetap rendah dan stabil dalam kisaran 2,5% ± 1% untuk 2025 dan 2026, seiring inflasi tahunan yang naik ke 1,95% pada April dari 1,03% pada Maret, namun masih dalam target.
Langkah ini juga bertujuan menjaga stabilitas rupiah, yang menguat 1,13% terhadap dolar AS per 20 Mei dibandingkan akhir April, serta mendukung pertumbuhan ekonomi.
Selain suku bunga acuan, BI juga menurunkan suku bunga fasilitas simpanan semalam sebesar 25 basis poin ke 4,75% dan fasilitas pinjaman ke 6,25%.
Penguatan rupiah terhadap mata uang mitra dagang utama dan non-dolar AS menambah ruang bagi BI untuk melonggarkan kebijakan moneter. Dengan fokus pada stabilitas inflasi dan nilai tukar, BI berupaya menciptakan iklim yang kondusif bagi pemulihan ekonomi yang berkelanjutan. (Trading Economics)
IHSG Menyambut Positif Pemangkasan BI Rate
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak 0,67% atau 47,85 poin ke level 7.142,46 pada penutupan perdagangan Rabu, 21 Mei 2025, menjadikannya bursa terkuat di ASEAN dan kedua di Asia.
Kenaikan ini didorong oleh penguatan saham sektor barang baku, kesehatan, dan properti, dengan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) melonjak 12,6%, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) naik 6,59%, dan PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) melesat 6,03%.
Volume transaksi mencapai Rp15,48 triliun dengan 26,64 miliar saham diperdagangkan, sementara 349 saham menguat dan 270 melemah.
Pemicu utama penguatan IHSG adalah keputusan Bank Indonesia (BI) yang memangkas BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 5,5%, sesuai ekspektasi pasar, dalam Rapat Dewan Gubernur 20–21 Mei 2025.
Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan langkah ini mendukung inflasi terkendali di kisaran 2,5% ± 1% untuk 2025–2026, stabilitas rupiah, dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Suku bunga deposit facility dan lending facility juga diturunkan masing-masing ke 4,75% dan 6,25%, merespons sinyal pelemahan ekonomi domestik.
Kenaikan IHSG sejalan dengan penguatan bursa Asia seperti KOSPI (0,91%), PSEI (0,63%), dan Hang Seng (0,62%), meskipun beberapa indeks seperti NIKKEI 225 dan SETI melemah.
Keputusan BI ini, yang merupakan pemangkasan kedua di 2025 setelah Januari, mencerminkan upaya mendorong ekonomi di tengah perlambatan. Investor kini optimistis, namun tetap perlu memantau dampak kebijakan moneter dan sentimen global terhadap pasar ke depan. (Bloomberg Technoz)
Rupiah Melesat, Pasar Optimis Setelah BI Turunkan Suku Bunga
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat ke level Rp16.387 setelah Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,50%. Keputusan ini diambil untuk menjaga stabilitas inflasi yang diproyeksikan tetap dalam target 2,5±1%.
Penguatan rupiah terjadi seiring pelemahan indeks dolar AS, yang turun 0,39% ke level 99,73. Sementara itu, beberapa mata uang Asia Pasifik juga menunjukkan pergerakan variatif.
Dari sisi global, ketegangan meningkat setelah laporan intelijen menunjukkan Israel sedang mempertimbangkan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran, di tengah perundingan nuklir AS-Iran yang masih berlangsung.
Di sisi lain, pasar merespons positif keputusan BI yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi domestik.
Investor kini mencermati dampak kebijakan suku bunga terhadap sektor keuangan dan investasi. Penurunan suku bunga diperkirakan akan meningkatkan likuiditas pasar, memberikan dorongan bagi pertumbuhan kredit dan investasi.
Dengan tren ini, rupiah berpotensi terus menguat, didukung optimisme pasar terhadap kebijakan ekonomi yang lebih akomodatif. (Bisnis)
Obligasi Negara Melesat Setelah BI Rate Turun
Harga Surat Utang Negara (SUN) terus menguat pada perdagangan Rabu, 21 Mei 2025. Penguatan ini ditandai dengan turunnya yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0104) sebesar 3 basis poin ke 6,43% dan SUN 10-tahun (FR0103) sebesar 2 basis poin ke 6,80%, sejalan dengan estimasi pasar di kisaran 6,79%-6,99%.
Volume transaksi SBN mencapai Rp29,4 triliun, meski lebih rendah dibandingkan Rp52,6 triliun sehari sebelumnya. Penguatan rupiah dan stabilitas Credit Default Swap Indonesia di 84 basis poin memperkuat kepercayaan investor terhadap obligasi domestik.
Keputusan Bank Indonesia (BI) memangkas BI Rate sebesar 25 basis poin ke 5,5% pada Rapat Dewan Gubernur 20–21 Mei 2025 menjadi katalis utama. Langkah ini bertujuan menjaga stabilitas rupiah dan mendorong pertumbuhan ekonomi, di tengah perlambatan pertumbuhan kredit (8,88% yoy di April) dan dana pihak ketiga (4,55% yoy).
BI juga merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi 2025 ke 4,6%-5,4% dan ekspansi kredit ke 8%-11%, menunjukkan sikap hati-hati namun optimistis.
Pemangkasan suku bunga ini, bertepatan dengan jatuh tempo SRBI senilai Rp116 triliun di Mei, meningkatkan likuiditas dan mendukung pasar obligasi.
Meski sentimen global cenderung negatif dengan kenaikan yield US Treasury 10-tahun ke 4,58%, pasar SBN domestik tetap menarik berkat fundamental rupiah yang kuat dan kebijakan moneter yang akomodatif.
Jatuh tempo instrumen besar memberikan tambahan likuiditas, mendorong potensi permintaan SBN berdenominasi rupiah.
Investor disarankan memanfaatkan peluang ini, terutama pada SBN tenor pendek hingga menengah, sambil memantau fluktuasi yield global dan perkembangan kebijakan BI ke depan. (BNI Sekuritas)
Emas Meroket ke $3.340 Karena Kekhawatiran Potensi Fiskal AS dan Ketegangan Geopolitik
Harga emas melonjak mendekati US$3.340 per ons pada Kamis, 22 Mei 2025, mencatat kenaikan empat sesi berturut-turut dan menyentuh level tertinggi dalam hampir dua minggu.
Kenaikan ini dipicu oleh kekhawatiran investor atas prospek fiskal AS yang memburuk, setelah usulan anggaran federal yang dapat memperlebar defisit, diperparah oleh penurunan peringkat kredit AS oleh Moody’s akibat utang yang melonjak dan sikap hati-hati Federal Reserve.
Ketegangan geopolitik, termasuk kerusuhan di Timur Tengah dan sinyal mundurnya Presiden Trump dari mediasi konflik Rusia-Ukraina, semakin mendorong permintaan emas sebagai aset safe-haven.
Data impor emas Tiongkok yang melonjak 73% ke 127,5 metrik ton pada April, tertinggi dalam 11 bulan, turut memperkuat tren kenaikan, didorong oleh kuota impor tambahan dari bank sentral di tengah ketegangan perdagangan AS-Tiongkok.
Sentimen risiko yang melemah membuat emas semakin menarik, meskipun kenaikan imbal hasil obligasi AS dapat membatasi potensi kenaikan lebih lanjut.
Investor kini memantau perkembangan fiskal AS dan dinamika geopolitik untuk memprediksi langkah emas selanjutnya. (Trading Economics)
Imbal Hasil Treasury AS Melonjak Karena Kekhawatiran Prospek Fiskal AS
Imbal hasil atau yield obligasi Treasury AS bertenor panjang naik pada Rabu, 21 Mei 2025. Kenaikan ini terjadi seiring kekhawatiran investor terhadap prospek fiskal AS yang memburuk pasca-pemangkasan peringkat kredit oleh Moody’s dari Aaa ke Aa1.
Fokus pasar tertuju pada RUU pemotongan pajak di Kongres, yang berpotensi memperlebar defisit anggaran. Selain itu, pasar juga berfokus pada lelang obligasi 20 tahun senilai $16 miliar oleh Departemen Keuangan.
Ketidakpastian seputar partisipasi investor, terutama asing, dan kebijakan perdagangan Presiden Trump yang dapat menghambat investasi asing, menambah tekanan pada imbal hasil, dengan obligasi 20 tahun naik 3,5 basis poin ke 5,038% dan obligasi 10 tahun ke 4,533%.
Kenaikan imbal hasil juga didorong oleh ekspektasi inflasi dan kekhawatiran bahwa RUU pajak mengandung pemotongan belanja yang lebih sedikit dari harapan, khususnya pada program Medicaid dan keringanan pajak di negara bagian berbiaya tinggi. (Reuters)
Factors to Watch
Global:
- Krisis Fiskal AS dan Imbal Hasil Treasury: Pemangkasan peringkat kredit AS oleh Moody’s ke Aa1 akibat defisit fiskal dan RUU pajak mendorong imbal hasil Treasury 10-tahun ke 4,58% dan 20-tahun ke 5,038%. Hal ini meningkatkan volatilitas dolar AS (DXY di 100,06–100,09) dan mendukung emas sebagai safe-haven, yang melonjak ke US$3,340 per ons.
- Ketegangan Geopolitik: Eskalasi di Timur Tengah, ketegangan AS-Iran soal nuklir, dan mundurnya AS dari mediasi Rusia-Ukraina meningkatkan ketidakpastian, mendorong permintaan emas. Impor emas Tiongkok melonjak 73% ke 127,5 ton di April, menandakan permintaan Asia yang kuat.
- Kebijakan Moneter Global: Federal Reserve diperkirakan memangkas suku bunga ke 3,25–3,50% pada akhir 2025, meningkatkan daya tarik emas dan obligasi. Kenaikan yield Treasury dan inflasi Kanada (1,7%) menambah volatilitas pasar obligasi global, memengaruhi aliran modal ke SBN.
- Tarif: Kebijakan tarif Trump memicu volatilitas ekuitas global, mendorong diversifikasi ke emas dan obligasi.
Nasional:
- Dampak Pemangkasan BI Rate: Bank Indonesia memangkas BI Rate 25 basis poin ke 5,5% pada 21 Mei 2025, mendukung pertumbuhan ekonomi (direvisi ke 4,6–5,4%) dan menjaga inflasi di 2,5% ± 1%. Ini meningkatkan harga SBN dan mendorong IHSG naik 0,67% ke 7.142,46.
- Penguatan Rupiah: Rupiah diproyeksi stabil di Rp16.340–16.400, didukung oleh pelemahan dolar AS dan kebijakan BI. Stabilitas ini meningkatkan daya tarik SBN dan reksa dana berdenominasi rupiah.
- Disiplin Fiskal: Surplus APBN Rp4,3 triliun per April 2025 dan SiLPA Rp283,6 triliun menunjukkan disiplin fiskal, dengan jatuh tempo SBN/SRBI Rp116 triliun di Mei meningkatkan likuiditas pasar obligasi. Rasio utang 40% terhadap PDB tetap terkendali.
- Pertumbuhan Kredit dan DPK: Pertumbuhan kredit melambat ke 8,88% (yoy) dan DPK ke 4,55% (yoy) di April, menandakan perlunya stimulus moneter yang mendukung saham sektor keuangan dan SBN.
Rekomendasi Investasi:
1. Reksa Dana:
- Kenaikan IHSG menunjukkan optimisme. Tren kenaikan masih ada, namun volatilitas masih tetap akan terjadi. Pemangkasan BI Rate mendukung reksa dana pendapatan tetap, sementara saham sektor barang baku (INCO, ANTM) dan kesehatan menarik. Valuasi saham AS yang tinggi mendorong fokus pada pasar domestik.
- Investor Agresif dapat mempertimbangkan 50%-60% alokasi ke Reksa Dana Saham dan Indeks Saham, sedangkan Investor Konservatif dapat mempertimbangkan 40%-50% ke Reksa Dana Pendapatan Tetap karena penurunan BI Rate membuat harga obligasi naik.
- Terapkan strategi Dollar Cost Averaging untuk mencapai tujuan keuangan jangka menengah dan panjang.
2. Emas:
Alokasi Portofolio: Alokasikan 5%-10% portofolio untuk emas sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian geopolitik.
Catatan: Emas tidak memberikan yield atau return seperti di obligasi yang memberikan kupon atau bunga, cocok untuk diversifikasi jangka panjang (>5 tahun).
3. Surat Berharga Negara (SBN):
Investor dapat mempertimbangkan SBN seri SR022 dengan tenor 3 dan 5 tahun yang sedang dalam penawaran umum sejak tanggal 16 Mei yang lalu.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), anak perusahaan PT Mercato Digital Asia, yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018.
PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam).
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. Meskipun demikian, PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian, kelalaian, atau kerugian apapun dari penggunaan tulisan ini.