tanamduit menawarkan investasi AMAN dengan return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market dan strategi investasinya melalui penjelasan berikut.
Ringkasan Market Update:
- IHSG turun setelah naik 4,3% dalam 7 hari terakhir.
- Harga Surat Utang Negara bergerak variatif, namun Indeks Obligasi Negara menguat.
- Harga emas stabil di kisaran USD2.755 setelah naik 3 hari beruntun.
- Indeks dolar (DXY) bertahan di kisaran 108,2 karena investor mencermati kebijakan Trump dan ancaman tarif.
Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per tanggal 23 Januari 2025.
IHSG Turun Setelah Naik 4,3% Dalam 7 Hari Terakhir
Kamis (23/1/2025), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah ke level 7.232,64.
IHSG turun 0,34% atau 24,49 poin setelah sempat pulih ke level 7.300 pada perdagangan sebelumnya.
Penurunan IHSG disebabkan oleh aksi investor yang merealisasikan keuntungan setelah IHSG mengalami kenaikan sekitar 4,3% dalam 7 sesi perdagangan terakhir.
Saham berkapitalisasi jumbo seperti BREN, TPIA, dan BBRI menguat masing-masing 1,52%, 1,08% dan 0,94%.
Sementara itu, saham AMMN -2,33% dan BBNI -2,92%, ASII -1,21% dan TLKM -0,73%.
Nilai transaksi indeks tercatat sekitar Rp14,1 triliun. Investor asing melakukan net buy sebesar Rp293 miliar.
Sektor properti dan bahan baku menjadi penekan terbesar IHSG. Masing-masing sektor turun sebesar 2,95% dan 1,06%.
IHSG sempat menguat di sesi pertama, namun akhirnya berbalik arah ke zona merah akibat tertekan sektor properti dan bahan baku.
Dalam hal ini, saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) menjadi penekan terbesar IHSG dengan penurunan 19,89%.
Kombinasi faktor global dan domestik memberikan dampak signifikan pada pergerakan IHSG, dengan harapan bahwa kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) dan musim laporan keuangan dapat memberikan sentimen positif di masa mendatang.
Dari segi global, tekanan global yang mereda dan perkembangan ekonomi domestik memberikan angin segar bagi pasar saham. Rekor baru S&P 500 dan Nasdaq di Amerika Serikat menunjukkan optimisme terhadap teknologi dan kecerdasan buatan (AI).
Di Indonesia, kebijakan DHE dan revisi Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2023 diharapkan dapat menguatkan nilai tukar rupiah dan meningkatkan pasokan dolar di dalam negeri.
Meskipun tantangan seperti tekanan dari penguatan dolar AS dan proteksionisme perdagangan masih ada, langkah-langkah strategis yang diambil oleh pemerintah dan emiten memberikan dasar yang kuat untuk pertumbuhan pasar di tahun 2025. (CNBC Indonesia, Bloomberg Technoz, IDX)
Harga Surat Utang Negara Bergerak Variatif, Indeks Obligasi Negara Menguat
Pada perdagangan Kamis (23/1/2025), harga Surat Utang Negara (SUN) bergerak variatif dalam rentang terbatas.
Yield SUN Benchmark 5-tahun turun menjadi 6,86% dan yield SUN Benchmark 10-tahun turun menjadi 7,05%. Di sisi lain, indeks obligasi negara, Indobex Government, naik sekitar 0,12%.
Nilai transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp12,8 triliun, lebih rendah dari hari sebelumnya, Rp13,8 triliun.
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS melemah tipis sebesar 0,02%, dari Rp16.280/US$ pada hari Rabu (22/1) menjadi Rp16.284/US$ pada hari Kamis (23/1).
Indikator global menunjukkan sentimen negatif bagi pasar obligasi. Hal ini tercermin dari peningkatan yield US Treasury (UST) 5-tahun dan 10-tahun masing-masing sebesar 5 basis poin menjadi 4,48% dan 4,65%.
Selain itu, Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia juga meningkat sebesar 1 basis poin menjadi 75 basis poin. (BNI Sekuritas, PHEI).
Harga Emas Stabil di Kisaran USD2.755 Setelah Naik 3 Hari Beruntun
Harga emas sebagian besar tidak berubah pada Kamis (23/1/2025), bertahan di sekitar USD2.755,14 per ons, mendekati level tertinggi dalam tiga bulan.
Kenaikan harga emas selama tiga hari berturut-turut minggu ini didorong oleh permintaan safe haven di tengah ketidakpastian kebijakan Presiden AS Donald Trump.
Trump menghindari pengenaan tarif yang cepat pada awal masa jabatan keduanya, yang diperkirakan akan meningkatkan inflasi, sehingga membuat emas sebagai lindung nilai terhadap inflasi semakin diminati.
Dolar AS yang lemah juga mendukung harga emas. Dolar jatuh tajam pada hari Senin dan tetap relatif lemah minggu ini karena Trump menghindari perincian tentang tarif perdagangan AS.
Dalam hal ini, Trump mempertimbangkan tarif 10% pada impor Tiongkok mulai 1 Februari dan berjanji untuk mengenakan tarif pada Uni Eropa.
Peningkatan tarif ini kemungkinan akan mengakibatkan ketidakseimbangan perdagangan dan inflasi yang lebih tinggi di AS, yang berdampak positif terhadap dolar. Namun, ketidakpastian global akibat kebijakan Trump diperkirakan akan memicu volatilitas pasar. (Investing)
Indeks Dolar (DXY) Bertahan di Kisaran 108,2, Investor Mencermati Kebijakan Trump dan Ancaman Tarif
Kamis (23/1/2025), indeks dolar berada di kisaran 108,2 karena para pedagang memantau kebijakan dan pengumuman Presiden Trump.
Dalam pidatonya di Forum Ekonomi Dunia, Trump menyerukan penurunan suku bunga segera dan menegaskan kembali komitmennya untuk memberi pajak rendah bagi perusahaan yang berproduksi di AS, sementara perusahaan yang berproduksi di luar negeri akan dikenakan tarif.
Awal minggu ini, Trump mengancam akan mengenakan tarif pada Tiongkok, UE, Kanada, dan Meksiko. Meski demikian, Trump menahan diri dari tindakan segera, bertentangan dengan ekspektasi pasar.
Sementara itu, Federal Reserve akan memutuskan kebijakan moneter minggu depan, dengan tidak ada perubahan pada suku bunga dana federal yang diantisipasi. (Trading Economics)
Ulasan
- Pelantikan Trump sebagai Presiden AS dan pernyataan-pernyataannya setelah pelantikan yang memberi sinyal ditundanya kenaikan tarif, serta pembicaraan telepon Trump dengan Xi Jinping, Presiden Tiongkok, memberi sinyal positif terhadap pasar saham dan obligasi global, termasuk pasar saham dan obligasi Indonesia.
- Selain itu, penurunan suku bunga BI Rate sebesar 0,25% memberi dampak positif pada pasar obligasi dan saham. Turunnya BI Rate akan diikuti oleh turunnya bunga deposito dan bunga kredit (pinjaman). Hal ini akan menurunkan biaya kredit yang harus dibayar oleh perusahaan yang meminjam uang dari bank atau penerbitan obligasi.
- Di lain pihak, penurunan suku bunga BI berpotensi menyebabkan pelemahan rupiah lebih lanjut. Bank Indonesia diperkirakan akan meningkatkan intervensi pasar, agar pelemahan rupiah dapat terkendali.
- Inflasi AS bulan Desember 2024 meningkat, namun masih dalam radar ekspektasi pasar. Hal ini menyebabkan turunnya yield obligasi US Treasury dan US Dollar Index. Namun, investor khawatir inflasi di tahun 2025 akan tetap tinggi karena Trump akan menerapkan kebijakan yang inflationary, sehingga suku bunga US diperkirakan hanya akan turun 2 kali, dengan total 50 bps (0,50).
- Tingginya inflasi, yield obligasi US Treasury, dan kuatnya USD masih menjadi ancaman bagi emerging market seperti Indonesia. Sebab, investor asing akan dengan mudah memindahkan investasinya dari Indonesia ke AS yang memberi return lebih menarik dan risiko yang lebih rendah.
- Beberapa bank investasi terkemuka meyakini bahwa harga emas akan naik di tahun 2025. Sebab, berbagai bank sentral masih akan melakukan pembelian emas untuk cadangan devisa. Selain itu, ketegangan politik di Timur Tengah dan Eropa Timur juga belum mereda.
Rekomendasi
- Untuk jangka pendek, investor disarankan untuk tetap berinvestasi di reksa dana pasar uang karena masih memberikan return lebih tinggi dari bunga deposito.
- Untuk jangka panjang, tetaplah berinvestasi di reksa dana berbasis saham secara rutin. Harga-harga saham dalam jangka panjang memberikan return yang lebih tinggi dari bunga deposito.
- Tetaplah berinvestasi secara rutin untuk mencapai tujuan. Pilih produk reksa dana yang sesuai dengan profil risiko masing-masing.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), anak perusahaan PT Mercato Digital Asia, yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018.
PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam).
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. Meskipun demikian, PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian, kelalaian, atau kerugian apapun dari penggunaan tulisan ini.