fb-logo
Beranda » belajar » Tanamduit Outlook » tanamduit Breakfast News: 25 April 2024

tanamduit Breakfast News: 25 April 2024

oleh | Apr 25, 2024

Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per 24 April 2024:

data market update 25 april 2024

BI Rate Naik 0,25% Menjadi 6,25%

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan untuk menaikkan BI Rate sebesar 0,25% menjadi 6,25%.

Kenaikan suku bunga ini bertujuan untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari dampak memburuknya risiko global.

Selain itu, keputusan untuk menaikkan suku bunga ini diambil sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap dalam sasaran, yakni sebesar 2,5±1%, pada 2024 dan 2025. Hal ini sejalan dengan stance kebijakan moneter yang prostability.

Direktur Utama Bank BCA dan Bank Mandiri menilai bahwa peningkatan suku bunga adalah keputusan yang tepat karena dapat menahan keluarnya USD dari Indonesia.

Selain itu, dengan peningkatan suku bunga, nilai cadangan devisa tetap terjaga. Kepercayaan investor juga meningkat. Terlebih, gap antara BI Rate (6,25%) dengan US Fed Rate (5,25%-5,50%) menjadi lebih lebar ke arah kondisi normal yang biasanya adalah 4%-5%.

Meskipun demikian, kinerja bank dapat terpengaruh karena bank akan menyesuaikan bunga deposito dan kredit.

Namun, keputusan yang diambil Bank Indonesia dinilai sebagai langkah pre-emptive (pencegahan) untuk memastikan stabilitas ekonomi dan pasar keuangan tetap terjaga ditengah risiko global yang meningkat. (CNBC Indonesia)

Rupiah Menguat Setelah BI Menaikkan BI Rate 0,25%

Mata uang rupiah ditutup naik ke level Rp16.155 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Rabu (24/4), sesaat setelah Bank Indonesia menaikkan suku bunga menjadi 6,25%.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan dengan kenaikan sebesar 0,40% atau 65 poin ke level Rp16.155 per dolar AS.

Sementara itu, indeks dolar tercatat 0,16% ke level 105,675.

IHSG Naik Hari Rabu (24/4) Kemarin

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 63,72 poin atau 0,90% ke 7.174,53 hari Rabu kemarin, diiringi oleh kenaikan indeks harga saham lainnya seperti LQ45, IDX30, Bisnis27 dan SRI Kehati.

Kenaikan IHSG terjadi akibat sentimen positif setelah Bank Indonesia menaikkan BI Rate 0,25% menjadi 6,25% untuk menahan pelemahan Rupiah. Hal ini memberikan kepastian kepada pelaku bisnis dan investor.

Yield US Treasury 10 Tahun Masih Tren Naik

Imbal hasil (yield) Treasury AS meningkat pada hari Rabu (24/4), karena investor belum yakin mengenai adanya berita baik atas data ekonomi terbaru yang akan rilis.

Selain itu, investor juga masih mencermati prospek penurunan suku bunga Federal Reserve (bank sentral AS) pada akhir tahun ini.

Dalam situasi ini, yield US Treasury 10 tahun naik 4,6 basis poin menjadi 4,644%. Sementara itu, yield 2 tahun naik tipis 2,4 basis poin menjadi 4,929%.

Lebih lanjut, bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga. Dalam beberapa pekan terakhir, pejabat Fed tampak berhati-hati mengenai batas waktu penurunan suku bunga.

Perkiraan terkait waktu pemangkasan suku bunga oleh The Fed telah berubah dan mundur dalam beberapa minggu terakhir. Hal ini memunculkan pertanyaan apakah penyesuaian suku bunga akan terjadi dalam jumlah yang lebih sedikit dari perkiraan sebelumnya.

Factors to Watch

  • Fundamental ekonomi Indonesia masih tetap solid. Angka inflasi 3,1%–masih terjaga di rentang target Bank Indonesia 2,5% + 1%. Cadangan devisa masih cukup besar di level USD150 M. Pertumbuhan ekonomi masih berada di angka 5%, dan berbagai indikator lainnya.
  • Walaupun BI Rate naik sebesar 0,25%, rupiah tidak akan otomatis menguat signifikan. Rupiah masih akan volatile dalam jangka pendek. Harga-harga saham juga masih akan volatile. Namun, kenaikan yield obligasi akan sedikit terkoreksi karena kenaikan sebelum terjadinya peningkatan BI Rate dinilai berlebihan.
  • IHSG masih akan volatile dalam jangka pendek dengan tren positif untuk jangka menengah dan panjang.
  • Ketegangan antara Israel dan Iran mulai mereda. Hal ini menjadi sentimen positif ke pasar saham dan obligasi.

Rekomendasi:

  • Untuk jangka pendek, investor disarankan untuk overweight/memperbanyak investasi di reksa dana pasar uang.
  • Tetaplah berinvestasi secara rutin untuk mencapai tujuan keuangan. Pilih produk reksa dana yang sesuai dengan profil risiko masing-masing.
  • Harga-harga saham masih akan volatile dalam jangka pendek, investor melakukan kalkulasi ulang dampak dari kenaikan BI Rate terhadap kinerja perusahaan.
  • Emas dapat dipertimbangkan untuk investasi jangka panjang karena nilai emas selalu mengalahkan inflasi.

Yuk, investasi sekarang di tanamduit!

DISCLAIMER:

Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), yang memperoleh izin dari dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana.

Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas, baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. Namun, PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian tulisan ini atau kelalaian dari atau kerugian apapun yang diakibatkan dari penggunaan tulisan ini. Pendapat yang diungkapkan dalam tulisan ini adalah pandangan kami saat ini dan dapat berubah setiap saat tanpa pemberitahuan. Pembaca tulisan ini diwajibkan membaca prospektus dan memahami produk yang akan dibeli atau dijual sebelum melakukan transaksi pembelian dan/atau penjualan. Kinerja masa lalu tidak menjamin kinerja yang akan datang.

tanamduit Team

tanamduit adalah aplikasi investasi reksa dana, emas, Surat Berharga Negara (SBN), dan asuransi yang telah berizin dan diawasi oleh OJK.

banner-download-mobile