tanamduit menawarkan investasi AMAN dengan return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market update dan strategi investasinya melalui penjelasan berikut.
Ringkasan Market Update:
Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per 24 September 2024:
IHSG Flat Selasa (24/9)
IHSG cenderung flat, hanya naik tipis 2,76 poin atau 0,04% ke 7.778,49 hari Selasa (24/9). Nilai transaksi tercatat Rp16,57 triliun namun transaksi beli lebih atau net buy asing hari ini sangat kecil hanyasekitar Rp12 miliar namun sejak awal tahun telah mencapai sekitar Rp57,4 triliun.
Beberapa saham big caps mencatat pergerakan harga saham yang mixed, saham BREN mencatat kenaikan 2,12% setelah 2 hari sebelumnya secara beruntun turun total mendekati 40% karena dikeluarkan dari indeks big caps FTSE karena dinilai saham free float atau yang diperdagangkan secara leluasa tidak mencukupi yang dipersyaratkan.
Selain saham BREN saham besar lainnya yang mengalami kenaikan adalah BRPT +4,19%, INDY +5,06%ADRO +1,08%, sedangkan saham big caps yang mengalami penurunan antaralain GOTO -3,08%, TPIA -1,43%, BBCA -1,37% dan TLKM -0,32%. (CNBC Indonesia)
Rupiah Kembali Menguat ke Bawah 15.200 per USD
Mata uang rupiah ditutup menguat ke posisi Rp15.187 per US Dolar pada perdagangan hari Selasakemarin. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup pada perdagangan dengan naik 0,12% atau 18,5 poin ke posisi Rp15.187 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar terpantau melemah 0,01% keposisi 100,550.
Perkiraan pemerintah bahwa pertumbuhan ekonomi di Q3-2024 akan berada di kisaran 5,06% yang stabildibanding Q2-2024 yang 5,05% menjadi sentiment positif terhadap penguatan Rupiah. (Bisnis)
Harga Emas Dunia Naik Lagi dan Mencatat Rekor Tertinggi Baru
Harga emas dunia hari Senin kemarin naik sekitar USD30 ke USD2.650 per troy onz dan mencatat rekor tertinggi baru sepanjang Sejarah.
Penurunan suku bunga US Fed Rate yang pertama sebesar 50 bps setelah bertahan lebih dari satu tahun di 5,25%-5,50%. Ekspektasi penurunan suku bunga di sisa tahun 2024 memicu kenaikan harga emas.
Kenaikan ini juga didodorong dengan ketegangan situasi geopolitik di Timur Tengah. Serangan Israel di Lebanon pada hari Senin (23/9) menjadi serangan paling mematikan sejak perang Israel-Hizbullah 2006, masih menjadi penyebab naiknya harga emas dunia. (Trading Economics)
Yield US Treasury 10 Tahun Turun Kembali ke 3,75%
Imbal hasil atau yield US Treasury 10 tahun turun kembali menjadi 3,75% setelah menyentuh 3,8% pada Selasa (24/9). Penurunan ini terjadi karena sentimen konsumen AS secara tak terduga turun paling dalam dalam tiga tahun.
Pasar juga mencerna ucapan beberapa pejabat US Fed yang menyiratkan peluang penurunan lebih lanjut suku bunga USD. Pasar melihat peluang penurunan sebesar 50bps pada November berada di sekitar 54%, sedikit lebih tinggi dari 47% pada Senin yang lalu. (Trading Economics)
Ulasan
-
Paska penurunan suku bunga acuan BI Rate 0,25% dan suku bunga US Fed Fund Rate 0,50% memicu berlanjutnya inflow investasi asing ke pasar saham dan obligasi di Indonesia.
-
Investasi asing yang masuk ke Indonesia sejak awal Agustus mengalir deras dan mencapai nilai lebih dari Rp52 triliun. Hal ini mencerminkan bahwa investor asing percaya terhadap perekonomian Indonesia yang stabil dengan ertumbuhan ekonomi sekitar 5%, salah satu tertinggi di dunia, inflasi yang rendah, Rupiah yang stabil, dan harga-harga saham yang masih relatif murah.
- Harga emas diperkirakan masih akan naik karena selain bunga USD yang akan turun juga karena ketidakpastian global dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan Eropa Timur yang meningkat.
Rekomendasi
- Untuk jangka pendek, investor disarankan untuk tetap berinvestasi di reksa dana pasar uang karena masih memberikan return lebih tinggi dari bunga deposito.
- Untuk jangka menengah dan panjang, pertimbangkan untuk mengakumulasi reksa dana saham dan indeks saham. Hal ini karena turunnya suku bunga US dan meningkatnya investor global mengalokasikan investasinya ke emerging countries, termasuk ke Indonesia, dan ini akan mendorong naiknya harga-harga saham di Bursa Efek Indonesia.
- Harga emas masih volatile. Dalam jangka menengah dan jangka panjang, harga emas diperkirakan masih akan naik karena beberapa bank sentral masih melakukan pembelian emas untuk diversifikasi risiko karena ketidakpastian global, baik dalam hal perekonomian maupun geopolitik yang masih memanas.
- Emas dapat dipertimbangkan untuk menjadi portfolio investasi untuk jangka menengah dan panjang.
- Tetaplah berinvestasi secara rutin untuk mencapai tujuan keuangan. Pilih produk reksa dana yang sesuai dengan profil risiko masing-masing.
- Emas dapat dipertimbangkan untuk investasi jangka panjang karena nilai emas selalu mengalahkan inflasi.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), anak perusahaan PT Mercato Digital Asia, yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018.
PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam).
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. Meskipun demikian, PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian, kelalaian, atau kerugian apapun dari penggunaan tulisan ini.