tanamduit menawarkan investasi AMAN dengan return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market update dan strategi investasinya melalui penjelasan berikut.
Ringkasan Market Update:
Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per 25 September 2024:
IHSG Turun Moderat
Saham-saham perbankan big caps turun signifikan Rabu (25/9. Namun, saham-saham teknologi naik signifikan dan menahan penurunan IHSG lebih dalam.
IHSG turun 37,59 atau -0,48% ke 7.740,90 dengan nilai transaksi sekitar Rp19,6 triliun. Investor asing melakukan transaksi lebih jual atau net sell sebesar Rp1,86 triliun.
Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi pelemahan IHSG adalah langkah pemerintah China melalui bank sentralnya, People Bank of China (PBoC) yang meluncurkan stimulus besar-besaran untuk memulihkan ekonomi mereka yang sedang tertekan.
Stimulus ini termasuk pemangkasan rasio cadangan perbankan atau reserve requirement dan penurunan suku bunga Yuan China. Hal tersebut membuat investor asing lebih tertarik ke pasar saham China dan membuat aliran dana asing berpindah dari Indonesia ke China.
Investor mulai beralih ke pasar saham China yang dinilai lebih prospektif, terutama di sektor properti, elektronik, dan otomotif. (CNBC Indonesia)
Rupiah Ditutup Menguat Imbas Paket Stimulus People Bank of China
Mata uang rupiah ditutup menguat ke posisi Rp15.102 per dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari Rabu kemarin (25/9).
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup pada perdagangan dengan naik 0,56% atau 85 poin ke posisi Rp15.102 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar terpantau melemah 0,08% ke posisi 100,381.
Faktor eksternal paket stimulus yang diumumkan oleh Bank Rakyat China atau People Bank of China membuat Rupiah menguat.
Paket stimulus ini memberikan harapan bahwa pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di dunia akan membaik, meningkatkan impor barang termasuk dari Indonesia, dan meningkatkan cadangan devisa serta memperkuat Rupiah. (Bisnis, tanamduit)
Harga Emas Dunia Masih Mengalami Kenaikan
Harga emas dunia naik di atas USD2.660 per ons pada hari Rabu (25/9), mencatat rekor tertinggi barulainnya. Kenaikan ini terjadi karena adanya ekspektasi penurunan suku bunga USD lebih lanjut dan meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah sehingga daya tarik logam mulia sebagai aset safe haven meningkat. (Trading Economics)
Saham China Terus Naik Berkat Dorongan PBOC
Shanghai Composite melonjak 1,16% hingga ditutup pada level 2.896. Sementara Shenzhen Component, naik 1,21% menjadi 8.538 pada hari Rabu (25/9), memperpanjang kenaikan lebih dari 4% dari sesi perdagangan hari sebelumnya.
Kenaikan terjadi karena China meluncurkan paket stimulus moneter yang komprehensif untuk menghidupkan kembali ekonomi dan memulihkan kepercayaan pasar.
Pada hari Rabu (25/9), People’s Bank of China menurunkan suku bunga fasilitas pinjaman jangka menengah satu tahun sebesar 30 basis poin menjadi 2%.
Hal itu terjadi sehari setelah Gubernur PBOC Pan Gongsheng memaparkan rencana untuk memangkas rasio persyaratan cadangan (reserve requirement) sebesar 50 basis poin sebelum tahun 2024 berakhir dan mengurangi suku bunga pinjaman utama seperti suku bunga repo tujuh hari, fasilitas pinjaman jangka menengah, dan suku bunga pinjaman pokok.
Paket stimulus ini menjadi daya tarik yang kuat bagi investor global untuk menambah investasi mereka di dataran China. (Trading Economics)
Ulasan
-
Paska penurunan suku bunga acuan BI Rate 0,25% dan suku bunga US Fed Fund Rate 0,50% memicu berlanjutnya inflow investasi asing ke pasar saham dan obligasi di Indonesia.
-
Investasi asing yang masuk ke Indonesia sejak awal Agustus mengalir deras dan mencapai nilai lebih dari Rp52 triliun. Hal ini mencerminkan bahwa investor asing percaya terhadap perekonomian Indonesia yang stabil dengan ertumbuhan ekonomi sekitar 5%, salah satu tertinggi di dunia, inflasi yang rendah, Rupiah yang stabil, dan harga-harga saham yang masih relatif murah.
- Harga emas diperkirakan masih akan naik karena selain bunga USD yang akan turun juga karena ketidakpastian global dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan Eropa Timur yang meningkat.
Rekomendasi
- Untuk jangka pendek, investor disarankan untuk tetap berinvestasi di reksa dana pasar uang karena masih memberikan return lebih tinggi dari bunga deposito.
- Untuk jangka menengah dan panjang, pertimbangkan untuk mengakumulasi reksa dana saham dan indeks saham. Hal ini karena turunnya suku bunga US dan meningkatnya investor global mengalokasikan investasinya ke emerging countries, termasuk ke Indonesia, dan ini akan mendorong naiknya harga-harga saham di Bursa Efek Indonesia.
- Harga emas masih volatile. Dalam jangka menengah dan jangka panjang, harga emas diperkirakan masih akan naik karena beberapa bank sentral masih melakukan pembelian emas untuk diversifikasi risiko karena ketidakpastian global, baik dalam hal perekonomian maupun geopolitik yang masih memanas.
- Emas dapat dipertimbangkan untuk menjadi portfolio investasi untuk jangka menengah dan panjang.
- Tetaplah berinvestasi secara rutin untuk mencapai tujuan keuangan. Pilih produk reksa dana yang sesuai dengan profil risiko masing-masing.
- Emas dapat dipertimbangkan untuk investasi jangka panjang karena nilai emas selalu mengalahkan inflasi.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), anak perusahaan PT Mercato Digital Asia, yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018.
PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam).
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. Meskipun demikian, PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian, kelalaian, atau kerugian apapun dari penggunaan tulisan ini.