fb-logo
Beranda » belajar » Tanamduit Outlook » tanamduit Breakfast News: 27 Desember 2023

tanamduit Breakfast News: 27 Desember 2023

oleh | Des 27, 2023

Personal Consumption Expenditure AS Melandai, Harapan Mengenai Turunnya Suku Bunga Meningkat

Merujuk pada CNBC International, Amerika Serikat (AS) telah merilis data Personal Consumption Expenditure (PCE) yang jauh melandai dibandingkan periode sebelumnya.

Angka inflasi yang membaik ini lebih rendah dibandingkan perkiraan. Oleh karena itu, investor semakin optimis bahwa bank sentral AS (The Fed) akan menurunkan biaya pinjaman tahun depan. Dalam hal ini, suku bunga yang lebih rendah akan mengurangi biaya pinjaman konsumen sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak.

Ekspektasi penurunan suku bunga oleh The Fed tahun depan mendorong dolar AS untuk turun ke level terendah terhadap beberapa mata uang lainnya sejak Juli, untuk hari kedua berturut-turut.

Lebih lanjut, melemahnya dolar dapat meningkatkan permintaan minyak dengan membuat bahan bakar lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.

Sebagai catatan, berdasarkan perangkat CME FedWatch, survei pelaku pasar berekspektasi bahwa The Fed akan melakukan cut rate perdana pada Maret 2023 sebesar 25 basis poin (bps) ke level 5-5,25%. Hingga akhir tahun 2024, pelaku pasar memproyeksikan bahwa suku bunga acuan The Fed dapat berada di angka 3,75-4%. (Sumber: CNBC Indonesia).

Wall Street Berakhir Lebih Tinggi pada Akhir Tahun 2023 dengan Perkiraan Penurunan Suku Bunga

Saham-saham AS melanjutkan kenaikan pada Selasa (26/12) lalu, mengawali minggu terakhir 2023 dengan ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada Maret 2024.

Indeks saham utama AS naik setelah liburan Natal, dengan S&P 500 mencapai level intraday tertinggi sejak Januari 2022.

Ketiga indeks saham utama AS tengah mengalami kenaikan bulanan, triwulanan, dan tahunan. Saham-saham megacap yang responsif terhadap suku bunga dan saham-saham chip memimpin momentum kenaikan.

Lebih lanjut, pada Jumat (22/12), ketiga indeks mencatat kenaikan mingguan yang kedelapan secara berturut-turut—kenaikan mingguan terpanjang dalam beberapa tahun terakhir.

Hal ini terjadi karena data ekonomi menunjukkan penurunan inflasi mendekati target rata-rata tahunan The Fed sebesar 2%.

Lalu, reli saham selama delapan minggu berubah menjadi overdrive dua minggu lalu, setelah The Fed memberikan isyarat mengenai akhir dari siklus kenaikan suku bunga. Selain itu, The Fed juga membuka peluang penurunan suku bunga pada tahun 2024.

Secara keseluruhan, Dow Jones Industrial Average naik 159,36 poin atau 0,43% menjadi 37.545,33, S&P 500 bertambah 20,12 poin atau 0,42%, menjadi 4.774,75, dan Nasdaq Composite bertambah 81,60 poin atau 0,54% menjadi 15.074,57.

Harga Emas Spot Menguat ke US$2.058,17 di Tengah Prospek Suku Bunga The Fed

Pada Selasa (26/12), harga emas naik tipis akibat dolar Amerika Serikat (AS) melemah dan imbal hasil Treasury turun, seiring adanya ekspektasi bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga tahun depan.

Merujuk pada Reuters, harga emas spot naik 0,3% menjadi US$2.058,17 per ons troi, setelah mencapai level tertinggi lebih dari dua minggu di US$2.070,39 pada sesi sebelumnya. Sementara itu, harga emas berjangka AS sedikit berubah, mencapai level US$2.069,4.

Peluang emas untuk bertahan di atas US$2.000 pada tahun 2024 terbuka lebar, terutama mengingat ketegangan geopolitik yang terus berlanjut.

Selain itu, suku bunga AS yang lebih rendah juga meningkatkan daya tarik emas batangan sebagai instrumen investasi tanpa imbal hasil. Terlebih, emas dianggap sebagai instrumen investasi safe-haven, alias pelindung aset saat terjadi gejolak ekonomi dan geopolitik.

Lebih lanjut, merujuk pada CME FedWatch Tool, para pedagang kini memproyeksikan bahwa akan terjadi penurunan suku bunga sebesar 90% oleh bank sentral AS di bulan Maret.

Selain itu, indeks dolar berada di dekat level terendah lima bulan, sementara imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun turun tipis. Mata uang AS yang tengah melemah ini membuat emas yang bernilai dolar menjadi lebih menarik bagi investor yang memegang mata uang lain. (Sumber: Kontan)

IHSG Masih Berpeluang Naik di Minggu Terakhir 2023

Sejak awal Desember, IHSG telah mencatat pertumbuhan sebesar 2,21% sebagai respons terhadap sentimen positif terkait berita penurunan tingkat inflasi AS dan keputusan US Federal Reserve untuk tidak menaikkan suku bunga.

Sementara itu, masuknya investor asing ke pasar keuangan Indonesia juga turut berkontribusi pada peningkatan likuiditas perdagangan di pasar saham dan obligasi. Hal ini mendorong kenaikan harga untuk kedua instrumen tersebut.

Pada 3 hari terakhir perdagangan di tahun 2023, IHSG masih memiliki peluang untuk terus naik, didorong oleh potensi aksi window dressing atau upaya mempercantik kinerja saham yang umumnya terjadi di penghujung tahun.

Berikut adalah data nilai indeks saham per 22 Desember 2023.

market-update-ihsg-22-desember-2023

BNIS Fixed Income Market Closing Commentary (22/12)

Harga Surat Utang Negara (SUN) bergerak variatif dalam rentang yang terbatas pada perdagangan hari terakhir pekan ini.

Harga SUN seri acuan mixed pada rentang 10-30bp (basis poin), sementara yield SUN bertenor 10 tahun (FR0096) turun 1bp ke level 6,48%.

Selain itu, volume transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp8,76 triliun hari ini, lebih rendah dari volume transaksi kemarin yang tercatat sebesar Rp11,60 triliun. (Sumber: BNI Securities)

Komentar dan Rekomendasi:

  • Data indikator keuangan terbaru dari negara-negara besar menunjukkan perbaikan yang signifikan, terutama inflasi dan yield obligasi. Dalam hal ini, negara emerging seperti Indonesia sangat bergantung pada indikator ekonomi negara lain, terutama Amerika Serikat. Inflasi di AS menunjukkan penurunan dan mendekati level 2% yang diinginkan oleh US Federal Reserve dan akan menjadi dasar untuk menurunkan suku bunga. Pasar, termasuk pasar obligasi dan saham Indonesia, sudah mulai bereaksi. Sebagai contoh, yield Surat Utang Negara (SUN) 10 tahun, meski masih volatil, kini telah menunjukkan penurunan ke level 6,6% dari rentang 6,8%.
  • Ini saat yang baik untuk berinvestasi atau menambah alokasi investasi ke reksa dana berbasis obligasi, yaitu reksa dana pendapatan tetap.
  • Bagi investor agresif yang bersedia menghadapi volatilitas harian, investasi di reksa dana saham, reksa dana indeks saham, dan reksa dana campuran dapat diandalkan untuk mengakselerasi pertumbuhan aset, terutama untuk jangka waktu 1 tahun ke atas.
  • Harga emas diperkirakan terus naik dengan pertimbangan bawa tingkat bunga AS akan turun. Oleh karena itu, emas dapat dijadikan instrumen investasi jangka panjang. Terlebih, statistik menunjukkan bahwa harga emas melampaui inflasi.

Selamat merayakan Hari Raya Natal! Yuk, investasi sekarang di tanamduit!

DISCLAIMER:

Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), memperoleh izin dari dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana.

Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy, namun PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian tulisan ini atau kelalaian dari atau kerugian apapun yang diakibatkan dari penggunaan tulisan ini. Pendapat yang diungkapkan dalam tulisan ini adalah pandangan kami saat ini dan dapat berubah setiap saat tanpa pemberitahuan. Pembaca tulisan ini diwajibkan membaca prospektus dan memahami produk yang akan dibeli atau dijual sebelum melakukan transaksi pembelian dan/atau penjualan. Kinerja masa lalu tidak menjamin kinerja yang akan datang.

tanamduit Team

tanamduit adalah aplikasi investasi reksa dana, emas, Surat Berharga Negara (SBN), dan asuransi yang telah berizin dan diawasi oleh OJK.

banner-download-mobile