tanamduit menawarkan investasi AMAN dengan return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market dan strategi investasinya melalui penjelasan berikut.
Ringkasan Market Update:
- IHSG terkoreksi Selasa (24/12) lalu, karena tidak ada sentimen positif dan rendahnya nilai perdagangan di masa libur natal.
- Pemerintah diproyeksikan akan menerbitkan SUN sebesar Rp776 triliun di tahun 2025.
- Surat Utang Negara masih akan volatile di tahun 2025.
- Harga emas dunia mencoba untuk bangkit di sisa perdagangan akhir tahun.
Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per tanggal 24 dan 26 Desember 2024.
IHSG Terkoreksi 0,43% Selasa (24/12) Lalu Karena Sentimen Negatif Global
Pada hari Selasa, 24 Desember 2024, IHSG ditutup melemah sebesar 0,43% ke posisi 7.065,75. Meskipun sempat mencapai level 7.100 di sesi pertama perdagangan, IHSG turun kembali di sesi kedua dan bertahan di level psikologis 7.000.
Nilai transaksi hari itu mencapai sekitar Rp9,4 triliun. Investor asing masih terus melakukan net sell, kali ini sebesar Rp231 miliar.
Sektor teknologi dan konsumer non-primer menjadi penekan terbesar, dengan penurunan masing-masing sebesar 1,68% dan 1,19%.
Emiten yang berkontribusi besar terhadap penurunan IHSG adalah BREN dari sektor energi baru terbarukan, turun 2,67% atau penurunan sebesar 8,6 indeks poin indeks.
Selain itu, GOTO dari sektor teknologi juga turun 4,23% atau 6,9 indeks poin.
Penurunan IHSG terjadi karena pasar saham tampak kurang bergairah menjelang libur Natal dan rendahnya sentimen positif global, yang membuat IHSG sulit untuk bangkit.
Sentimen negatif dari Amerika Serikat juga mempengaruhi IHSG.
Kepercayaan konsumen AS turun pada bulan Desember, karena kekhawatiran tentang kondisi bisnis di masa depan. Meskipun konsumen tetap optimis terhadap pasar tenaga kerja, kekhawatiran tentang dampak kenaikan tarif yang akan diterapkan oleh Presiden Terpilih Donald Trump di tahun 2025 berpengaruh besar terhadap penurunan indeks kepercayaan konsumen.
Meskipun demikian, pasar domestik (Indonesia) masih berharap adanya window dressing dan tren bullish di sisa perdagangan tahun 2024. (CNBC Indonesia, IDX)
Pemerintah RI Diproyeksi Akan Menerbitkan Surat Utang & Sukuk Rp776 T, Rp754 T untuk Bayar Utang Jatuh Tempo 2025
Pemerintah Indonesia mendapatkan dana sebesar Rp5 triliun dari penjualan surat utang pada 24 Desember 2024.
Sepanjang tahun 2024, penerbitan surat utang mencapai Rp1.056,72 triliun, melebihi proyeksi Kementerian Keuangan sebesar 4,34%.
Untuk kebutuhan pendanaan APBN 2025, pemerintah telah melakukan lelang sukuk negara (SBSN) dengan nilai prapendanaan mencapai Rp80,86 triliun, melampaui nilai prefunding APBN 2024 sebesar Rp39,07 triliun.
Pemerintah Indonesia memproyeksikan penerbitan surat utang negara (SUN) sebesar Rp775,86 triliun pada tahun 2025. Dana ini akan digunakan untuk membiayai defisit anggaran sebesar Rp616,19 triliun, melunasi utang jatuh tempo senilai Rp 754,32 triliun, serta mendanai berbagai program pemerintah seperti pembangunan infrastruktur, program kesehatan, dan pendidikan. (Bloomberg Technoz, IDX Channel)
Harga Surat Utang Negara 2025 Masih Akan Volatile
Proyeksi harga surat utang negara pada 2025 dipengaruhi oleh beberapa faktor utama.
Yang pertama, kebijakan suku bunga, baik dari Bank Indonesia maupun Federal Reserve akan menjadi penentu utama, dimana penurunan suku bunga dapat meningkatkan daya tarik surat utang negara.
Selain itu, kondisi ekonomi global dan domestik, serta stabilitas politik, juga akan memengaruhi pergerakan harga. Aliran modal asing dan tingkat inflasi domestik akan turut memberikan dampak signifikan terhadap harga SUN di tahun mendatang.
Dengan berbagai faktor tersebut, volatilitas harga SUN diperkirakan tetap tinggi, namun tetap menarik bagi investor yang mencari imbal hasil stabil. (tanamduit)
Harga Emas Dunia Naik Sekitar 0,5% Hari Kamis (26/12) Kemarin
Kamis (26/12), emas spot dunia diperdagangkan di atas USD2.630 per ons, meskipun volume perdagangan tipis karena liburan natal dan akhir tahun.
Investor mencermati kebijakan moneter Federal Reserve AS dan tarif yang diharapkan dari pemerintahan Trump yang akan datang.
Dalam hal ini, Fed mengisyaratkan sedikit penurunan suku bunga pada tahun 2025 mendatang, tetapi data inflasi terakhir yang lebih rendah dari perkiraan menunjukkan kemungkinan penurunan suku bunga lebih banyak, yang bisa menguntungkan emas.
Di sisi geopolitik, Hamas dan Israel saling menyalahkan atas kegagalan mencapai kesepakatan gencatan senjata, meskipun ada kemajuan yang dilaporkan.
Emas akan mengakhiri tahun 2024 dengan kenaikan luar biasa sekitar 27%-29%, kinerja tahunan terkuat sejak 2010.
Kenaikan ini didorong oleh pembelian bank sentral, ketegangan geopolitik yang meningkat, dan pelonggaran moneter oleh bank sentral utama. (Trading Economics)
Ulasan
- Data ekonomi AS bulan November yang ditandai dengan inflasi konsumen (CPI) yang sesuai dengan ekspektasi pasar sebesar 2,70%, inflasi produsen (PPI) sebesar 3,0% yang jauh di atas perkiraan pasar (2,6%), dan meningkatnya pengangguran menjadi 4,2%, membuat pasar ragu bahwa US Fed akan menurunkan suku bunga lagi di pengujung tahun 2024.
- Diturunkannya suku bunga USD oleh the Fed sebesar 25 bp (basis poin) Rabu (18/12), dan dot plot 2025 yang memproyeksikan hanya 2 kali penurunan suku bunga US, menggambarkan ketidakpastian global di tahun 2025.
- Di lain pihak, Bank Indonesia juga mempertahankan BI Rate di level 6% pada Rabu, 18 Desember 2024. Pernyataan Gubernur Bank Indonesia yang bernada hawkish (suku bunga tinggi) karena suku bunga USD masih tinggi dan mata uang USD masih kuat, juga menggambarkan tingginya ketidakpastian di tahun 2025.
- Harga saham di BEI masih akan tetap volatile. Butuh waktu agar harga saham kembali ke level tertinggi di atas 7.700. Demikian halnya dengan yield Surat Utang Negara.
- Harga emas diperkirakan akan volatile. Nilai emas “tarik-menarik”, antara masih akan tingginya suku bunga USD yang menahan kenaikan harga emas, dan situasi ketegangan politik yang masih tinggi di Rusia-Ukraina dan Israel-Hamas, serta Hizbullah-Iran.
Rekomendasi
- Untuk jangka pendek, investor disarankan untuk tetap berinvestasi di reksa dana pasar uang karena masih memberikan return lebih tinggi dari bunga deposito.
- Untuk jangka panjang, tetaplah berinvestasi di reksa dana berbasis saham secara rutin. Harga-harga saham dalam jangka panjang memberikan return yang lebih tinggi dibanding bunga deposito.
- Pengambilalihan kekuasaan di Syria & ketidakstabilan politik di Korea Selatan menambah ketidakpastian global. Ini membuat permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven menjadi semakin layak untuk menjadi portofolio lindung nilai.
- Tetaplah berinvestasi secara rutin untuk mencapai tujuan. Pilih produk reksa dana yang sesuai dengan profil risiko masing-masing.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), anak perusahaan PT Mercato Digital Asia, yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018.
PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam).
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. Meskipun demikian, PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian, kelalaian, atau kerugian apapun dari penggunaan tulisan ini.
