IHSG Menguat 0,12% di Hari Rabu (27/12) Setelah Libur Panjang
IHSG ditutup naik 0,12% ke posisi 7.245,92 pada hari Rabu (27/12) kemarin setelah libur panjang natal.
Hingga saat ini, IHSG masih bertahan di level psikologis 7.200. Kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp11.705,64 triliun dengan volume saham yang diperdagangkan sejumlah 17,55 miliar unit.
Secara keseluruhan, nilai transaksi tercatat sebanyak Rp10,49 triliun.
Sejumlah saham berkapitalisasi pasar besar ikut mendorong laju IHSG. Beberapa contohnya adalah saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang naik 0,54% ke level 9.375, PT Chandra Asri Petrochemical (TPIA) yang naik 2,14% ke level 6.000, PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) yang naik 2% ke 7.650, dan PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) yang naik 0,42% ke posisi 6.000. (Sumber: Data Indonesia)
Berikut adalah data indeks saham per 27 Desember 2023.
Dinamika Aliran Modal Asing pada Minggu Ketiga Desember 2023
Pada hari Jumat (22/12) lalu, Bank Indonesia merilis berita bahwa berdasarkan data transaksi pada tanggal 18–21 Desember 2023, investor asing (non-resident) mencatatkan pembelian bersih sebesar Rp6,37 triliun di pasar keuangan domestik.
Rinciannya meliputi penjualan bersih sebesar Rp0,12 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), pembelian bersih sebesar Rp1,52 triliun di pasar saham, dan pembelian bersih sebesar Rp4,97 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Secara keseluruhan, selama tahun 2023, berdasarkan data setelmen hingga tanggal 21 Desember 2023, investor asing tercatat melakukan pembelian bersih sebesar Rp81,40 triliun di pasar SBN.
Selain itu, investor asing juga tercatat melakukan penjualan bersih sebesar Rp11,61 triliun di pasar saham. Lalu, investor asing juga melakukan pembelian bersih sebesar Rp52,81 triliun di SRBI. (Sumber: Bank Indonesia)
Dow Jones Industrial Average Melonjak 0,30%
Saham-saham AS menguat setelah penutupan pada hari Rabu (27/12) kemarin. Penyebabnya adalah kenaikan di sektor barang konsumsi, kesehatan, dan keuangan. Kenaikan ini mendorong peningkatan harga saham.
Pada penutupan NYSE, indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,30% ke 37.656,52, mencapai rekor tertinggi baru sepanjang masa. Sementara itu, indeks S&P 500 naik 0,14%, ke 4.781,58 dan indeks Komposit NASDAQ bertambah 0,16% ke 15.099,18.
Yield Obligasi 10 Tahun AS Mencapai Level Terendah dalam 22 Minggu
Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun, alias US Treasury tenor 10 tahun, turun ke level terendah dalam 22 minggu di 3,79%.
Selama 4 minggu terakhir, imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun AS turun 54,90 basis poin dan dalam 12 bulan terakhir turun 9,90 basis poin. (Sumber: Trading Economics)
Berikut adalah data yield obligasi per tanggal 27 Desember 2023.
Harga Emas Terus Menunjukkan Kenaikan
Harga emas terus mengalami penguatan menjelang tutup tahun 2023.
Pada hari Rabu (27/12) kemarin, pasar spot emas membuka perdagangan dengan kenaikan, melanjutkan tren positif selama tiga hari perdagangan sebelumnya.
Kenaikan ini sejalan dengan ekspektasi pelaku pasar terkait potensi pemangkasan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed) pada awal tahun 2024.
Suku bunga yang lebih rendah cenderung meningkatkan daya tarik emas, terutama emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil. Selain itu, suku bunga yang rendah dapat melemahkan mata uang AS, membuat emas yang dihargai dalam dolar menjadi lebih menarik bagi investor yang memegang mata uang lain.
Meskipun demikian, harga emas sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga AS. Apabila sewaktu-waktu suku bunga AS meningkat, nilai dolar dan imbal hasil US Treasury akan menguat sehingga tak menguntungkan bagi emas.
Menguatnya nilai dolar akan membuat emas sulit dibeli sehingga permintaan turun. Selain itu, emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil dari US Treasury dapat membuat emas kurang menarik di mata investor.
Namun, suku bunga yang lebih rendah akan menurunkan nilai dolar AS dan imbal hasil US Treasury. Hal ini akan mengurangi biaya kesempatan (opportunity cost) dari memegang emas. Oleh karena itu, emas menjadi lebih menarik untuk dikoleksi (Sumber: CNBC Indonesia)
Komentar dan Rekomendasi:
- Data indikator keuangan terbaru dari negara-negara besar menunjukkan perbaikan yang signifikan, terutama inflasi dan yield obligasi. Dalam hal ini, negara emerging seperti Indonesia sangat bergantung pada indikator ekonomi negara lain, terutama Amerika Serikat. Inflasi di AS menunjukkan penurunan dan mendekati level 2% yang diinginkan oleh US Federal Reserve dan akan menjadi dasar untuk menurunkan suku bunga. Pasar, termasuk pasar obligasi dan saham Indonesia, sudah mulai bereaksi. Sebagai contoh, yield Surat Utang Negara (SUN) 10 tahun, meski masih volatil, kini telah menunjukkan penurunan ke level 6,6% dari rentang 6,8%.
- Ini saat yang baik untuk berinvestasi atau menambah alokasi investasi ke reksa dana berbasis obligasi, yaitu reksa dana pendapatan tetap.
- Bagi investor agresif yang bersedia menghadapi volatilitas harian, investasi di reksa dana saham, reksa dana indeks saham, dan reksa dana campuran dapat diandalkan untuk mengakselerasi pertumbuhan aset, terutama untuk jangka waktu 1 tahun ke atas.
- Harga emas diperkirakan terus naik dengan pertimbangan bawa tingkat bunga AS akan turun. Oleh karena itu, emas dapat dijadikan instrumen investasi jangka panjang. Terlebih, statistik menunjukkan bahwa harga emas melampaui inflasi.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), memperoleh izin dari dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana.
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy, namun PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian tulisan ini atau kelalaian dari atau kerugian apapun yang diakibatkan dari penggunaan tulisan ini. Pendapat yang diungkapkan dalam tulisan ini adalah pandangan kami saat ini dan dapat berubah setiap saat tanpa pemberitahuan. Pembaca tulisan ini diwajibkan membaca prospektus dan memahami produk yang akan dibeli atau dijual sebelum melakukan transaksi pembelian dan/atau penjualan. Kinerja masa lalu tidak menjamin kinerja yang akan datang.