IHSG Berhasil Sentuh Level 7.300
IHSG ditutup menguat 0,8% ke posisi 7.303,88, berhasil menyentuh level psikologis 7.300 pada hari ini. Transaksi harian IHSG mencapai sekitar Rp9 triliun, melibatkan sekitar 17 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 879.875 kali.
Secara keseluruhan, sebanyak 307 saham terapresiasi, 210 saham terdepresiasi, dan 248 saham stagnan. Sektor properti menjadi penopang terbesar IHSG di akhir perdagangan hari ini, yakni mencapai 2,38%.
Selain itu, sejumlah saham juga berperan sebagai penopang bagi IHSG di akhir perdagangan hari ini. BBRI naik 1,78% menjadi 5.725, BMRI naik 2,08% menjadi 6.125, dan BBNI naik 1,42% menjadi 5.350.
Lebih lanjut, IHSG kembali “cerah” di tengah derasnya aliran dana investor asing yang masuk ke pasar keuangan Indonesia dalam beberapa hari terakhir.
Inflow (uang yang masuk ke BI melalui kegiatan penyetoran) asing telah berlangsung selama enam pekan berturut-turut dengan total pembelian bersih lebih dari Rp40 triliun, termasuk lebih dari Rp25 triliun di Surat Berharga Negara (SRBI).
Pengaruh positif dari sentimen inflow asing ini menciptakan likuiditas yang melimpah di pasar saham, membangun kepercayaan pelaku pasar domestik.
Masuknya dana asing didukung oleh pasar negara berkembang yang masih memiliki ruang pertumbuhan yang besar di tengah kemungkinan era suku bunga tinggi akan perlahan dipangkas. (Sumber: CNBC Indonesia)
Bukti Nyata Berlangsungnya Window Dressing
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan reli panjang selama dua bulan terakhir. Reli ini juga menjadi pertanda bahwa aktivitas “belanja” akhir tahun para manajer investasi untuk mempercantik portofolio (window dressing) sedang berlangsung.
Mengutip data perdagangan, setelah 10 bulan bergerak sideways (stagnan), IHSG akhirnya melonjak dan mencatatkan reli panjang di akhir tahun. Sejak 1 November 2023 hingga penutupan perdagangan 28 Desember kemarin, IHSG tercatat telah melonjak 8,2% dan mencatatkan rekor tertinggi tahun ini.
Tahun ini, sebagian besar pertumbuhan IHSG ditopang oleh IPO blockbuster yang membawa para pemiliknya masuk jajaran taipan terkaya di Indonesia. Tiga saham IPO tahun ini tercatat masuk dalam 10 emiten utama penggerak (movers) IHSG.
Barito Renewables (BREN) dan Amman Minerals Internasional (AMMN) menjadi dua teratas emiten dengan kontribusi terbesar atas pergerakan IHSG, dengan Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) mengekor di posisi ketujuh.
Reli akhir tahun yang ditengarai ditopang oleh aksi window dressing sebagian besar terjadi pada emiten blue chip dengan fundamental baik dan valuasi yang terjangkau.
Selain emiten milik Prajogo dan tambang Grup Salim yang telah mengalami kenaikan signifikan, emiten dengan kapitalisasi jumbo juga mencatatkan kenaikan harga saham yang signifikan menjelang akhir tahun ini.
BBRI, misalnya, melonjak sebesar 16,46% sejak 1 November 2023 hingga kemarin, BBNI mengalami kenaikan sebesar 9,44%, BBCA sebesar 9,10%, TLKM sebesar 8,84%, dan BMRI serta BYAN masing-masing mencatat kenaikan sebesar 6,19% selama periode yang sama. (Sumber: CNBC Indonesia)
Kinerja Reksa Dana Pendapatan Tetap Meningkat Tajam Dalam Sebulan Terakhir
Meningkatnya harapan akan penurunan suku bunga AS (saat ini 5,25%-5,50%), yang kemungkinan diikuti oleh penurunan BI Rate (saat ini 6,0%), telah mengakibatkan penurunan yield obligasi rupiah atau kenaikan harga obligasi rupiah. Hal ini telah membuat kinerja reksa dana pendapatan tetap naik cukup signifikan dalam 1 bulan terakhir.
Seluruh reksa dana pendapatan tetap yang ada di tanamduit juga naik signifikan sesuai perkiraan. Berikut adalah Top 5 Reksa Dana Pendapatan Tetap dengan kinerja terbaik selama satu bulan, per NAB 28 Desember 2023 di tanamduit:
Jumlah Klaim Tunjangan Awal Pengangguran Penduduk AS Mulai Meningkat
Berdasarkan data yang dirilis pada hari Kamis (28/12) lalu, jumlah penduduk Amerika Serikat yang mengajukan klaim awal tunjangan pengangguran meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja terus melemah pada kuartal keempat 2023.
Lebih lanjut, data klaim pengangguran menunjukkan narasi yang konsisten mengenai perlambatan pengangguran dalam beberapa bulan terakhir, meski PHK masih terbatas. Kendati demikian, keyakinan investor semakin meningkat bahwa US Fed akan segera menurunkan suku bunga pada tahun 2024.
Selain itu, investor juga telah meningkatkan taruhannya terhadap penurunan suku bunga Federal Reserve secara cepat pada tahun depan.
Goldman Sachs memperkirakan tiga pemotongan berturut-turut sebesar 25bp (basis poin) pada bulan Maret, Mei, dan Juni, diikuti oleh satu pemotongan per kuartal hingga suku bunga dana mencapai 3,25-3,5% pada kuartal ketiga tahun 2025. Goldman menyiratkan 5 pemotongan pada tahun 2024 dan 3 pemotongan lagi pada tahun 2025.
Komentar dan Rekomendasi:
- Data indikator keuangan terbaru dari negara-negara besar menunjukkan perbaikan yang signifikan, terutama inflasi dan yield obligasi. Dalam hal ini, negara emerging seperti Indonesia sangat bergantung pada indikator ekonomi negara lain, terutama Amerika Serikat. Inflasi di AS menunjukkan penurunan dan mendekati level 2% yang diinginkan oleh US Federal Reserve dan akan menjadi dasar untuk menurunkan suku bunga. Pasar, termasuk pasar obligasi dan saham Indonesia, sudah mulai bereaksi. Sebagai contoh, yield Surat Utang Negara (SUN) 10 tahun, meski masih volatil, kini telah menunjukkan penurunan ke level 6,6% dari rentang 6,8%.
- Ini saat yang baik untuk berinvestasi atau menambah alokasi investasi ke reksa dana berbasis obligasi, yaitu reksa dana pendapatan tetap.
- Bagi investor agresif yang bersedia menghadapi volatilitas harian, investasi di reksa dana saham, reksa dana indeks saham, dan reksa dana campuran dapat diandalkan untuk mengakselerasi pertumbuhan aset, terutama untuk jangka waktu 1 tahun ke atas.
- Harga emas diperkirakan terus naik dengan pertimbangan bawa tingkat bunga AS akan turun. Oleh karena itu, emas dapat dijadikan instrumen investasi jangka panjang. Terlebih, statistik menunjukkan bahwa harga emas melampaui inflasi.
Yuk, investasi sekarang di tanamduit!
DISCLAIMER:
Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), memperoleh izin dari dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana.
Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy, namun PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian tulisan ini atau kelalaian dari atau kerugian apapun yang diakibatkan dari penggunaan tulisan ini. Pendapat yang diungkapkan dalam tulisan ini adalah pandangan kami saat ini dan dapat berubah setiap saat tanpa pemberitahuan. Pembaca tulisan ini diwajibkan membaca prospektus dan memahami produk yang akan dibeli atau dijual sebelum melakukan transaksi pembelian dan/atau penjualan. Kinerja masa lalu tidak menjamin kinerja yang akan datang.