Beranda » belajar » Tanamduit Outlook » tanamduit Breakfast News: 29 Oktober 2024

tanamduit Breakfast News: 29 Oktober 2024

oleh | Okt 29, 2024

tanamduit menawarkan investasi AMAN dengan return atau imbal hasil lebih tinggi dari bunga deposito. Sebelum berinvestasi, kenali kondisi market update dan strategi investasinya melalui penjelasan berikut.

Ringkasan Market Update:

› Senin (28/10), IHSG turun 4 hari beruntun.
Rupiah masih tren melemah karena ketidakpastian akan hasil Pemilu November.
Harga SUN melemah Senin (28/10).
Harga emas dunia turun tipis karena serangan balasan Israel ke Iran tidak setinggi yang diperkirakan.
Berikut adalah data-data indeks saham, nilai tukar mata uang, harga komoditas, dan yield obligasi per 28 Oktober 2024:
Market update 29 Oktober 2024

IHSG Masih Trend Turun

IHSG mengalami penurunan hari ke 4 beruntun hari Senin (28/10) yang turun 60,03 poin atau -0,76% ke7.634,63. Nilai transaksi tercatat Rp9,59 triliun dan investor asing masih melakukan transaksi net sell, kali ini sebesar Rp250 miliar.

Penurunan IHSG dipicu oleh kekhawatiran semakin meluasnya perang di Timur Tengah setelah Israel melakukan serangan ke kota Teheran hari Sabtu yang lalu.

Pasar khawatir Iran akan melakukan seranganbalasan dan beberapa negara lain ikut terlibat dalam peperangan tersebut.

Penyebab lainnya adalah faktor dalam negeri, Dimana Bursa Efek Indonesia (BEI) akan melakukan evaluasi mayor dan minor ataurebalancing untuk delapan indeks, diantaranya IDX30, LQ45, IDX80, KOMPAS100, PEFINDO25, BISNIS-27, MNC36, dan SMinfra18.

Adapun rebalancing ini akan berlaku untuk periode 1 November 2024-31 Januari 2025. Beberapa saham akan dikeluarkan dari indeks-indeks tersebut dan akan digantioleh saham-saham lain sehingga menyebabkan harga saham menjadi volatile. (CNBC Indonesia, tanamduit)

Rupiah Masih Trend Melemah Terhadap US Dollar

Rupiah melanjutkan pelemahan Senin (28/10) yang turun sekitar 0,50% terhadap US Dollar ke level Rp15.720 per US Dollar.

Pelemahan Rupiah dipengaruhi oleh ketidakpastian dari hasil Pemilu di AS di bulan November yang akan datang. Seandainya Trump terpilih menjadi Presiden AS yang cenderung akan menerapkan kebijakan fiskal yang longgar dan inflationary, inflasi terhambat turun dan US Dollar menguat.

Bank Indonesia diperkirakan akan sangat berhati-hati dalam menurunkan bunga acuan BI Rate seandainya US Fed menurunkan suku bunga USD di bulan November mendatang.

Pertimbangan Bank Indonesia adalah kekhawatiran Rupiah semakin melemah. Pelaku pasar mencermati Bank Indonesia menaikkan suku bunga Sertifikat Rupiah Bank Indonesia (SRBI) ke 7% minggu yang lalu. (CNBC Indonesia)

Harga Surat Utang Negara Melemah Senin Kemarin

Harga Surat Utang Negara (SUN) mengalami pelemahan pada sesi perdagangan Senin kemarin, ditandaidengan naiknya yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0101) sebesar 8 basis poin menjadi 6,64%, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0100) naik sebesar 11 basis poin ke level 6,80%. Indeks obligasipemerintah Indobex Government juga menunjukkan penurunan sekitar 0,21% di hari Szenin kemarin.

Nilai transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp11,7 triliun, lebih rendah dari hari sebelumnyaRp12,8 triliun. FR0100 dan FR0103 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing-masing sebesar Rp3,6 triliun dan Rp1,8 triliun.

Sementara itu, nilai transaksi obligasi korporasisecara outright tercatat sebesar Rp793,6 miliar. (BNI Sekuritas, PHEI)

Harga Emas Turun Tipis

Emas merosot ke sekitar USD2.740 per ons pada hari Senin (18/10), tertekan oleh menurunnya dayatarik aset safe haven. Penurunan ini menyusul serangan Israel terhadap Iran selama akhir pekan, yang lebih terkendalidari yang diantisipasi oleh pasar.

Pesawat-pesawat Israel menargetkan lokasi militer di seluruh Iran pada hari Sabtu, menghindari penyerangan fasilitas minyak dan nuklir, dan Teheran tidak segera bersumpahuntuk menanggapi.

Pasar sekarang menunggu dan mencermati Pemilu di AS. Jika Trump memenangkan Pemilu, maka pasar melihat potensi kebijakan fiskal yang longgar dan inflationary.

Hal ini dapat meningkatkan ketidakpastian global. Namun, situasi tersebut dapat menguntungkan posisi emas sebagai aset safe haven. (Trading Economics)

Ulasan

  • Pergerakan harga saham Indonesia masih sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, antara lain data ekonomi AS yang menjadi sinyal perubahan suku bunga USD yang akan berpengaruh pada suku bunga Rupiah dan nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar, perkembangan ekonomi China yang menjadi tujuan ekspor terbesar Indonesia serta perkembangan ketegangan politik di Timur Tengah yang semakin memanas.
  • US Fed diperkirakan akan menurunkan lagi suku bunganya di bulan November paling tidak sebesar 25 bps dan pasar berharap Bank Indonesia mengikutinya dengan menurunkan BI Rate yang dapat menurunkan bunga bunga pinjaman.
  • Penurunan suku bunga ini akan berdampak positif terhadap kinerja emiten saham, termasuk di Indonesia. Trend kenaikan IHSG diperkirakan akan terus naik meskipun dengan perjalanan volatile.
  • Harga emas diperkirakan masih akan naik karena selain bunga USD yang akan turun juga karena ketidakpastian global dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan Eropa Timur yang meningkat.

      Rekomendasi

      • Untuk jangka pendek, investor disarankan untuk tetap berinvestasi di reksa dana pasar uang karena masih memberikan return lebih tinggi dari bunga deposito.
      • Untuk jangka menengah dan panjang,  pertimbangkan untuk mengakumulasi reksa dana saham dan indeks saham. Hal ini karena turunnya suku bunga US dan meningkatnya investor global mengalokasikan investasinya ke emerging countries, termasuk ke Indonesia, dan ini akan mendorong naiknya harga-harga saham di Bursa Efek Indonesia. Apalagi, saat US Fed masih akan meneruskan penurunan suku bunga di sisa tahun 2024 sebesar 50 bps, tahun 2025 sebesar 100 bps dan tahun 2026 sebesar 50 bps.
      • Harga emas sudah berada di puncak tertinggi dan volatile. Dalam jangka menengah dan jangka panjang, harga emas diperkirakan masih akan naik karena beberapa bank sentral masih melakukan pembelian emas untuk diversifikasi risiko karena ketidakpastian global, baik dalam hal perekonomian maupun geopolitik yang masih memanas.
      • Emas dapat dipertimbangkan untuk menjadi portfolio investasi untuk jangka menengah dan panjang.
      • Tetaplah berinvestasi secara rutin untuk mencapai tujuan keuangan. Pilih produk reksa dana yang sesuai dengan profil risiko masing-masing.
      • Emas dapat dipertimbangkan untuk investasi jangka panjang karena nilai emas selalu mengalahkan inflasi.

      Yuk, investasi sekarang di tanamduit!

      DISCLAIMER:

      Tulisan ini dibuat dan diterbitkan oleh PT Star Mercato Capitale (tanamduit), anak perusahaan PT Mercato Digital Asia, yang telah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan sebagai Agen Penjual Efek Reksa Dana dengan nomor KEP-13/PM.21/2017 serta menjadi mitra distribusi SBN dari DJPPR – Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan nomor S-363/pr/2018 dan dari SBSN dengan nomor PENG-2/PR.4/2018.

      PT Mercato Digital Asia telah terdaftar pada Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) dengan nomor: 005445.01/DJAI.PSE/07/2022 dan bekerja sama dengan PT Cipta Optima Digital (emasin) untuk produk Koleksi Emas dan PT BPRS ATTAQWA (BPRS Attaqwa) dalam menyediakan produk Tabungan Emas 24 Karat produksi emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam).

      Tulisan ini bersumber dari berbagai informasi tertulis dan visual yang terpercaya dan tersebar luas baik yang disediakan secara digital maupun hardcopy. Meskipun demikian, PT Star Mercato Capitale tidak dapat menjamin keakurasian dan kelengkapan data dan informasinya. Manajemen PT Star Mercato Capitale beserta karyawan dan afiliasinya menyangkal setiap dan semua tanggung jawab atas keakurasian, kelalaian, atau kerugian apapun dari penggunaan tulisan ini.

      tanamduit Team

      tanamduit Team

      tanamduit adalah aplikasi penyedia beragam produk investasi reksa dana, emas, Surat Berharga Negara (SBN), dan asuransi yang telah berizin dan diawasi oleh OJK.

      banner-download-mobile